-Twenty-

45 7 3
                                    

"Helloooow" Ucap seseorang disebelahku.

"What Kai?" Tanyaku pada Kailyn.

"Sejak tadi kamu tidak berhenti menatap pasangan yang baru saja masuk ke restaurant ini. Ada apa dengan mereka? Apa kau kenal dengan mereka?" Tanya Kai.

Ah ya, aku baru teringat, kalau yang masuk tadi hanya sekedar pasangan biasa, tapi entah mengapa yang ada di pikiranku itu adalah Harry dan seorang perempuan yang tak ku kenal. 

"Seriously Nat, for the second time kamu hanya melamun." Ujar Kai, menyadarkanku.

"Sorry Kai, uhm.. tidak aku tidak mengenali mereka, hanya saja mereka terlihat cocok berdua." Jawabku berbohong.

"What's wrong with you gurl? Kamu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kalau kamu mau menceritakan sesuatu, you can tell me. I'm your best friend." Ujarnya tersenyum sambil merangkulku.

"Nothing, aku hanya kurang sehat saja sepertinya." Lagi-lagi aku berbohong.

"Nat! you should call Austin. Daritadi ia belum sampai." Ujar Brooklyn mengagetkanku.

"Austin? Who's Aus.." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, aku teringat kalau mereka semua masih mengenali Harry dengan nama samarannya, yaitu Austin. Kecuali Niall and Kailyn.

"Yeah, you're right." Aku langsung melanjutkan kalimatku karena Brooklyn tampak kebingungan.

To: Harry

"Hey Harold, where are you? we're all waiting for you at The Ledbury."

Aku langsung mengirim pesan itu kepada Harry.

"Aku sudah mengirim pesan kepadanya." Ucapku kepada Brooklyn. Ia hanya mengangguk.


Harry's POV:

Ketika aku baru saja ingin turun dari mobil, aku menerima pesan dari Natasha. 

"Hey Harold, where are you? we're all waiting for you at The Ledbury."

Mataku seketika langsung melebar setelah membaca pesan dari Natasha. Aku pikir ia tidak ikut, kalau begini caranya, rencanaku yang telah kususun dari awal bisa kacau berantakan. Kalau aku tahu Natasha juga ikut, aku akan mengajak kakakku Gemma agar Natasha merasa cemburu. Dan lebih parah nya lagi, Brooklyn juga ada di makan malam bersama ini. Bodohnya aku.

Tiba-tiba ide gila terlintas di kepalaku.

To: Niall H.

"Hey mate, maaf aku tidak bisa datang ke The Ledbury karena harus mengantarkan kakakku ke bandara. Tolong bilangin juga ke Natasha, aku titip pesan ya. I trust u bro"

Ya, aku mengirim pesan kepada Niall. Berbohong lagi. Sejujurnya, aku tidak suka terus-terusan berbohong seperti ini. Tapi yeah, kamu sudah tahu alasannya mengapa aku bertindak bodoh seperti ini.


Niall's POV:

Saat kita semua sedang tertawa, tiba-tiba hp ku bergetar, menandakan ada pesan masuk. 

Ternyata pesan itu dari Harry. "WHAT? Ia tidak bisa datang, dan baru memberitahuku sekarang? How dare him? Kalau tahu begini, kan aku bisa makan daritadi." Batinku kesal. Tapi menurutku ada sesuatu yang tidak beres terjadi padanya, karena Harry tidak pernah memberitahukan berita mendadak kalau tidak terjadi suatu masalah.

"Guys, aku permisi ke toilet dulu ya, brb" Ucapku kepada yang lain, dan langsung meninggalkan mereka semua yang sedang berbincang-bincang.

Di toilet aku berniat untuk menelfon Harry, tapi sebaiknya aku menelfon ia diluar. 

Mr. StylesWhere stories live. Discover now