" keluarga itu tak semua tentang sedarah "
– Haidar
•
•
•
•happy reading
••••• •••••
Hari menjelang sore ketika Haidar dan teman-temannya tiba di depan rumah kos yang menjadikan tujuan mereka. Rumah itu terlihat sederhana namun terawat dengan baik, terdiri dari dua lantai yang tampak cukup luas. Mereka merasa lega karena akhirnya menemukan tempat yang cocok untuk di tempati selama mereka berkuliah.
"Assalamualaikum, permisi," ucap Haidar dengan sedikit keras, berharap agar ada orang di dalam rumah itu yang keluar.
Tak kunjung mendapatkan jawaban, dengan langkah hati-hati, mereka memasuki rumah kos tersebut.
"Punten Pak, Bu, ada orang kagak!!?" teriak Praja, membuat mereka sedikit terkejut. Haidar menatap sinis pada Praja yang hanya tersenyum cengengesan.
"Waalaikumussalam, sebentar," terdengar jawaban dari dalam. Asha yang masih digendong oleh Haidar memilih untuk turun, dan tak lama kemudian seorang wanita yang sudah berumur keluar dengan daster dan hijab yang ia kenakan.
"Ada apa, nak? Kok ramai datang kesini?" tanya ibu itu dengan lembut.
"Begini Bu, menurut Daddy saya, disini tersedia kosan. Apa benar, Bu?" jawab Eril.
"Ah, iya, disini memang ada kosan. Mari masuk, nak," ajak ibu itu sambil tersenyum.
"Aku nggak ikut deh, kotor soalnya," ucap Asha dengan sedikit cemberut.
"Ayo, nak, ikut ibu bersih-bersih di sini saja. Kasian neng kalau lama-lama pakai baju kotor, takutnya sakit," kata ibu itu sambil mengajak Asha.
"Mari, nak, masuk saja, lihat-lihat dulu," ajak ibu itu sambil menggenggam tangan Asha, menuntunnya menuju kamar mandi. Dengan hati-hati, mereka memasuki rumah berlantai dua itu.
Di lantai pertama, mereka disambut dengan ruang tamu yang nyaman dan terang benderang. Di sudut ruangan terdapat sofa yang empuk dan meja kecil berisi beberapa buku dan tanaman hias. Ada lima kamar yang tersedia di sana, membuat mereka merasa senang melihat ruangan yang bersih dan rapi, memperkuat keyakinan bahwa ini adalah tempat yang tepat untuk tinggal.
Setelah melihat-lihat ruang tamu, mereka melanjutkan eksplorasi ke lantai dua. Di lantai atas, terdapat enam kamar tidur yang terbuka untuk disewa. Setiap kamar dilengkapi dengan tempat tidur, lemari pakaian, dan meja kecil. Mereka merasa puas dengan kondisi kamar-kamar tersebut, dan semakin yakin bahwa ini adalah tempat yang mereka cari selama ini.
merasa cukup untuk melihat-lihat Mereka duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu, bertemu kembali dengan pemilik kos dengan Asha yang berjalan di sampingnya dan ikut duduk di sofa berhadapan dengan mereka.
"Sebelumnya, perkenalkan nama saya, Ibu Jamilah Rosediq. Saya tinggal bersama suami dan kedua anak lelaki. Rumah saya tidak jauh dari sini, hanya beberapa melewati beberapa rumah saja dari sini. kebetulan saya berada disini baru saja selesai membersihkan kosan ini," ucap Ibu Jamilah dengan ramah.
Mereka semua mengangguk dan mulai memperkenalkan diri satu per satu. Dengan senyum yang ramah, Ibu Jamilah mulai menjelaskan detail mengenai fasilitas yang tersedia, aturan-aturan yang harus diikuti, dan biaya sewa yang harus dibayarkan setiap bulan. Merasa cocok dan nyaman dengan kosan ini, mereka segera menyetujui untuk menyewa kamar-kamar yang tersedia di sana.
"Untuk pembayaran, kalian tenang saja. Bisa dilakukan hari ini atau nanti ketika kalian sudah mulai menempati kosan ini," jelas Ibu Jamilah.
"Ibu, kalau bisa, kami transfer sebagai DP dulu bagaimana?" ucap Coco dan Eril bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
kosan mulfand galaxy
Teen Fictionkosan mulfand galaxy yang terdiri dari dua lantai ini berisi kesebelas mahasiswa dengan tingkah ajaib mereka, jangan lupakan sifat dan sikap setiap orang nya mampu memberikan warna di kosan ini. kosan atas yang di tempati oleh tujuh mahasiswa canti...