Naruto x Kaguya.
Seperti air.
Apakah akan mengalir dengan tenang sampai tujuan atau terjebak dalam genangan lalu meresap hilang dan hanya meninggalkan bekas kenangan.
.
.
.
Disclaimer Masashi Kishimoto.
Beberapa pict bersumber dari pinterest juga...
"Dewi! Aduh maaf banget aku salah ngasih titik, kamu malah jadi nyasar dulu ke rumah aku."
Kaguya tersenyum setengah meringis ketika dirinya dan Naruto masuk ke dalam ruangan rias pengantin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rias yang nampak cantik dalam balutan kebaya putih dengan kain batik berwarna coklat sebagai bawahannya itu berjalan dengan hati-hati untuk menyambut kedatangan mereka.
Kaguya dan Naruto sempat mengalami sedikit hambatan ketika hendak berangkat menuju gedung tempat acara berlangsung.
Mereka sebenarnya sudah tiba di Jogja dari kemarin sore, satu hari lebih awal sebelum acara pernikahan Rias dan memutuskan untuk menginap barang semalam di Hotel dekat stasiun untuk beristirahat. Kemudian pagi harinya mereka berangkat menggunakan taxi online dengan titik alamat yang dishare langsung oleh Rias, yang ternyata malah menuju komplek perumahan tempat tinggal Rias. Kaguya sendiri tidak banyak bertanya karena dia sempat mengira jika acaranya memang benar-benar di situ.
"Hahah gak papa Ri untung aja gak jauh jadi aku gak ketinggalan buat liat acara akad kamu." ucap Kaguya lantas melebarkan lengannya ketika Rias merongrong maju untuk berpelukan.
Sedangkan di sisi Naruto, laki-laki itu hanya tersenyum mengangguk sambil menyalami beberapa ibu-ibu yang ada di ruang rias pengantin itu.
"Kan kan! emang gak salah aku pilih kainnya. Cocok banget di kalian berdua." ucap Rias saat melepaskan pelukannya dan memperhatikan penampilan Kaguya serta laki-laki jangkung yang dia yakini adalah Naruto itu dengan anggukan kepala tanda puas.
Kaguya hanya tersenyum dalam diam, agaknya dia bingung untuk menjawab pertanyaan Rias barusan hingga tiba-tiba sahabatnya itu menepuk pelan kedua bahunya, dengan padangan yang justru mengarah kebelakang.
"Naruto, aku titip sahabat aku ini ya. Aku do'ain biar kalian cepet nyusul."
Membeliak, Kaguya terkejut mendengar ucapan Rias.
"Aamiin."
Dan jantungnya serasa berhenti saat itu juga ketika mendengar Naruto dengan ringannya menanggapi perkataan sahabatnya itu.
. . .
Berada di tengah-tengah acara pernikahan memang selalu membuat Kaguya merasa terpukau.
Binar kebahagiaan dari pengantin di atas pelaminan, dekorasi warna-warna cantik yang menghiasi seisi ruangan. Menikmati makanan yang tersaji lalu wajah-wajah hangat para kerabat pun para tamu undangan.
Bagai menjadi Raja dan Ratu sehari, itulah kiasan yang sering Kaguya dengar untuk menggambarkan dua mempelai pengantin dan segala kebahagiaannya.
Baginya itu semua menjadi keistimewaan tersendiri. Hingga lengkung senyum itu tak sedetik pun luntur di wajah Kaguya.
Namun itu justru berbanding terbalik dengan raut wajah Naruto yang menunjukkan tanda-tanda suntuk. Nampak dari kelopak matanya yang sedikit turun.