03

755 71 13
                                    

Sinar mentari yang mulai menyorot ke celah-celah jendela, bersamaan dengan dering ponsel yang terus berbunyi sedari tadi semakin membuat sang penghuni kamarnya cukup terganggu.

"eughhh" perempuan cantik itu melenguh pelan seraya mengerjapkan matanya perlahan, menatap langit-langit ruangan favoritnya.

"siapa sih pagi-pagi udah ganggu" monolognya seraya meraih ponsel di nakasnya.

Calisa memicingkan matanya ketika berusaha membaca nama kontak yang tertera diponselnya.

Arlian is calling...

"nih orang pagi-pagi ngapain sih" kesalnya.

Calisa pun bangkit dari tempat tidurnya seraya mengangkat telepon tersebut.

"selamat pagi tuan putri" sapa seseorang dari seberang sana.

"lo ngapain sih pagi-pagi udah ganggu?" omel Calisa.

"kamu baru bangun, Cal?" bukannya menjawab, Arlian malah tertarik untuk bertanya.

"jawab dulu, ngapain pagi-pagi udah telepon? ganggy tau gak sih?"

"sengaja, saya tidak suka melihat gadis yang tidak disiplin"

"coba lihat jam dinding, sudah pukul berapa Calisa?"

Calisa pun menuruti perintah Arlian, ia membulatkan matanya ketika melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.30.

"anjing" umpatnya tanpa sadar.

"Calisa, mulutmu" tegur Arlian.

"ck diem deh, gue mau mandi" ucap Calisa hendak menutup teleponnya.

"teleponnya jangan ditutup Calisa" ucap Arlian.

"GILA AJA" sentak Calisa.

Calisa dapat mendengar tawa renyah Arlian di seberang sana.

"Cal, coba lihat jendela kamarmu" ucap Arlian.

"buat apa sih?"

"lihat dulu Calisa"

dengan perasaan kesalnya, Calisa pun berjalan ke arah jendela, ia membuka gorden jendela kamarnya, tetapi betapa terkejutnya Calisa ketika melihat seseorang di bawah sana yang sudah bersandar di mobilnya. Orang itu menatap ke arahnya, seraya mengedipkan sebelah matanya.

"ARLIAN LO NGAPAIN?" sentak Calisa. Dapat Calisa lihat, Arlian sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Calisa, tidak usah teriak-teriak, saya tidak tuli" ucap Arlian sedikit kesal.

"ya lo ngapain di sana hah?"

"jemput calon istri, salah kah?"

"mata lo calon istri" Calisa menutup telepon tersebut tanpa mengucapkan satu patah kata apapun lagi..

"CEPAT BERSIAP-SIAP CALISA, SAYA ANTAR KAMU KE KANTOR" teriak Arlian di bawah sana. Calisa hanya membalasnya dengan mengacungkan jari tengahnya, Arlian hanya geleng-geleng melihat tingkah Calisa itu.

Kian menit berlalu, Calisa sudah selesai bersiap-siap, sekilas ia melirik ke arah jendela untuk memastikan apakah Arlian masih ada atau sudah pergi, tapi ternyata Arlian masih setia bersandar di mobilnya.

"ck itu orang ngapain sih astaga" Calisa berdecak kesal seraya keluar dari kamarnya.

Dengan sedikit keraguan dan beberapa pertimbangan, Calisa membuka pintu rumahnya, ia terperanjak kaget ketika di depan pintu tersebut sudah ada Arlian yang berdiri dan tersenyum menyambutnya.

LDR || Love Death RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang