09

523 69 13
                                    

"Jangan membuang-buang waktu saya, Calisa!" ucap Arlian.

"Duduk dulu kali!" ucap Calisa.

Arlian berdecak kesal. Meskipun begitu, dia pun menarik kursinya dan duduk saling berhadapan dengan Calisa.

"Kamu ingin bicara apa?" tanya Arlian to the point.

"Pesan minum atau makan dulu gak sih?"

Ekspresi Arlian terlihat sangat kesal. "Jangan banyak basa-basi, Calisa! Saya tidak mau menghabiskan waktu saya untuk urusan yang tidak penting."

"Astaga sensi amat, gue kan cuma bilang minum atau makan dulu, salah?"

"Kamu punya rencana apa lagi?"

Calisa mengabaikan Arlian yang terus saja mengoceh. Kini Calisa melambaikan tangannya dan memanggil waiters supaya menghampiri mejanya.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya waiters tersebut.

"Saya mau pesan makanan, menu spesial di resto ini apa ya, mbak?" tanya Calisa.

"Mungkin kakak bisa mencoba pasta seafood, kebetulan menu spesial yang best seller di sini itu, kak." Waiters itu menjawabnya cukup ramah.

"Ya sudah itu aja, Mbak. Minumannya jus jeruk aja," ucap Calisa..

"Baik, kak. Em... suami kakaknya mau pesan apa?" tanya waiters tersebut, membuat Arlian yang tengah fokus dengan ponselnya, seketika langsung menoleh.

"Mas, mau pesan apa?" tanya Caliss tiba-tiba. Lagi-lagi, Arlian menatap Caliss terkejut.

"Maaf ya, Mbak, suami saya emang agak introvert," ucap Calisa.

"HEH!!" tegur Arlian.

"Mas mau pesan apa? Samain aja kaya aku?" tanya Calisa.

Arlian hanya berdehem singkat.

"Samain aja, Mbak," ucap Calisa yang membuat waiters itu mengangguk.

Setelah kepergian waiters tersebut, Arlian menatap Calisa tajam.

Calisa mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Maksud kamu apa?" tanya Arlian.

"Maksud gue? Apa? Gak ada maksud apa-apa, orang waitersnya yang bilang lo suami gue, ya udah ladenin aja."

"Lagian gue juga gak malu-maluin kalau jadi istri lo," lanjutnya.

Arlian tak berniat menjawab lagi ucapan perempuan itu. Hingga beberapa menit kemudian, waiters tadi datang dengan nampan yang berisi makanan dan minuman yang Calisa pesan.

"Selamat menikmati!" ucap waiters.

"Terima kasih, Mbak,"balas Calisa.

Arlian dan Calisa pun kini hanya fokus dengan makanannya, tidak ada obrolan di antara mereka berdua, hanya suara dentingan sendok yang terdengar.
Sesekali, Arlian mencuri pandang pada perempuan di depannya itu. Cantik. Itu yang selalu ada dalam pikiran Arlian, setiap kali menatap Calisa.

"Makan, ya makan aja, jangan sambil lihatin gue," celetuk Calisa tiba-tiba, yang membuat Arlian tersedak.

Reflek, Calisa mengambilkan minum untuk Arlian. "Ck, makanya hati-hati kalau makan, jangan sambil mikir kemana-mana," omel Calisa.

"Saya bisa ambil minum sendiri," ketus Arlian.

"Gak tahu terima kasih!" Calisa benar-benar kesal dengan laki-laki di hadapannya itu.

"Terima kasih, Calisa!" ucap Arlian penuh penekanan.

Calisa memaksakan senyumnya. "Sama-sama, Arlian."

LDR || Love Death RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang