3

597 50 16
                                    

Langkah kaki menaiki tangga itu tidak terdengar sama sekali. Seringai lebar keluar dari bibir tipis berjalan dalam keheningan menuju salah satu ruangan yang ada. Pintu coklat sudah di depan mata. Fourth hanya berdiri di depan sana sembari mendengarkan percakapan yang sedang berlangsung di dalam.

Pagi ini ia menyuruh Yinli untuk membawakan sarapan Gemini seperti biasa akan tetapi sesuatu yang janggal terus berputar dibenak. Jadi setelah beberapa saat Yinli masuk Fourth menyusul dengan diam-diam untuk mengetahui setiap gerak-gerik pembantu kesayangannya itu.

Dan di pagi inilah Fourth dapat mengetahuinya. Fourth yakin jika ini semua disebabkan oleh Gemini. Tidak heran jika suara-suara percakapan asing terdengar dari dalam ruangan.

"G-gue bebas, thanks Yinli gue bisa bebas lu bantuin gue,"

"Cepet sebelum Fourth dateng, lu lompat dari jendela ini gue yakin pasti aman."

"Tapi lu gimana? Lu bakalan kena masalah karena bantuin gue, gue takut Fourth nyakitin lu."

"Gak usah pikirin gue yang penting bebas, pergi temuin kakak lu biar gue urus di sini."

Ceklek

Pintu terbuka Fourth masuk dengan seringai lebar di bibirnya menyapa ramah kepada dua orang yang menatap kaget sekaligus takut secara bersamaan. Melihat mata berkilat kebencian dari Gemini dan wajah ketakutan dari Yinli membuat Fourth sangat puas hingga ingin mengabadikannya dalam sebuah potret. Mereka terlihat sangat memusuhi Fourth saat ini membuat Fourth sendiri bingung harus bagaimana.

Di satu sisi kepercayaan Fourth pada Yinli sudah hilang dan di sisi lain itu semua disebabkan oleh Gemini. Tentu saja Fourth tidak bisa membenci Gemini karena ia mencintainya tetapi jika bukan karena Gemini pasti Yinli tidak akan membelot darinya. Iming-iming dan ucapan Gemini berhasil menyentuh hati Yinli.

Ingin sekali Fourth menampar wajah mereka satu per satu akan tetapi ia mengurungkan niat.

"Lihat Yinli udah gak sayang sama gue lagi," ucap Fourth mengusap bawah mata yang tanpa setetes pun air mengalir.

Menunjukkan ekspresi sedih lalu kemudian menatap Yinli yang nampak bimbang. Yinli hendak menghampiri tapi diurungkan karena takut. Fourth diam-diam menyunggingkan senyum kecil.

"Gue nganggap lu kepercayaan gue padahal," lanjutnya.

"F-Fourth..." Yinli menghampiri dengan ragu-ragu. Tangannya hendak menyentuh bahu Fourth akan tetapi sudah lebih dulu ditahan.

Sementara Gemini menatap bimbang antara tetap di sini dan membela Yinli atau pergi sekarang juga melihat kesempatan di belakang mata. Tadi sebelum Fourth masuk Yinli telah membuka jendela untuk jalan kaburnya Gemini. Gemini harus memanfaatkan keadaan sebaik mungkin.

Gemini kali ini akan egois untuk keselamatannya. Dia melirik interaksi antara Fourth dan Yinli kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk segera lari ke arah jendela.

Sayangnya dengan cepat Fourth menyadari hal tersebut hendak berlari menghentikan aksi Gemini tapi Yinli menatap tangannya. Dengan kasar Fourth mendorong tubuh Yinli hingga gadis itu terjatuh dengan luka di lengan tangan.

Fourth menarik diri membiarkan Yinli dan segera menghampiri Gemini yang tengah berusaha keluar dari jendela kecil. Tanpa pikir panjang Fourth menatap lengan dan pinggang sampai pemuda itu meronta meminta dilepaskan. Tangan kanan Gemini meninju rahang Fourth sementara tangan lainnya mendorong tubuh agar dapat bebas.

"Lepasin gue! Arghh sempit banget sih nih jendela, lu gak punya biaya gedhe apa buat bikin jendela baru," omel Gemini meronta tiada henti sembari meninju rahang Fourth. Air mata mengalir di pipi chubby saat merasakan udara dari luar.

Obsesi De Marley || FourthGemini [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang