13

335 32 8
                                    

Kala angin dingin menerpa di setiap dahan pohon Fourth semakin mempercepat laju jeep menuju tempat tujuan. Jaket tebal dengan penutup kepala agar tidak merasakan dingin berlebihan menerpa. Jalanan becek dengan air menggenang tersebut menciptakan aroma setelah hujan di pagi suram ini. Langit begitu gelap tanpa ada cahaya, suara kicau burung terdengar dari satu tempat ke tempat lain.

Keadaan yang tidak memungkinkan untuk pergi ke peternakan itu menjadi mungkin saat ia mendengar suara bungkus plastik di sobek dan aroma khas roti tawar menerpa hidung. Fourth melirik ke kursi penumpang ada Gemini yang memakai kaos putih ditutupi sweater rajut dan syal merah menghiasi, melihat Gemini asik memakan sarapan pagi dengan nikmat sembari melihat jalanan di tepi hutan yang begitu sepi.

Semalam hujan turun begitu lebat sehingga Fourth tidak tenang memikirkan peternakan. Maka di pagi buta Fourth telah siap untuk berangkat tapi Gemini sudah menghadang di depan anak tangga seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada lalu melontarkan beberapa pertanyaan. "Lu mau ke mana jam setengah enam begini?"

Setelah itu Fourth terbangun dari lamunan dan menyadari Gemini sudah duduk anteng di kursi menumpang maka Fourth hanya bisa memberi peringatan dan aturan yang harus ditaati, beruntung Gemini tanpa pikir panjang mengangguk setuju.

Tinggal lima menit lagi untuk dapat sampai ke tempat tujuan sementara itu Fourth melirik Gemini yang tidak bisa berdiam diri. Anak tersebut mengambil kopi hangat di dalam sebuah botol aluminium. Aroma kopi arabica begitu nikmat menyapa salah satu panca indera Fourth. Kala berkedip untuk ke sekian kalinya Fourth mendapati sudah berada di area parkir dengan Gemini berusaha turun dari jeep.

Semua terasa aneh, Fourth merasa baru per sekian detik menghirup aroma nikmat kopi kemudian tersadar jika ia sudah sampai pada tempat tujuan. Tidak berpikir lama Fourth turun dan menarik pergelangan tangan Gemini agar mengikuti dari belakang, berhati-hati agar tidak terpeleset karena jalanan yang dilalui begitu licik.

Melewati sapaan orang-orang Fourth membawa Gemini masuk ke sebuah gedung berdinding kan merah bata. Para pegawai hari ini tidak banyak yang datang hanya menyisakan sebagian.

"Lu duduk dulu gue mau ketemu sekertaris," kata Fourth lalu mendapatkan anggukan dari Gemini yang menunjukkan wajah bingung menatap ke sekeliling ruangan.

Fourth memilih tersenyum kecil kemudian menawarkan bantuan melepas syal dan sweater rajut agar Gemini bebas bergerak. Tanpa diketahui, sebuah rona merah serta tatapan manis Fourth dapatkan. "Duduk aja di kursi."

"Gue gak lama kok," ucap Fourth yang langsung pergi menuju arah barat ruangan menemui seseorang di ujung sana.

Pakaian sebatas paha dengan rambut panjang terurai menambah kesan pada gadis cantik berkulit agak gelap di sana. Fourth mendekat lalu mengajak bicara selama kurang lebih lima menit yang selalu mendapatkan anggukan dari gadis tersebut sebagai jawaban.

"Kabari Izumi, minta dia balik karena gue udah mau selesai." Fourth berucap menatap kalung perak yang melilit leher lawan bicaranya.

"Tapi, Izumi sedang tidak ingin diganggu." Dia menyahut dengan wajah bimbang penuh keraguan.

Fourth menarik nafas lelah setelahnya merogoh saku untuk menghubungi seseorang. Menunggu panggilan telepon dibalas ia mendengar suara teduh dari arah luar gedung. Air perlahan turun membasahi bawah bumi dan suara ringikan kuda menambah kesan mendalam, Fourth sempat hilang fokus sampai panggilan telepon tersambung pada lawan bicara.

Pembicaraan yang begitu dalam membuat Fourth menyuruh wanita tadi pergi agar mendapatkan privasi lebih banyak. Ia bergerak ke sana ke mari sembari bertukar pikiran dengan seseorang yang ia sebut-sebut sebagai Izumi.

Dari waktu ke waktu panggilan terputus Fourth memasukan handphone ke saku dan pergi menghampiri Gemini. Tidak jauh Fourth melihat Gemini sedang berbicara pada seorang wanita yang ia kenal, mereka begitu akrab hingga bahu bersentuhan satu sama lain. Alis Fourth tiba-tiba berkerut dengan bibir cemberut menghampiri kedua sosok di sebrang sana.

"Vella," Fourth menarik perhatian keduanya membuat salah satu dari mereka berdiri dan mengucapkan salam pada Fourth dengan senyum sumringah.

"Astaga pak, pas banget bawa Gemini ke sini jadi gue ada temen main." Gadis itu menjadi riang dan mengantupkan kedua tangan di depan dada antusias.

Fourth hanya diam memberi tatapan sinis berharap jika Vella mengerti tapi nihil. Melihat hal tersebut Gemini ikut berdiri dan mendekat ke arah Fourth, menaikan satu alis bingung. Kala tatapan mereka bertemu Fourth merasakan alam memberi dirinya jeda sehingga tidak bisa mendengar apapun, melihat apapun, mencium aroma apapun kecuali Gemini.

Semua nampak begitu kabur seperti bayangan. Tempo suara manis menyadarkan Fourth sudah duduk di kursi bersama kedua orang yang dikenal. Vella begitu antusias bercerita tentang masa-masa sekolah sedangkan Fourth begitu antusias menatap wajah rupawan Gemini dari samping.

"Andai lu inget gue, Gem." Fourth bergumam sedih.

"Pak, gue dapat kenaikan gaji gak? Gue kan udah ajak Gemini ngobrol," tanya Vella menatap Fourth dengan wajah penuh canda tawa.

"Gak."

Seketika Fourth melihat pemandangan wajah ceria luntur digantikan sorot mata menurun.

"Gue kan temen Gemini," ujar Vella sedikit berbisik membuat Fourth serta Gemini menatap bingung.

"Ya terus?"

Fourth lantas mengajak Gemini untuk pergi ke sudut ruangan menunggu makanan datang. Mereka saling mendiamkan satu sama lain, Gemini terlihat menampakkan wajah linglung seakan memikirkan suatu masalah. Tidak lama seorang lelaki datang membawa nampan makanan lalu selanjutnya laki-laki lain membawa dua gelas minuman hangat dan cookies.

Setelah kedua orang asing pergi Gemini mengajak Fourth untuk menyantap makanan yang membuat Fourth mematikan handphone dan menaruhnya di atas meja. Mereka menikmati makanan tanpa celotehan. Fourth yang mengetahui Gemini tidak suka sayur berinisiatif mengambil sebagian besar.

"Lu pengen yang lain?" tanya Fourth saat wadah makanan sudah berserakan tanpa isi.

"Gue udah kenyang," balas Gemini menolak kemudian menyandarkan tubuh pada badan kursi.

"Permisi," Seseorang datang dengan kepala agak menunduk saat melihat keberadaan orang asing bersama Fourth.

Dalam seharian itu Fourth merasakan lelah serta bahagia dalam waktu bersamaan. Gemini mengikuti kemanapun ia pergi tanpa meninggalkan jarak. Saat sore perjalanan akan pulang Fourth melihat Gemini yang sudah menarik menarik nafas lelah bersandar pada kursi yang akhirnya ia memberhentikan mobil di depan kios kecil.

Seorang nenek penjual dengan ramah menyambutnya saat keluar dari jeep meninggalkan Gemini yang menutup mata. Fourth membeli beberapa kue kering serta minuman dingin rasa coklat yang kemudian diberikan pada Gemini, begitu senang Gemini langsung menerima dan melahap satu per satu makanan yang dibawakan.

Begitu sampai halaman rumah keduanya di sambut oleh para bawahan Fourth yang sudah siap siaga. Jadi saat akan turun dari jeep Fourth sempat mengusir mereka guna mendapatkan privasi. Mereka selalu menganggu waktunya saat sedang bersama Gemini.

"Gimana?" Fourth bertanya sembari menatap wajah berantakan Gemini.

"Apanya?"

"Seru gak?"

"Iya, seru sih," sahut Gemini jujur sesaat kemudian wajahnya murung dengan sorot mata menurun.

Fourth terkejut saat mendapatkan reaksi yang tidak sesuai harapan dari Gemini lantas bertanya, "Kenapa? Lu gak suka suasana di sana?"

Gemini menggeleng pelan.

"Umm, lu kenal sama Vella?" Gemini mengalihkan muka saat ia bertanya.

"Ya, dia karyawan gue." Fourth menjawab dengan raut wajah sulit diartikan. "Baru sih,"

"Oh, kalian kayak deket banget gue kira udah lama kenal," papar Gemini tersenyum.

"Gaklah baru baru ini kok," respon Fourth dengan santai yang kemudian mengajak Gemini beristirahat di kamar.

"Gue harap bisa gini terus buat selama-lamanya," gumam Fourth. "Lu inget gak inget sekarang gue gak peduli, yang penting kita bisa barengan terus."





yuhuuuu update wak👊
btw jangan lupa vote sama comment nya yah, zeyenkk.

byee! bertemu di chapter terakhir besok rabu!!

Obsesi De Marley || FourthGemini [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang