14

396 23 6
                                    

Kala itu anak berusia 7 tahun berusaha memanjat dinding pagar yang membatasi kediamannya dengan kediaman tetangga di sampingnya. Nafas terengah-engahnya terbayar saat melihat seorang anak kecil sedang duduk di halaman sendirian. Anak laki-laki itu melamun sampai dirinya harus berteriak guna menarik perhatiannya.

Saat itu mendengar lalu menoleh ke atas di mana sumber suara terdengar dia nampak begitu terkejut juga senang secara bersamaan. "Fourth! Apa yang kamu lakukan?" tanya anak laki-laki itu khawatir takut temannya jatuh dari ketinggian.

Fourth kecil kemudian tersenyum berusaha turun dengan aman yang lalu di bantu oleh anak laki-laki di situ. Kakinya mendarat di tanah. Seringai keluar dari bibir tipis Fourth kecil.

"Fourth kamu darimana aja kemarin? Aku nungguin di sini sampai malam tapi kamu malah gak datang datang. Kakak sampai marahin aku gara-gara di luar terus," ucapnya.

"Aku diikat di tiang gara-gara gak sengaja dorong Izumi dari tangga," sahut Fourth.

"Jahat banget kamu,"

"Aku kan gak sengaja."

"Iya deh, tapi kemarin aku ketemu anak lucu."

"Kamu kan juga anak anak Cheri." Fourth menghadeh. Memijat pelipisnya yang terasa sakit.

"Bukan itu pointnya, aku mau bilang kalau dia kasian banget habis ditinggal temennya pergi jauh padahal temennya udah janji bakalan main bareng."

"Siapa dia? Lona?"

"Gak tau tapi namanya Gemini,"

"Gak tau lupain aja Cheri, aku ada sesuatu yang lebih penting ini."

Keduanya bertatapan sesaat, Fourth menarik tangan anak di depannya dengan excited seakan ingin menunjukkan sesuatu yang hebat.

"Cheri coba tebak mainan apa yang aku bawa hari ini?" tanya Fourth kecil dengan tidak sabaran sementara anak kecil yang baru saja dipanggil Cheri mulai berpikir keras.

Setelah beberapa saat berpikir Cheri menggelengkan kepala sedih. Beberapa kali mencoba menebak Cheri selalu gagal membuat Fourth tidak berhenti mengejeknya.

"Fourth tunjukkan mainan barumu, ayo kita main bersama!" aja Cheri memohon menunjukkan mata berbinar pada temannya itu.

"Sebentar," Fourth kesusahan apalagi tangannya yang kecil mencoba merogoh sesuatu di belakang badannya dan tidak lama sebuah mainan tidak asing terlihat.

Fourth bergumam ceria sementara Cheri nampak gemetar ketakutan. Sebuah pistol sungguhan ada di tangan Fourth. Fourth juga bermain-main menodongkan senjata tersebut tepat di kepala Cheri membuat Cheri hampir menangis jika Fourth tidak segera menghibur dan meminta maaf.

"Fourth jangan bunuh Cheri Fourth janji buat lindungin Cheri kan?" Cheri mengusap air matanya.

"Iya makanya aku membawa benda ini!" Fourth hendak memberikan pistol tersebut pada Cheri tetapi Cheri malah menolak dan melangkah mundur.

"Kata kakak itu cuma buat polisi," kata Cheri dengan polos.

Fourth kecil bingung lalu menatap mainan yang ada di tangan kanannya. "Kenapa gitu? Father punya padahal father bukan polisi," tanyanya bergumam kecil.

"Cheri aku pulang dulu mau nanya mother bentar," pamit Fourth mulai berusaha memanjat dinding pagar lagi.

"Fourth jangan pergi aku sendirian," pinta Cheri.

"Cheri kamu tidak sendiri aku nanti kembali kok tenang aja, bentar ini."

Fourth kecil langsung lompat turun dengan langkah cepat berlari menuju kamar kedua orang tuanya berada. Mengetuk tiga kali tapi tidak mendapatkan jawaban. Akhrinya Fourth menendang pintu karena kesal.

Obsesi De Marley || FourthGemini [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang