11

339 27 2
                                    

Musik berputar melantunkan lagu-lagu mellow yang begitu tenang. Secerca cahaya masuk dari gorden yang terbuka di sisi kanan ruangan mengenai sebuah dinding bertirai merah, pagi itu Fourth merasakan otot tubuhnya kembali seperti semula. Tubuhnya dapat beraktivitas secara normal kembali setelah empat hari lamanya.

Kaki kanannya bergerak mengetuk-ngetuk lantai berderit membawa alunan baru di ruangan suram tersebut. Jam menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit, tas serta dasi polkadot sudah tersedia di atas meja yang tepat di sampingnya ada kemeja zebra. Tidak menjadi masalah bagi Fourth menjalankan aktivitas rutinnya dengan mengendus-endus aroma wangi dari pakaian tersebut. Wangi manis bunga mawar bercampur susu itu tidak pernah pudar.

"Gue kangen lu Cheri,"

Setelah sekian lama Fourth dapat membawa jiwanya kembali dalam wujud yang lebih dari dulu-nya. Memikirkannya saja dapat membentuk sebuah pelangi terbalik di bibir tipisnya. Fourth bergumam sembari memasukkan handphone ke dalam saku celana hitam, suara langkah sepatu menuruni tangga dengan cepat terdengar oleh beberapa ajudannya hingga mereka menoleh lalu berbalik lagi.

"Gue lupa tentang Izumi," ucap Fourth berhenti di depan tangga seraya memijat pelipisnya.

Fourth menghampiri salah satu bawahannya itu dan bertanya mengenai Izumi dan sebagai jawaban dia bicara jika Izumi telah menerima pesannya dan akan menindaklanjuti. Mendengar hal tersebut Fourth kembali bernafas dengan tenang tanpa menyadari indera penciumannya membawa dirinya menuju arah dapur. Aroma wangi yang dulu kembali lagi.

Aroma yang sama seperti saat pagi yang cerah bersama Yinli di dapur. Suara benda aluminium saling bertabrakan terdengar nyaring seakan membangunkan Fourth dari nalarnya. Seseorang bertubuh tinggi memakai kaos putih oversize sedang berdiri di depan kompor menyala, Fourth tidak nampak terkejut malah mengindahkan senyum puas.

Posisi yang sama mengingatkannya pada Yinli. Fourth memutuskan untuk duduk di meja makan sembari memperhatikan pemilik jiwa cantik itu memasak dengan serius, rasa ketertarikan Fourth makin memuncak saat Gemini terlihat mengusap keringat di dahi. Butuh beberapa waktu hingga Gemini berbalik badan kemudian terkejut melihat Fourth duduk manis menatapnya seakan menatap sang Minerva.

"Lu gak kerja?" tanya Gemini canggung memegangi lengan kanannya.

"Lu tau gue udah kerja?" Fourth bertanya balik menaikan satu alisnya curiga.

"Eumh, dasi polkadot sama pakaian lu udah ngejelasin sih."

Menyadari hal yang sama Fourth ikut mengembangkan bibirnya saat melihat senyum di bibir tebal Gemini. Keduanya berhenti berkomunikasi saat masakan yang Gemini masak telah matang dan disajikan di atas piring bersih bersamaan air limun serta air mineral.

Gemini telah bebas berkeliaran di rumah besar tersebut sejak insiden beberapa hari yang lalu. Di mana lelaki itu lebih penurut dan mudah diatur daripada waktu sebelum-sebelumnya. Fourth mengetahui hal itu hanya memberikan sebuah anggukan kecil.

"Gue gak tau enak atau gak tapi coba aja dulu, mumpung gue masak banyak," kata Gemini menyeret piring cantik nan bersih itu ke hadapan Fourth yang kini telah memainkan tatapan tidak sabar mencicipi.

Dari tampilan serta aromanya, nasi goreng tersebut mirip dengan nasi goreng yang dibuat oleh Yinli. Saat mencapai suapan pertama Fourth langsung mendapatkan perpaduan rasa antara gurih, sedap, dan pedas nagih secara bersamaan.

Mereka menghabiskan waktu sarapan selama dua puluh menit dan Fourth beranjak pergi untuk ke peternakan. Sebelum sempat memasuki jeep hitam miliknya Fourth teringat akan sesuatu dan memilih untuk masuk kembali ke rumah menemui tawanan kesayangannya itu.

"Lu bisa siapain bekal buat gue?" Fourth bertanya pada Gemini di hadapannya langsung.

Meski nampak bingung Gemini tidak ragu langsung mengangguk setuju dan segera menyiapkan kotak makan. Sedikit lelucon yang menghibur bagi Gemini, tempat makan berwarna merah muda dengan sendok dan garpu plastik lucu.

"Ini," ujar Gemini menyerahkan kotak bekal yang setelah itu Fourth sudah tidak terlihat di depan mata.

Gemini hanya menarik nafas panjang lalu mengistirahatkan tubuh dengan duduk di kursi meja makan untuk sesaat. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi karena merasa bosan apalagi Fourth tidak ada di rumah, Gemini tidak tahu apa yang boleh dan tidak ia sentuh. Takut nanti akan merusak sesuatu yang berharga apalagi bernilai puluhan juta.

Sebenernya Gemini tidaklah miskin hanya saja setelah kematian ibu dan kakak laki-lakinya harta miliknya selalu diurus dan dijaga oleh Ailona. Mengatur keuangan dan segala hal kebutuhan Gemini hingga bisa masuk universitas impian juga berkat Ailona.

"Ah andai gue ingat sesuatu,"




Yuhuuuuu~

Selamat hari rabu malam kamis😔👊
Beberapa hari terakhir sibuk baca wp sampai lupa kalau punya cerita sendiri dan akhirnya gak nulis draft buat cerita yang mau dipublish.

Okeee gitu ajaaa, bye byee~

Jangan lupa vote dan comment.

Obsesi De Marley || FourthGemini [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang