1. Orang Gila

2.5K 318 55
                                    

⚠️Dirty jokes, dirty convo—pokoknya chapter ini dirty sekali⚠️

***

Sudah jatuh tertimpa tangga—adalah pribahasa yang cocok disematkan ke hidup Binaya. Dua tahun lalu Binaya dihajar masalah bertubi-tubi. Nyaris membuatnya kehilangan kewarasan diri. Segala kesialan ini berawal dari runtuhnya bisnis kuliner sang ayah, merampas kehidupan nyaman yang Binaya miliki. Perempuan itu serasa hampir gila ketika satu persatu aset keluarganya disita Bank, lalu makin stres saat sadari utang bertebaran di mana-mana. Nominal pinjaman uang paling besar datang dari teman kuliah ayah Binaya, Jafran Gantari namanya.

Sebulan setelah kebangkrutan, ketika Binaya sedang gila-gilanya, tiba-tiba rumah Binaya disambangi seseorang. Lelaki berpenampilan rapi ala orang elit kantoran dengan aura yang bikin segan itu mengaku sebagai putra dari Jafran Gantari, datang guna menagih utang. Javas Gantari—katanya tatkala memperkenalkan diri. Ia bilang Jafran kelewat sibuk sehingga menugasinya untuk menarik piutang. Satu bulan, tempo yang Javas berikan. Satu bulan yang membuat Binaya kelimpungan. Satu bulan yang tidak menghasilkan apa pun selain musibah baru; ayah Binaya jatuh sakit; stroke. Semakin berantakan saja hidup Binaya saat itu.

Ketika Javas kembali datang, Binaya tidak mampu menyodorkan sepeser pun uang. Lalu kegilaan pecah detik itu. Javas, dengan tampang lempeng, menawarkan kesepakatan tak waras; meminta Binaya berlaku selayaknya jalang, hidup di bawah kendali lelaki itu selama tiga tahun demi hangatkan ranjangnya setiap malam. Binaya jelas murka, tampar keras-keras pipi Javas, tetapi Binaya berakhir semakin geram lantaran kekehan meremehkan yang diloloskan Javas dalam menanggapi kemarahannya. Tamparan tersebut alih-alih membuat Javas tersinggung, justru malah memunculkan sisi belas kasihnya. Ia memperpanjang tempo pembayaran hingga dua tahun, dan Binaya berjanji akan melunasinya.

Tapi apa?

Pantek!

Utang tersebut bagaikan lautan yang coba Binaya kuras dengan gayung—alias mustahil bakal tandas. Binaya sampai putus kuliah demi mencari pundi-pundi rupiah. Namun, ijazah SMA-nya tidak bisa mengantarkan Binaya pada pekerjaan dengan gaji besar. Dua tahun yang Binaya pakai untuk jadi buruh pabrik di Cikarang tak mampu memangkas jumlah utang secara signifikan. Binaya pikir kalau begitu terus bisa-bisa dirinya terjerat utang tersebut seumur hidup, bukan ide bagus. Di tengah kekalutannya, seorang teman datang menawarkan solusi. Sebuah jalan pintas menjadi tajir tanpa harus berlelah-lelah kerja. Binaya seperti mendapatkan setitik cahaya di gelap gulita kehidupannya.

Namun, sekali lagi; pantek! Dunia ini memang banyak diisi oleh orang gila. Binaya langsung meng-cut off si teman pantek begitu tahu jalan pintas yang dimaksud adalah menjadi simpanan pejabat. Jadi sugar baby-nya Om-Om perut buncit kepala licin. Jadi Ani-Ani. Ew, nope! Itu sangat tercela dan tidak bermoral! Merinding sekujur badan Binaya hanya dengan membayangkan diri yang telanjang merebah di bawah Gadun bangkotan. Akan tetapi takdir sepertinya suka sekali mengolok-olok Binaya, sebab tiba-tiba ayahnya harus operasi akibat pembuluh darah pecah di kepala. Waktu itu hanya Javas yang terlintas di benaknya untuk dimintai pertolongan. Maka demi sang ayah, Binaya rela menanggalkan harga diri dan menghubungi Javas, mengiyakan tawaran lelaki itu dengan satu syarat; biayai operasi ayah Binaya—sepakat.

Setidaknya meskipun Binaya berubah jadi tercela dan tidak bermoral, ia tak akan merinding sebadan-badan saat bercinta. Sebab secara penampilan, Javas lumayan juga. Kendati hawa arogannya membuat Binaya jengkel, itu sama sekali tidak mengubah fakta jika Javas ideal dijadikan partner sex.

Begitulah histori yang mengantarkan Binaya ke titik ini; nyaris setiap pagi menemukan refleksi diri berantakan pada cermin. Tak terkecuali pagi ini, Binaya sudah berulang kali melepas helaan napas lelah selagi memandang iba diri sendiri. "Fuck ...," gumamnya sambil menelusuri ruam merah pada area tulang selangka dan bahunya. Itu hasil dari kebejatan Javas tadi malam.  Mulut brengsek Javas tak pernah lupa meninggalkan tanda kepemilikan. Tak peduli meski Binaya protes berulang kali. Tampaknya rungu si Gantari tuli.

[✓] Two SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang