Chat di bawah dari Pov-nya Nadhif***
Javas tidak di sampingnya saat Binaya membuka mata. Di ingatan terakhir Binaya sebelum ia terlelap, lelaki itu mendekapnya erat. Namun, lengan Javas kini tidak bisa Binaya temukan. Seperti biasa, Binaya ditinggal pergi seusai pergumulan. Yang tersisa dari kehadiran Javas hanyalah wanginya beserta secarik sticky note di nakas. Bertuliskan, sorry, Binaya—dua kata yang membuat Binaya melepas tawa hambar. Dua kata yang tidak berguna. Sebab Javas tak bersalah, yang dungu di sini memang Binaya. Ia mencipta ekspektasi, lalu realita menggilasnya. Javas berlaku wajar, Binaya dilukai prasangkanya sendiri. Sehabis ini, ia tidak akan mencampuri hidup Javas. Sedikit pun tidak. Biarlah urusan di antara mereka cuma sebatas perkara ranjang. Binaya tidak akan sok akrab lagi jika Javas datang. Ia hanya akan menyuguhkan diri dalam kebisuan.
Duduk di tepi ranjang dengan kaki menjuntai ke lantai, Binaya sudah dalam posisi tersebut selama nyaris satu jam. Menatap kosong pantulan diri pada cermin sambil merenungi kemalangan diri. Ia tak punya energi untuk beranjak. Beruntung Javas tak meninggalkannya seperti binatang, jika iya pasti sekarang Binaya sudah kedinginan karena tak sehelai benang terpasang di badan. Namun, ternyata masih tersisa secuil belas kasih dalam dada Javas sehingga sudi membantu Binaya membersihkan diri, dengan telaten memakaikan pakaian. Sudah pernah Binaya beritahu, 'kan? Javas bakal bertingkah seperti seseorang yang tengah kasmaran kala bersama Binaya menggapai nikmat di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Two Side
FanfictionTentang dua sisi, yang coba Binaya pahami. ⚠️Don't copy my story⚠️