Bab 3. Keputusan Menyebalkan

87 3 0
                                    

.
.
.
Happy Reading:)✨
.
.
.

"Rajka, ada apa ini?"tanyanya merasa heran dengan keadaan meja yang berantakan.

Dika bertanya heran melihat meja yang sudah terbalik, makanan berserakan diatas lantai. Melihat pemandangan harmoni tiga orang lainnya yang seakan-akan sedang berpelukan.

Ketiga orang yang tengah dalam keadaan tak baik-baik saja itu menoleh bersamaan, terkecuali untuk Salara yang masih dalam pelukan erat suaminya.

"Dika, maaf. Terjadi sesuatu yang buruk tadi,"balas Rajkana sedikit menjelaskan.

Rajkana mengelus lembut surai rambut milik istrinya yang berada dalam pelukan. Menatap penuh amarah kearah putranya yang kini ikut menenangkan istrinya.

"Rajas, segera pergi dan pesan ulang meja."titah Rajkana dengan tegas.

Tidak mau membuat keadaan ricuh dan semakin canggung, Rajas menurut, laki-laki itu melenggang pergi kearah kepengurusan pesan meja.

Melihat kepergian calon menantunya, Dika menghela nafas berat. Ia tahu apa yang terjadi dengan keluarga sahabatnya itu, Rajkana memiliki nasib tak beruntung sama sepertinya dalam hubungan keluarga.

"Maaf, seharusnya saya bisa mengendalikan diri." Rajkana menundukkan kepalanya kearah sahabatnya. Merasa bersalah atas kekacauan yang telah dibuatnya ini.

"Astaga Rajka! Apa yang kau lakukan ini?! Angkat kepalamu!"kaget Dika yang melihat sahabatnya menundukkan kepala untuknya. "Lebih baik kita naik kelantai dua, sepertinya putramu sudah mendapat meja baru,"ujar Dika mengajak semua, melihat putra dari sahabatnya itu, berjalan kearahnya.

Rajas berdiri didepan Dika. "Om, saya udah pesan meja lima dilantai dua,"beritahu Rajas dengan nada datar.

"Terimakasih, Rajas." Dika menganggukkan kepalanya mengerti. "Baik, ayok pergi!"ajaknya.

Sebentar.

Apa tadi?

Rajas?

Ini, maksud Ayahnya, Rajas mana? Bukan Rajaska Maharana, kan?!

Anala yang sedari tadi berdiri dibelakang Riana, menatap penuh selidik kearah seorang laki-laki yang berperawakan tinggi, menggunakan kemeja putih, terlihat ditelinga kanannya ada sebuah tindikan anting berbentuk memanjang kecil.

Rasanya Anala pernah melihat anting berbentuk memanjang kecil seperti yang dipakai laki-laki itu? Tetapi dimana? Anala tidak ingat.

Tunggu!

Anting memanjang, berperawakan tinggi, dan rambut yang sedikit panjang. Bukannya dia...

Dia—.

Anjing! Dia Rajaska! Anala mengumpat keras dalam batinnya.

Bagaimana bisa Rajaska ada disini?! Kenapa Rajaska bisa bersama Tuan Rajkana? Bukannya Tuan Rajkana itu sahabatnya Ayahnya?

Ah ... Anala sadar sekarang, marga Maharana.

Rajas memiliki marga Maharana. Kenapa ia baru sadar sekarang?!

Menyadari tatapan seseorang yang terus mengarah padanya, Rajas menolehkan kepalanya. Melihat siapa orang yang telah melihatnya dengan intens.

Melihat siluet seorang perempuan tengah berdiri bersembunyi dibelakang Tante Riana, membuat Rajas menajamkan pandangannya. Siapa cewek itu? Berani sekali bersembunyi darinya.

"Rajas, ada apa?"tanya Riana yang sadar dengan tatapan calon menantunya.

Rajas menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak Tan, Rajas cuman—." Perkataan Rajas terhenti. Matanya melotot besar ketika melihat seorang perempuan yang dikenalnya.

OBSESSED RAJASKA (ONGOING-BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang