"Tertawalah sampai kau lupa dengan yang namanya luka" _Brian Airlangga
"Mereka akan sangat bahagia dengan tawa yang kau ciptakan,hingga mereka lupa jika sedang dibohongi" _Brian Airlangga
"Air mata yang ku hapus saat ini,mungkin akan tumpah lagi di...
Hai haiiiiiii Apa kabar nih Masih excited nunggu ending Brian gak?
Langsung aja yuk mari kita baca😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kemarin luka nya baru sembuh ya? Jadi untuk kali ini jangan terluka lagi, okay? _Brian Airlangga.
Setelah menghabiskan waktu di danau, kini Brian mengajak Milka ke suatu tempat. Brian bilang, "gue mau ngenalin lo ke seseorang."
Gadis itu tak menolak atau pun memberi banyak pertanyaan. Ia hanya memilih mengikuti Brian sampai akhirnya keduanya tiba ditempat yang di maksud.
Gadis itu terdiam, menatap gundukan tanah yang bertabur bunga. Mungkin bunga itu ditabur baru kemarin, dan sepertinya tadi malam tersiram hujan.
Perhatian Milka beralih menatap satu nama yang terukir pada nisan, lalu gadis itu menarik sudut bibirnya. "Dia istirahat dengan tenang ya, Bri...." Ucapnya pelan.
Brian hanya berdeham kecil sebagai jawaban. Detik berikutnya, coba itu berjongkok, mengusap nisan ibunya lalu berbicara. "Mama, Bri datang lagi...."
"Mama bisa liat kan, Bri datang sama gadis yang waktu itu Brian ceritain. Mama pasti kenal dia kan? Dia baik kan ma? Bri gak salah pilih kan?"
Rentetan pertanyaan itu membuat Milka terdiam menyorot punggung Brian. punggung itu tampak rapuh dan Milka bisa melihat itu.
Milka pun ikut bergabung disamping Brian. Ia sentuh gundukan tanah yang terasa lembab itu.
"Hai Tante...." Ucap Milka seakan tengah berada dihadapan wanita itu.
"Ini Milka, pacar Brian. Brian baik-baik aja Tante, dia anak laki-laki yang baik, dia juga kuat. Tante pasti bangga sama Bri."
"Tante... Izinin Milka bareng sama anak tante terus ya, Milka sayang sama dia."
"Milka janji, Milka akan sayang Brian seperti tante menyayangi nya. Tante gak perlu khawatir, dia punya Milka untuk tempat pulang."
Kalimat itu membuat Brian menoleh ke arah Milka. Bolehkah ia terharu? Matanya kini memanas namun Brian memilih menahan agar air matanya tidak terjatuh. Diam-diam ia menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman tipis yang nyaris tak terlihat.
"Ini alasan kenapa Bri memilih dia, ma. Dia baik...."
°°°®°°°
Sekitar pukul tujuh malam, Brian baru menghantarkan Milka pulang. Tak ada siapapun dirumahnya. Kata Milka, ayahnya ada urusan di kantor, sedangkan Malvin sedang berada dibascamp. Untuk itu, Brian juga langsung berpamitan dan tidak mampir dulu.