11

1.7K 300 35
                                    

Together we will make it all along.

Tidak ada kabar mengenai Oline setelah dua hari tempo kejadian kemarin, selama dua hari itu juga Erine semakin uring-uringan saja dibuatnya. Sempat ada rencana untuk mengunjungi Oline terlebih dahulu namun oma nya berkata bahwa Oline tidak dapat ditemui bahkan rumah nya selalu kosong, mereka sudah bertanya pada tetangga namun tidak ada yang tahu dimana Oline sekarang. Erine sepanjang hari hanya mengurungkan dirinya di dalam kamar, tidak ada hal yang dapat dia lakukan selain melamun, melihat ponsel sesekali, lalu kembali tertidur. Oma nya sudah selalu mengajak agar Erine ikut saja bersama mereka daripada membuang waktu tidak jelas, mereka juga mengajak Erine untuk mengunjungi pameran seni di hari terakhir namun ditolak oleh si gadis. Terkadang mereka dibuat heran, apa memang sebesar itu pengaruh Oline pada cucu kesayangan mereka itu? Erine tidak pernah sejarahnya memikirkan perasaan orang lain selain keluarga dan teman dekat nya.

Seperti sekarang, Erine hanya melamun sambil memeluk boneka pinguin kecilnya. Jika seperti ini, ingin rasanya Erine segera pulang meninggalkan tempat ini. Mengurungkan diri seperti ini hanya membuat dirinya semakin gila.















Dua hari berlalu sebenarnya membuat Oline suntuk, tidak pernah Ia berdiam diri di rumahnya sampai dua hari kecuali saat sedang sakit. Mengenai perkataan oma kepada Erine yang mengatakan bahwa Oline tidak dapat ditemukan itu hanya bohongan semata, oma sudah bertemu dengan Oline sebelumnya. Oline lah yang meminta agar oma nya tidak memberitahukan keadaannya kepada Erine.

Kini Oline sedang sibuk bergulat dengan pikirannya, sebenarnya Ia sendiri tidak tega jika harus menjaga jarak dari gadis itu. Tapi baginya ini agar Erine sadar dengan apa yang sudah dia katakan, mungkin jika sudah waktunya tepat Ia akan menemui gadis itu kembali. Karena jika boleh jujur, Oline sangat merindukan gadis cantik yang selalu mengisi hari-harinya belakangan ini.

Sejenak pikirannya beralih mengingat orang tua nya, merindukan kedua sosok yang selalu Ia jadikan panutan itu. Banyak yang mengira jika orang tua nya sudah meninggal termasuk Erine, karena Oline selalu menjawab kepada setiap orang bahwa keluarganya sudah tidak ada. Mereka berspekulasi bahwa keluarganya sudah meninggal namun kata "tidak ada" itu hanya tameng agar orang lain tidak perlu mengetahui lebih dalam tentang orang tua nya. Oline adalah anak tunggal yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya saat Ia masih duduk dibangku SMP, mereka meninggalkan desa itu dan Oline saat jam sekolah berlangsung. Oline kecil yang tiba-tiba ditinggal sendirian itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia ditinggal dengan penuh tanda tanya dipikirannya yang masih melekat sampai sekarang.

"Keadaan mereka sekarang gimana? Mereka masih ingat sama Oline ga ya?" Ia bergumam sendirian sambil terus bertanya-tanya mengenai kedua orang tua nya itu. Pikirannya yang makin lama makin bercabang kemana saja itu membuat nya semakin pusing, segera Ia keluar rumah dan memilih untuk berjalan kaki entah kemana saja. Sudah sangat muak jika hanya berada di dalam rumah.






















Sabtu pukul sebelas pagi itu Erine kini tengah sibuk mengemasi beberapa barang-barang yang tersisa di dalam kamarnya. Sekarang tepat tiga minggu berlalu selama masa liburannya, dan orang tuanya akan datang sebentar lagi untuk menjemputnya. Erine tidak pernah bertemu dengan Oline sampai hari ini, mungkin Oline sudah benar-benar membencinya, itu yang Erine pikirkan.

Dua jam menunggu, akhirnya orang tua Erine sampai. Erine segera memeluk kedua orang tua nya saat mereka turun dari mobil. Mereka juga menyalami opa dan oma sebelum masuk ke dalam rumah. "Gimana nih oma selama disini pasti si anak manja ini nyusahin terus kan?" Erine memukul lengan papa nya mendengar lontaran yang langsung dikeluarkan papa Sello. Mereka semua tertawa kecil melihat ekspresi kesal Erine, "Bukan nyusahin oma, tapi nyusahin teman nya"

Wanderlust (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang