08

1.8K 275 21
                                    

We'll share stories, we'll share dreams.

Tiga hari setelah Oline dirawat itu, kini kondisi Oline kian membaik. Selama tiga hari itu juga Oline dirawat dengan baik oleh mereka semua terutama Erine yang semakin protektif padanya. Jika boleh jujur, ini adalah pertama kalinya Ia merawat seseorang dengan sangat telaten dan sepenuh hati. Bahkan pada orang tua nya saja Erine tidak sampai seperti ini, mereka terbiasa pergi ke rumah sakit untuk dirawat.

Sekarang mereka berdua baru saja selesai makan siang, Erine tak pernah lupa untuk mengingatkan Oline untuk mengonsumsi obat dan buah-buahan jika sudah selesai makan. Besok juga Oline akan kembali beraktivitas seperti biasanya, sebenarnya masih dilarang oleh Erine karena masih takut dengan kondisinya tapi hal itu sudah diyakinkan oleh Oline sendiri. Karena memang baginya jika banyak bergerak melakukan aktivitas akan membuat Oline kembali sehat seperti semula dibandingkan dia harus tiduran sepanjang hari.

"Rin kamu emang ga jenuh beberapa hari ini cuma di rumah aja ngerawat aku?"

Erine yang mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Oline membuatnya memandang aneh pada gadis itu. "Mau gua sepanjang hari di rumah atau di luar juga sama aja, ga ada bedanya asal gue-nya bareng lo. Lagian yang buat gue bisa betah disini kan karna ada lo, kecuali kalo ga ada lo baru gue bisa jenuh"

Oline selalu senang jika dirinya bisa berguna saat bersama dengan Erine, gadis kota itu selalu mengatakan yang sebenarnya membuat Oline semakin jatuh ke dalam pesona gadis bermata sipit itu.

"Nanti sore keluar yuk, jalan-jalan santai aja sekalian ngehirup udara luar" ajak Erine yang tentu saja disetujui Oline, memang rasanya hari menjadi lebih lambat jika tidak melakukan apa-apa baginya.















Suasana keramaian pada sore hari memang selalu menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan pada desa itu, karena pada sore hari adalah waktu yang tepat untuk mereka dapat quality time bersama. Mereka yang beberapa sudah selesai melakukan aktivitasnya, kemudian menyisakan waktu untuk bersantai dan saling bertukar cerita dengan orang lain, ditambah anak-anak yang asik berlalu-lalang menambah adanya kehangatan pada tiap orang.

Begitupula dengan dua sejoli yang kini baru saja keluar dari rumah, berjalan beriringan melewati banyak orang yang berlalu-lalang dan tak lupa dengan sapaan ramah dari para warga pada mereka, tepatnya pada Oline. Jangan pernah lupakan bahwa Erine masih menjadi orang yang tidak peduli dengan sekitar, dan selalu terkesan cuek. Setiap sapaan yang juga dilemparkan padanya malah Oline juga yang membalas.

"Kamu kalau di sapa sama orang apalagi orang tua itu harus di balas rin, biar sopan"

"Ya gimana, gue ga biasa kalo tiba-tiba ada orang asing lewat terus nyapa gue. Bokap gue juga ngajarin kalo diajak ngobrol atau di sapa sama orang ga dikenal mending acuhin aja, takut orang jahat katanya"

Oline mengangguk paham, ini memang tidak seperti di perkotaan yang mungkin sangat marak hal-hal kriminal terjadi. "Gapapa kalau di kota kamu gitu, tapi kalau disini ga usah takut kalau ada yang nyapa kamu. Orang-orang disini pemikirannya masih jauh lebih bersih dibanding di kota"

"Terus disini kalau mereka nyapa itu artinya untuk mempererat hubungan baik antar sesama yang ada"

Apa yang dikatakan Oline itu benar, Ia tidak boleh menyamakan situasi kota dengan desa. Apalagi selama Ia disini tidak pernah sekalipun ada hal aneh atau hal buruk yang datang padanya. "Yaudah deh nanti kalo ada yang nyapa, gue sapa balik"

"Jangan nunggu orang nyapa kamu rin, coba sesekali kamu duluan yang nyapa orang itu"

"Iya-iya nanti gue coba"

Erine menuruti apa yang dikatakan oleh Oline, saat ada satu orang pria paruh baya yang lewat, Erine mencoba menyapa nya duluan. Dan benar, pria itu membalas dengan baik juga sapaan tersebut. Walaupun masih terkesan kaku tapi Erine berhasil, tak lupa Oline juga mengapresiasi tindakan Erine barusan.

Wanderlust (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang