You're here enough to ensure that I'm always safe and sound.
Satu tahun berlalu dengan banyak hal yang sudah dilalui oleh gadis bermata kucing itu. Kini sudah memasuki pertengahan bulan empat, setelah selesai menghadapi ujian akhir sekolah satu minggu yang lalu dan sudah tidak bersekolah lagi, sekarang Ia sudah sangat disibukkan dengan jadwal bimbingan belajar nya setiap hari hingga malam demi mendapatkan satu perguruan tinggi negeri yang selama ini Ia dambakan.
Seperti saat ini, Erine tengah sibuk bergulat dengan laptop dan buku-buku nya, membahas materi dan soal yang terpampang dihadapannya. Hal itu tak jauh berbeda juga dengan seorang gadis disampingnya, masing-masing sibuk dengan kegiatan belajar nya karena mengingat waktu mereka hanya tersisa kurang dari dua bulan lagi.
Setelah beberapa lama sibuk dengan kegiatan masing-masing, Erine akhirnya berhenti sejenak untuk beristirahat mendinginkan isi otaknya. Ia memandang Delynn yang juga ikut berhenti. "Gue udah gumoh banget liat soal sialan ini jujur"
Erine tertawa kecil mendengar kekesalan temannya yang juga Ia rasakan saat ini. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, mereka singgah di coffee shop setelah selesai bimbingan belajar pukul delapan tadi. Merasa hari sudah semakin larut, mereka berdua memutuskan untuk menelpon jemputannya masing-masing.
"Ciee kita sekarang udah bukan anak sekolahan lagi tapi udah jadi anak kuliahan"
Delynn, Lana, dan Kimmy saat ini sedang berada di kediaman Erine, hari ini adalah pengumuman masuk perguruan tinggi dan sekarang mereka merayakan momen yang setahun belakang ini mereka tunggu. Mereka semua saling berpelukan terharu saat semua dari mereka dinyatakan lolos di universitas ternama di Indonesia.
"Gimana hasilnya kak?" sahut papa Sello dan mama Cynthia yang tiba-tiba menghampiri mereka di ruang tamu.
Erine dengan sigap langsung memeluk kedua orang tua nya "Kita semua lolos pah!" jawabnya dengan semangat, membuat orang tua nya ikut tersenyum senang mendengar kabar dari anaknya.
"Hahaha gak sia-sia kalian belajarnya dari pagi sampai malem terus ya, yaudah sebagai hadiah usaha kalian selama ini gimana kalau kalian belanja sepuasnya ke mall? Papa yang bayarin deh semua tanpa terkecuali"
"Hah?! Demi apa papa, makasih banyak yaa" Erine kembali memeluk papa nya dan mengucapkan terima kasih berulang kali. "Iya kakak, lagian papa liat kamu setahun ini udah jarang beli ini itu karna sibuk belajar, jadi sekarang kalian semua nikmatin hasil yang udah kalian dapat"
"Makasih banyak ya om papa, semoga duitnya ngalir terus ehehe"
Mereka bertiga juga tak lupa berterimakasih dengan papa Erine. Sello menganggukkan kepalanya "Iya sama-sama, yaudah sana berangkat. Duitnya papa transfer nanti"
Waktu kian lama kian berlalu tanpa Erine sadari setiap harinya, dan sekarang Ia bahkan sudah menjalani tiga bulan di semester pertama nya sebagai mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Rasanya baru semalam Ia merayakan kemenangannya dapat melanjutkan pendidikannya disini.
Erine baru saja menyelesaikan kelasnya untuk hari ini, tanpa menunggu lama Ia langsung saja keluar dari ruangan itu dan berniat untuk langsung pulang. Otaknya sudah sangat panas mendengar materi dan tugas dari dosennya tadi. Bahkan karena itu Ia sampai menolak ajakan teman kampusnya yang mengajak dirinya keluar untuk sekedar bermain.
Erine segera masuk kedalam mobil saat supir yang menjemputnya sudah datang, dan selama perjalanan Ia hanya memandang kaca jendela yang melewati rumah dan bangunan pencakar langit serta kendaraan lain yang terlihat. Gadis itu menghembuskan napasnya saat pikirannya tiba-tiba mengingatkannya dengan gadis desa yang sudah lama tidak Ia temui itu. Bohong jika Erine berkata bahwa Ia sudah tidak lagi teringat dengan Oline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderlust (ORINE)
General FictionSemuanya berubah semenjak Erine yang terpaksa harus tinggal beberapa waktu di kampung halaman oma dan opa nya. Banyak hal yang tidak pernah Ia sangka sejak itu, termasuk bertemu dengan seorang gadis aneh dengan perawakan nya yang kumuh dan lusuh itu.