16

5.1K 524 74
                                    

I wish that this moment could be last, the only one that can have my heart. Cause lovin' you is like breathing.

"Erine, ayo bangun! inget kamu ada kelas pagi hari ini"

Suara yang awalnya samar-samar namun semakin jelas intonasinya itu terdengar di telinga gadis bermata kucing yang masih terbawa oleh tidur lelap nya. Namun dirinya segera sadar saat netranya tidak sengaja melirik jarum jam yang berada di dinding kamarnya, sontak matanya terbelalak dan sepenuhnya sadar seketika. Waktu terlihat sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi, dan kelas kuliah hari ini akan mulai satu setengah jam lagi. Dengan waktu sisa segitu memang sulit jika tinggal di kota Metropolitan, bagaimana sulitnya melintasi jalan raya yang selalu ramai itu, ditambah dengan gadis manja itu yang selalu membutuhkan waktu lebih untuk bersiap-siap.

Tapi Erine dengan segera mempersiapkan dirinya secepat yang Ia bisa sambil berharap sedikit jika keberuntungan masih berada di pihaknya. Ia beruntung masih dapat tinggal bersama orang tuanya yang bisa mengingatkan nya selalu. Kali ini hanya butuh empat puluh menit Ia segera berpamitan dengan kedua orang tua nya dan melangkah masuk ke dalam mobil.















Suara lonceng kecil di atas pintu berbunyi menandakan bahwa seseorang baru saja membuka pintu dan memasuki tempat tersebut, Ia sibuk mencari keberadaan orang yang sudah menjanjikan untuk bertemu sore itu, setelah netranya menangkap seseorang yang Ia cari, dengan segera kakinya melangkah menuju tempat dia berada.

"Hai, kamu udah nunggu lama yaa?" segera seseorang yang di sapa nya itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum kepada perempuan dihadapannya itu, "Kamu gimana sejauh ini kuliahnya?" tanya nya lagi sembari duduk di kursi yang disediakan. "Lagi banyak banget tugas sama presentasi kelompok, cape juga ya kuliah padahal baru semester satu"

"Namanya juga mencari pendidikan yang lebih tinggi, emang ngga gampang terus banyak rintangan nya, tapi kan itu yang namanya proses"

"Kamu sekarang udah keren banget ya Oline, dulu aja buat ngerti apa yang aku omongin aja susahnya minta ampun" Oline hanya terkekeh kecil mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, memang jika dipikir sudah banyak sekali hal yang Ia dapat sekarang ini di banding dengan dirinya yang dulu.

"Erine"

Merasa nama nya dipanggil sontak gadis itu mengalihkan pandangannya dari laptop dan segera menatap Oline yang sudah menatap nya terlebih dahulu. Ia menaikkan alisnya sebelah untuk bertanya. "Kamu nyesel ngga sih ketemu aku?"

Pertanyaan itu membuat reaksi Erine bingung seketika, "Tiba-tiba banget? aku ngga pernah nyesel ketemu sama kamu Oline, aku malah bersyukur banget bisa ketemu dan kenal sama kamu. Kalau emang aku nyesel, pasti ngga mungkin aku sekarang ada disini sama kamu kan?"

"Aku cuma kepikiran aja, kayak aku masih ngerasa kalau aku ngga cocok ada di hidup kamu"

"Stop mikirin hal jelek dan gak penting itu, gimana pun kondisi kamu atau apapun itu aku ngga bakal pernah nyesel bisa sampe sekarang ada sama kamu" Oline tersenyum senang sembari menatap netra gadis dihadapannya itu. Mereka berdua kembali melakukan aktivitas masing-masing sambil di iringi dengan obrolan ringan dan juga lelucon kecil.

Saat sedang asik berbicara, Oline tiba-tiba teringat sesuatu yang hampir Ia lupa tadi. "Erine... tadi waktu aku nyampe kesini, aku kayak ngeliat orang yang mirip banget sama Ayah aku. Aku ngga yakin itu dia apalagi kondisi sekarang yang udah buat aku pasrah kalau emang ngga bakal bisa ketemu keluarga aku, tapi feeling aku kayak bilang itu emang Ayah"

"Kamu ketemu nya di mana?"

"Waktu lewat di dekat toko roti pas awal kita ketemu lagi, aku liat dia berdiri di samping pintu toko roti itu. Aku ngga bisa mastiin lebih teliti soalnya motor gojek nya jalan terus"

Wanderlust (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang