Sometimes I didn't realise, you always there to put me first.
Suasana tenang yang diiringi lantunan musik santai pada tempat itu membuat siapapun dapat merasakan kedamaian sejenak untuk sekedar bersantai atau yang mengerjakan sesuatu hal, nampak tidak ada yang terganggu walaupun dapat dikatakan lumayan banyaknya orang-orang yang berada disitu. Semua raut wajah mereka tampak baik-baik saja sebelum satu orang yang berada di pojok tempat itu mulai mengeluh. Erine kini sedang berada di sebuah coffee shop bersama dengan Delynn, Lana dan Kimmy. Mereka semua tengah singgah setelah pulang sekolah untuk sekedar belajar dan mengerjakan beberapa tugas yang ada. Erine yang mulai mengeluh setelah beberapa saat berkutat dengan laptop di hadapannya, "Sialan mumet banget gue rasanya, ngapain sih harus gue disuruh bikin ppt ginian?!" sebalnya sambil memandangi dengan jengkel layar laptopnya. Kimmy yang sedari tadi hanya asik memainkan ponselnya menoleh kearah gadis yang tengah menggerutu itu "Namanya juga Pak Willy, kan hobinya dia abis ngajar langsung nunjuk orang buat bikinin ppt terus presentasiin apa yang diminta"
"Iya tapi dari banyaknya siswa dikelas kenapa harus gue gitu?" Erine merotasikan bola matanya tidak terima "Kan pas kelas sebelas lo jarang ditunjuk wajar dong kali ini lo yang dapet, gimana sih monyet" timpal Delynn tak lupa melemparkan tisu yang ada di genggaman nya pada gadis dihadapannya itu. Erine dibuat semakin menggerutu, baru seminggu berlalu tapi tugas sekolahnya sudah mulai menumpuk, belum lagi Ia harus memikirkan juga perkuliahannya nanti.
"Lo udah tau mau pilih jurusan sama kampus buat kuliah nanti gak rin?" tanya Lana padanya tiba-tiba, sedangkan yang ditanya hanya mengggelengkan kepalanya "Gue masih bingung mau kemana, kayaknya gue butuh konsul dari ortu dulu deh. Gue dibuat pusing sama tugas gue mulu tai, mana katanya yang bilang agit itu tugasnya ga banyak biar gue jejelin cabe"
Mereka tertawa mendengar gerutuan yang tidak berhenti dari gadis itu, tapi apa yang dikatakan memang benar adanya. Saat sedang asik mengobrol, pandangan Delynn tidak sengaja menangkap sosok yang tidak asing hendak masuk ke dalam coffee shop tersebut. "Heh sstt rin, ada Jarrel masuk kesini liat deh di pintu masuk" mendengar itu Erine sontak melihat kearah pintu masuk coffee shop itu yang bertepatan dengan Jarrel juga yang tidak sengaja menangkap Erine pada pandangannya.
Pria itu melemparkan sebuah senyuman pada Erine dan langkah kakinya juga sontak berjalan menuju pojok meja dimana Erine dan teman-temannya berada. "Hadeh dateng lagi satu masalah"
"Erine gue ga tau lo bisa disini juga, emang kalo udah insting hati pasti bener ya?" ucap pria itu sambil tertawa saat sudah berada di depan meja mereka, sedangkan Erine hanya memegang dahinya pusing. Dari sekian banyak cafe atau coffee shop yang ada mengapa dirinya harus bertemu dengan pemuda itu di tempat ini, teman-teman Erine juga sama hal nya dengan Erine, mereka hanya memandang malas dan risih kepada Jarrel.
"Rel mending lo pergi deh sana gue lagi males emosi, jangan bikin mood gue makin rusak. Kalo lo ga mau biar gue yang cabut" ucap Erine kepada pemuda yang bernama Jarrel itu, mendengar perkataan itu hanya membuat pemuda itu tertawa kecil. "Kenapa sih lo sensi terus dah sama gue, kayak yang ga pernah punya hubungan aja"
"Jarrel brengsek, gue bilang pergi. Lo budek?"
"Wow oke santai gue pergi kok ceyin, hahaha see you ya mantan" pemuda itu berjalan pergi dari meja Erine sambil terkekeh sedikit.
Erine mendengus kesal, makin hancur sudah suasana hatinya pada siang ini. "Udah biarin aja rin yang penting orangnya udah pergi kok itu" sahut Lana berusaha mengembalikan mood temannya.
"Gatau deh gue sering ga habis pikir sama tuh orang, sok panggil ceyin lagi najis, se-gatau malu itu kah dia munculin dirinya padahal udah pernah gue pergok selingkuh"
Jarrel dulunya adalah satu-satunya orang yang berhasil mendapatkan hati gadis yang terkenal angkuh itu pada saat mereka duduk di bangku kelas sebelas, namun hubungan mereka hanya berlangsung selama tujuh bulan yang dimana saat itu Erine sendiri yang menemukan kekasihnya selingkuh saat Ia sedang berada di mall bersama temannya. Erine sangat menyayangi mantan kekasih nya itu dulu dan semua orang termasuk orang tua Erine tau itu, itulah yang membuat mantan nya masih tetap mengira Erine masih menyayanginya seperti saat mereka masih berpacaran dulu. Hingga Jarrel kembali mendekati Erine dua bulan sebelum libur pernaikan kelas kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderlust (ORINE)
General FictionSemuanya berubah semenjak Erine yang terpaksa harus tinggal beberapa waktu di kampung halaman oma dan opa nya. Banyak hal yang tidak pernah Ia sangka sejak itu, termasuk bertemu dengan seorang gadis aneh dengan perawakan nya yang kumuh dan lusuh itu.