3 Memulai Permainan

12.1K 542 27
                                    

"Sejak kapan kamu dekat dengan kakak?" Asher bertanya kepada Kia yang sedang menikmati es krim dan bersandar pada bahunya.

"Aku? Dekat dengan Kak Rain?" jawab Kia dengan nada heran.

"Kemarin Kak Rain memberimu jasnya. Kakak biasanya tidak pernah peduli dengan sekitarnya, memberikan jasnya padamu seperti sebuah keajaiban. Kalian dekat di belakangku?" Ujar Asher seraya mengusap rambut Kia dan menjepitnya di belakang telinga. Tatapan cemburu dan tak suka terlihat sangat jelas sekali.

"Tanya saja pada Devina, kenapa Kak Rain bisa memberiku jasnya," kata Kia dengan senyuman sinis. "Devina melihat apa yang terjadi."

"Kenapa aku harus bicara dengan Devina? Kita saja tidak saling mengenal," Asher mengatakannya dengan sedikit gelagapan. Kia terkekeh mendengarnya. Jika Kia tidak tahu fakta bahwa mereka berselingkuh di belakangnya, mungkin Kia akan percaya saja padanya.

"Memangnya apa yang Devina katakan? Dia berbuat iseng lagi padamu? Dia menyakitimu?" tanya Asher mencoba mengalihkan perhatian.

Kia hanya menggeleng seraya tersenyum. Padahal Asher tahu bagaimana buruknya perbuatan Devina, Kia selalu menceritakan segalanya. Tapi kenapa Asher tega berkhianat dengan Devina?

"Sayang, pernahkah kamu merasa bosan dengan hubungan ini?" Tanya Kia seraya memeluk Asher dengan begitu mesra dan penuh kehangatan. Ia kini menatap Asher yang terlihat menutupi keresahannya. "Sebelum pernikahan kita dilakukan, aku ingin kamu jujur."

"Kenapa kamu bertanya hal itu? Kamu bosan padaku?" Asher menangkap wajah Kia dengan lembut. "Jangan bicarakan hal-hal yang berupa omong kosong!"

"Aku selalu mencintaimu," Kia berkata pelan dengan mata berkaca-kaca. "Tapi aku juga tidak mau saat kita menikah nanti, masih ada sesuatu yang mengganjal. Mari kita bedah semuanya malam ini!" Kia sengaja bertanya seperti itu untuk memberi kesempatan pada Asher agar dia jujur.

Jika Asher mengatakan semuanya, tentang hubungannya dengan Devina, Kia akan memaafkannya. Kia akan merelakannya. Hubungan baik mereka terjalin sejak kecil. Kia tidak mau hal itu hancur begitu saja.

"Sayang, jangan bicara seperti itu. Aku mencintaimu, mana mungkin aku bosan?! Kamu tidak akan bisa digantikan dengan siapapun! Kamu akan selalu spesial di hatiku."

"Kalaupun kamu jujur, aku akan tetap menjadi sahabat---"

"Kamu kenapa sih? Kamu punya pria lain? Siapa dia? Kenapa kamu bicara sembarangan seperti ini? Apa yang membuatmu ragu padaku secara tiba-tiba seperti ini? Aku tidak akan melepasmu sampai kapanpun!" Asher berteriak frustrasi.

Kia lagi-lagi hanya mampu tersenyum. Lihat? Asher tidak mau jujur, dia tetap menutupi semuanya. Jangan salahkan Kia jika dia juga melanjutkan balas dendamnya. Kia sudah memberinya kesempatan, tapi Asher memilih untuk tetap berbohong.

"Sayang, aku mohon jangan ragu padaku. Kamu yang paling tahu, jika aku tidak akan pernah berselingkuh! Aku tidak akan pernah bosan padamu, aku tidak akan pernah mau kehilangan kamu dan melepasmu untuk pria lain!"

"Maaf sudah bicara yang aneh-aneh." Kia tersenyum lalu mengeratkan pelukan. "Aku mau pulang."

"Tidak, sebelum kamu mengatakan kenapa kamu seperti ini!"

"Maaf Sayang, aku hanya takut jika kamu bosan. Kita sudah bersama begitu lama. Kata orang, pria itu gampang bosan dan tidak cukup dengan satu wanita saja. Maka dari itu aku minta kamu jujur!"

"Iya, mungkin aku pernah menyewa-- jalang di luar sana. Selama kita menjalin hubungan selama ini. Aku akan jujur padamu. Aku melakukan itu karena kamu selalu menolakku." Ujarnya dengan nada pelan. "Tapi kamu juga harus ingat, pria akan tetap memilih wanita paling baik untuk menjadi pasangan hidupnya. Dan untuk aku, kamulah yang paling tepat untukku!"

In Bed Your Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang