5 Perangkap

9.5K 510 19
                                    

"Kamu hebat, Rain. Kamu memenangkan tender besar hari ini, Om sangat bangga padamu!" John menepuk pundak Rain dengan bersahabat.

"Ini juga berkat masukan-masukan yang Om berikan."

"Kamu selalu merendah. Ayolah, ajari adikmu! Kelak dia akan aku percaya mengelola perusahaan setelah menikah dengan Kia. Sifatnya masih sangat kekanak-kanakan dan hanya tau berfoya-foya." John duduk di sofa setelah mereka sampai di ruangan milik Rain. "Andai saja kamu yang menikah dengan Kia!"

Rain langsung terbatuk setelah perkataan John tersebut. Ia juga mendadak mengingat percintaan panas mereka semalam.

"Om hanya bercanda, Rain!" John tertawa, lalu menatap ke arah tas kotak makan kecil yang ada di meja.

"Sepertinya aku mengenal tas kotak makan ini---" John mengerutkan alis. "Kia, bukankah ini miliknya? Om hafal betul semua barang yang dia miliki."

"Rain lupa bilang, Kia memberiku makan siang. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena aku menolong dan meminjamkannya jas kemarin," ujar Rain gugup.

"Apa yang terjadi padanya kemarin?"

"Sepertinya karena Devina menyinggung almarhum ibunya, karena itulah pertengkaran pun terjadi. Aku hanya melerai mereka." Rain berucap semakin gugup.

"Kia itu memang sensitif sekali sejak dulu, selalu kasar dengan saudara tirinya. Entah kapan mereka bisa akur."

"Sebaiknya Om jangan salahkan Kia, ucapan Devina memang sangat kasar dan kurang ajar. Aku tidak begitu yakin dan percaya dengan dia dan ibunya. Biar bagaimanapun, darah lebih kental dari air. Percayalah pada Kia. Maaf bukannya Rain mau ikut campur. Rain hanya menilai dari apa yang Rain lihat," ujarnya dengan nada gelagapan. Kenapa dia bicara terlalu banyak seperti ini? Ya Tuhan Rain!

"Ya, kamu benar Rain." John menarik napas panjang.

"Om, maafkan aku jika terlalu ikut campur."

"Tidak apa, Rain, justru Om senang ada teman berbagi cerita. Om selalu memojokkan Kia jika ada pertengkaran di antara mereka. Sepertinya aku melalukan hal yang salah selama ini."

"Om sudah makan siang? Mari makan siang bersama!" Rain mengalihkan pembicaraan. Ia membuka bekal yang Kia bawakan untuknya. Kia membuatkannya pasta carbonara yang menjadi makanan favoritnya selama ini.

"Biasanya Kia tidak akan mau memasak untuk sembarang orang. Dia hanya memasak untuk orang yang spesial." John menatap bekal cantik yang baru saja Rain buka. Suasana di antara mereka semakin canggung sekarang. Apalagi Rain yang tak lagi bisa berkata-kata.

"Kalian dekat?" tanya John to the point.

"Bukan seperti itu---"

"Sebenarnya Om tidak sengaja menyadari kalian saling menggoda saat makan malam kemarin. Om datang ke sini, selain membahas pekerjaan, ingin memastikan hal itu padamu. Kalian punya hubungan?"

"Ini tidak seperti---"

"Om tidak akan ikut campur. Kalian sudah dewasa, kalian yang berhak memilih jalan. Om hanya memastikan, dan dari raut wajahmu, jelas menunjukkan jika kalian memiliki hubungan."

Rain kini hanya bisa diam dan tak bisa mengelak. Karena dia juga tidak mungkin berkata pada John jika hubungan mereka hanya sebatas seks. John akan membunuhnya jika itu terjadi.

"Jujur, Rain, Om lebih tenang jika Kia menikah denganmu. Kamu lebih dewasa, kamu lebih bisa menjaga dia." John kembali menepuk pundak Rain, lalu meninggalkan ruangan itu.

Rain memandangi makanan yang Kia bawa, lalu menutup matanya dengan frustrasi. Kia, kenapa Rain harus terlibat drama bodoh bersamanya?

Sekarang bagaimana? Ayah Kia mengetahui hubungan mereka. Andai John tahu jika semua itu hanya sebatas hubungan di atas ranjang, tidak lebih.

In Bed Your Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang