Y.A.P - 7. OMEGA

640 68 4
                                    

Udah makan belum nih?!...
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"I-ini gak mungkin k-kan"gugupnya dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-ini gak mungkin k-kan"gugupnya dalam hati.

Tangannya mulai bergetar setelah membaca kata demi kata yang tertulis di secarik kertas itu, kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi ketika ayahnya mengetahui hal ini memenuhi kepalanya.

Mahesa sedari tadi yang memperhatikannya merasa bingung.

"Ada apa dengannya"ucapnya dalam hati.

"Nak, kamu kenapa?" Tanya dokter wanita itu, ia merasa khawatir dengan siswa didepannya.

"Nak!" Panggilnya agak keras, namun nihil tidak ada balasan dari Jendra.

Merasa ada yang aneh, Mahesa lantas mulai mendekati mereka.

"Ada apa ini, dok?" Dokter itu mendongak.

"Ini nak, sedari dari dia diam. saya merasa khawatir" Mahesa hanya mengangguk, semakin mendekati Jendra yang sedari tadi hanya menunduk sambil menatap kertas yang berada ditangannya itu.

Mahesa menepuk pundak Jendra, namun tidak ada respon.

Mahesa melirik kearah kertas yang sedang dipegang Jendra itu, setelahnya seringayan kecil terbit diwajahnya.

"Omega"

Ia lantas memegang dagu Jendra menggunakan tangan kanannya, membuatnya mendongak menatapnya.

Mahesa bisa melihatnya, mata itu menunjukkan ketakutan dan kegelisahan yang sangat besar.

Jendra mengedipkan matanya.

Satu kali.

Dua kali.

Tiga kali.

Hingga akhirnya ia tersadar.

"Anjing, apaan sih" menghempaskan tangan Mahesa yang menyentuh wajahnya dengan kasar.

"Argh sial, kenapa dia lucu sekali"ucapnya dalam hati.

Berbanding terbalik dengan ucapan hatinya, wajahnya hanya menunjukkan ekspresi datar.

Melihat wajah datar Mahesa membuat Jendra geram. ada apa dengan manusia didepannya ini, ia selalu menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi lain.

Setelahnya ia mulai melenggang pergi keluar kelas, meninggalkan sang dokter yang menampilkan wajah bingung dan Mahesa yang menyeringai kecil.

"Gimana?, dapet alpha kan lu" ucap jio, ketika melihat Jendra mulai duduk.

Jendra hanya diam enggan menjawab, ia meremas kertas yang berada ditangannya dengan kuat. Kepalanya hanya menunduk, meja kantin nyatanya lebih menarik dari pada menatap kedua manusia didepannya.

YOU ARE PERFECT - MARKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang