Walau sudah berkecimpung di OSIS Foxcroft hampir dua tahun, Lyra masih saja malas mendengar jika ia harus merevisi desain. Ia lebih malas lagi saat kepengurusan August. Sebelumnya, Lyra berada di divisi kreatif di mana tugas dibagi-bagi bersama anggota divisi lain, dan cukup ketua divisi yang berkomunikasi dengan ketua OSIS.
Namun, August benar-benar mengubah struktural OSIS. Dia berkaca dari ketidakefektifan tahun sebelumnya, di mana jumlah anggota yang banyak tapi pekerjaan tidak maksimal. August memangkas lebih dari setengah jumlah anggota OSIS yang diterima, lalu memberikan setiap anggota jabatan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Sebagai creative director, Lyra bertugas untuk mengurus konsep acara dan mendesain segala kebutuhan yang diperlukan bersama pengurus media dan informasi, yaitu Maya. Namun, itu artinya hanya mereka berdua yang mengerjakan segala kebutuhan OSIS yang terkait dengan media. Untungnya, Lyra dan Maya sudah biasa bekerja sama karena satu divisi di periode sebelumnya. Selain itu, mereka bisa mengeluh bersama-sama tanpa perlu merasa sungkan.
Begitu keluar, menjauh dari ruang OSIS sampai tak terlihat anggota yang lain, Lyra dan Maya pun langsung berceloteh.
"Kenapa August tidak suka konsepmu?" gerutu Maya. "Style Y2K kan sedang ramai dipakai di desain grafis."
"Itu benar, tapi August tidak salah. Kita membuat spanduk open house yang akan didatangi calon orang tua murid yang ... kau tahu sendiri seperti apa." Lyra memeluk iPad-nya. "Maksudku, bayangkan saja keluarga Fitzgerald datang lalu melihat spanduk yang ditulis dengan font PowerPuff Girls atau font gendut seperti balon. Desain kita memang bagus untuk anak muda, tapi aku yakin orang tua akan menganggap kita norak."
Maya menggaruk kepangan erat di kepalanya. "Padahal kita sudah bersusah payah mengerjakan semuanya. Sekarang, kita hanya punya waktu satu minggu untuk revisi sebelum proposal diserahkan kepada Mr. Fox. Belum lagi ada banyak tugas dari kelas-kelas AP. Kenapa tidak August saja yang kerjakan sendiri desainnya?" cerocosnya.
"Ini memang sudah jadi tugas kita," timpal Lyra.
"Aku juga kasihan dengan Gregory. Dia sudah berusaha berbicara baik-baik pada kita mengenai revisi ini sebagai ketua panitia, tetapi ujung-ujungnya August yang banyak komentar."
"Kritik dari August sebenarnya realistis. Yang membuat dia menyebalkan adalah cara bicaranya yang sok tahu, walau ya ... dia memang betulan tahu."
Setelah itu, mereka mengembuskan napas panjang di saat yang bersamaan. Tidak terasa, langkah mereka sudah sampai di lobi gedung.
"Mr. Thompson sudah parkir di depan lobi. Kau pulang dijemput siapa?"
"Aku akan menunggu River di gedung olahraga."
"Orang tuamu masih di New York?"
"Iya."
Maya mengangguk pelan. "Baiklah. Kuharap kau menikmati latihan basket pacarmu itu," candanya. "Sampai bertemu lagi besok!"
"Hei!"
Maya pun pergi keluar sambil tertawa, lalu memasuki mobil sedan hitam milik keluarganya. Setelah menutup pintu belakang, dia menurunkan jendela dan melambaikan tangan pada Lyra sampai supirnya menancapkan gas dan meninggalkan Foxcroft Academy.
Lyra melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga. Sambil berjalan, ia memasukkan iPad-nya ke dalam ransel. Ia ingin melanjutkan revisi di rumah saja karena sudah cukup lelah setelah rapat. Saat mengancingkan ransel, adanya gantungan kunci rajut berbentuk kucing putih menorehkan senyum di wajah Lyra. Walau gantungan itu jauh dari kata bagus, Lyra tetap senang melihatnya.
Punya pacar ternyata mengisi kekosongan dalam hidup Lyra yang sebelumnya tak ia sadari. Hari-harinya menjadi lebih berwarna. Ia tidak lagi pulang dalam keadaan bersungut-sungut. Walau lelah setelah rapat, langkah kakinya terasa ringan selama berjalan untuk menemui River. Akhirnya ada sesuatu yang membuatnya semangat bersekolah, bukan hanya untuk memenuhi kewajibannya sebagai murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Feather Away
Teen FictionPada pesta dansa musim dingin bertema masquerade, siapa sangka kalau Lyra berpasangan dengan laki-laki yang paling didambakan di Foxcroft Academy? Meskipun menggunakan topeng, semua orang tentunya akan mengenal River Monroe yang senyum tampannya san...