36 | You Reap What You Sow

3.5K 229 27
                                    

Demi Tuhan, Lyra baru tahu kepala bocor rasanya bisa lumayan sakit. Walau sudah dikompres dan dijahit, pelipis Lyra seperti berdenyut kencang sampai membuat kepala pusing berat. Dengan keadaan seperti itu, Lyra tidak selera menghabiskan makanan di pangkuannya. Pai ayam di nampan baru termakan ujungnya, tetapi setidaknya Lyra sudah menghabiskan salad. Setiap mengunyah, kepalanya semakin pusing.

Lyra menoleh pada Mrs. Jane yang sedang mencatat sesuatu di mejanya. "Umm ... Mrs. Jane? Sepertinya aku tidak bisa menghabiskan pai ayam ini."

Mrs. Jane mendongakkan kepala dan membenarkan kacamata, mengecek nampan makanan Lyra dari kursinya. "Habiskan setengah dari pai ayammu. Kau butuh protein."

"Apakah aku tidak bisa langsung minum obat saja?" Lyra mengerjapkan mata, berusaha memasang ekspresi memelas. "Kepalaku sangat pusing."

Setelah beberapa detik, Mrs. Jane mengembuskan napas. "Baiklah," ucapnya. Dia berdiri, lalu membuka lemari kaca berisi obat-obatan di belakangnya. Begitu menemukan obat yang dicari, Mrs. Jane beralih pada dispenser dan mengambil segelas air. Kemudian, dia menghampiri Lyra. Kepalanya menggeleng kecil saat menatap sisa makanan di nampan. "Kau harus makan lagi nanti di rumah."

"Baik, Mrs. Jane."

"Sekarang aku akan memberikanmu obat pereda nyeri." Mrs. Jane menyerahkan piring kecil berisi satu obat tablet dan air minum pada Lyra. "Aku akan membawakanmu obat ini untuk di rumah. Dosis dan tata cara pembersihan luka akan aku jelaskan saat orang tuamu datang. Mrs. Wainwright sudah mengonfirmasi bahwa ayahmu akan datang untuk menjemput."

Lyra pun meminum obatnya. Semoga efeknya langsung muncul.

Mrs. Jane membantu memindahkan gelas dan nampan makanan dari paha Lyra ke nakas. "Beristirahatlah, nanti akan aku bangunkan kalau ayahmu sudah datang," ucapnya.

"Terima kasih."

"Ini memang sudah tugasku," balas Mrs. Jane sambil tersenyum. Tangannya meraih gorden pembatas, lalu menariknya pelan-pelan sehingga ruang tertutup mulai tercipta untuk Lyra. Namun, dia berhenti sebelum bisa menarik gorden sampai ujung. Kepala Mrs. Jane menoleh ke arah pintu dengan heran sambil bertanya, "Ada perlu apa ke ruang kesehatan?"

"Kami ingin bertemu dengan Lyra."

Mrs. Jane beralih pada Lyra. "Kau ingin menyapa temanmu atau istirahat dulu?"

Lyra tidak yakin mereka siapa, tapi dari suaranya sudah jelas itu perempuan. Walau ingin tidur, rasa penasaran Lyra lebih besar. "Aku tidak masalah menyapa mereka sebentar," jawabnya."

Gorden pun kembali dirapatkan, memperlihatkan Anne dan Leticia yang berdiri di depan pintu. Lyra mengernyitkan dahi, tidak menyangka mereka yang datang. Mereka melangkah dengan senyum canggung, sedangkan Mrs. Jane kembali duduk di kursinya. "Panggil saja kalau kau butuh sesuatu," ucapnya dari meja.

Begitu Mrs. Jane kembali sibuk mencatat sesuatu di atas mejanya, Anne berdeham kecil. Dia mengulum bibir, seakan ragu untuk berbicara. Ketika dia menatap Lyra, sorot matanya terlihat bersalah. Leticia di sampingnya juga sama. Daripada berdiam diri dan canggung seperti ini, Lyra mengajukan pertanyaan lebih dulu.

"Kenapa kalian ingin bertemu denganku?"

"Kami ingin minta maaf," jawab Anne.

Leticia pun menimpali, "Benar. Kami tidak mengira kalau Gemma bisa bertindak seperti itu."

"Kenapa kalian yang minta maaf?"

Anne dan Leticia saling tatap, lalu akhirnya Anne yang angkat bicara. "Kami tahu sejak lama kalau Gemma suka River. Sebenarnya kami tidak peduli karena awalnya Gemma juga tahu diri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Feather AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang