23 | Not Your Knight in Shining Armor

1.6K 172 2
                                    

Pagi di Foxcroft Academy selalu damai. Maka dari itu, Lyra sering datang jauh lebih cepat agar ia bisa menikmati suasana. Ia berjalan gontai menuju loker untuk menaruh tabung gambar, pandangannya mengarah pada jendela lorong yang menampilkan halaman sekolah yang luas. Rumput hijau tidak lagi ditutupi oleh salju tebal, menandakan bahwa musim dingin akan segera berakhir, berganti dengan musim semi.

Musim semi memang indah, tetapi juga menjadi tanda bahwa OSIS Foxcroft akan menjadi semakin sibuk. Open house, prom night, gala ulang tahun Foxcroft yang ke-57, kunjungan ke Norton Preparatory, dan entah apa lagi acara lainnya yang harus dilaksanakan. Untung saja nanti tidak ada rapat sehingga Lyra bisa sedikit bersantai.

Sesampainya di deretan loker, Lyra membuka miliknya. Berbeda dengan lokernya saat SMP dulu yang kecil, loker di sini tingginya dua meter dan bisa digunakan untuk menggantung mantel. Foxcroft Academy memang bukan swasta yang kaleng-kaleng dalam memberikan fasilitas, menjadikannya salah satu sekolah swasta terbaik di negara bagian ini.

Lyra dengan hati-hati menaruh tabung gambarnya di dasar loker. Sebenarnya ia malas bolak-balik membawa benda tersebut, tetapi hari ini kebetulan adalah hari presentasi karya. Lyra harus mempresentasikan karya media campurannya di kelas AP Drawing, yang ia selesaikan sampai larut malam karena juga mencicil mengerjakan revisi pekerjaan OSIS.

Setelah selesai menaruh barang di loker, Lyra bergerak menuju kelasnya. Lorong masih sepi, dan dari jendela, baru ada satu tas di dalam kelas AP Psychology. Lyra berniat langsung masuk, tetapi melihat laki-laki berambut coklat gelap bertengger di dekat tangga membuatnya penasaran. Tidak biasanya Aleksander berdiam diri di luar, kecuali kalau ada sesuatu yang dia tonton.

Lyra pun menghampirinya, lalu mencolek pundak cowok tersebut. "Ada apa?"

Aleksander menoleh. Ia meletakkan jari telunjuk di depan bibir, mengisyaratkan Lyra untuk diam. Lyra mengernyitkan dahi dan melihat ke bawah, di mana terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang bicara serius.

Dari bentuk kepalanya, Lyra jelas tahu itu River.

"Kenapa aku harus peduli?" suara River terdengar tajam, yang belum pernah Lyra dengar sebelumnya.

"Kenapa kau tidak bisa membantuku?"

Gemma. Lyra menelan ludah. Kenapa dia tiba-tiba mendatangi River?

"Oh, yang benar saja. Memangnya apa yang sudah kau lakukan untukku? Untuk Monroe Pharmaceuticals?" tekan River. "Aku tahu rahasia keluargamu, jadi berhentilah bersikap seakan kau bisa seenaknya begini."

"Tapi aku benar-benar butuh bantuanmu," lirih Gemma. "Hanya kau yang bisa membantuku."

"Kau terlalu banyak berkhayal, ya? Aku bukan pangeran berkuda putih yang bisa membantumu." Walau dari atas, Lyra bisa melihat River yang kemudian memelototi Gemma. "Kau bahkan bukan putri yang layak untuk diselamatkan."

River berbalik sehingga Lyra dan Aleksander refleks kabur meninggalkan tangga dan langsung masuk ke kelas mereka, yang untungnya belum ada orang lain. Lyra menaruh tas di meja yang biasa ia tempati, sedangkan Aleksander duduk di atas mejanya dengan santai.

"Pacarmu kejam juga kalau bicara," komentar Aleksander.

Lyra tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih dengan hal tersebut. Entah apa masalah Gemma, tetapi sebagai perempuan, Lyra harap Gemma tidak merasa hancur setelah mendengar penolakan dari River. "Aku juga baru tahu dia bisa bicara seperti itu," balas Lyra.

"Omong-omong, apakah kau tidak penasaran?" tanya Aleksander.

"Penasaran apa?"

"Rahasia keluarga Gemma."

A Feather AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang