chapter dua || tangisan Haruka

372 38 3
                                    

Banyak hal yang benar-benar berbeda dalam kehidupan Haruka, dan kakaknya. Hal itu membuatnya tidak percaya diri. Namun, apa yang telah terjadi. Barangkali merupakan ketentuan dari Tuhan.

Haruka tidak beranggapan jika itu kesalahan Tuhan. Apa yang terjadi padanya, memang sudah semestinya terjadi. Apa boleh buat, Haruka hanya perlu bertahan hidup. Dan menerima segala hal yang akan terjadi nantinya.

Meskipun begitu, bukan berarti dia bisa sepenuhnya menerima. Bohong jika Haruka baik-baik saja, di saat kakaknya terus-terusan di puji. Maka Haruka akan mendengar dirinya di rendahkan serendah-rendahnya. Seakan-akan itu pantas untuknya.

Apa kesalahannya? Kenapa orang-orang disekitarnya terus mencari letak kesalahannya itu. Padahal, Haruka ingin menjadi orang baik. Dia berkeinginan untuk tidak di anggap bersalah, atas apa yang dilakukannya selama ini.

Haruka pikir jika dia diam saja, maka semuanya akan baik-baik saja. Nyatanya itu salah, semuanya yang terjadi akan sama saja. Haruka akan tetap di cari kesalahannya, sehingga dia merasa hidupnya tidak adil.

Setiap malam hanya tangisan yang selalu menjadi bukti, jika Haruka sudah lelah pada hidupnya. Dia hanya ingin menangis sepanjang malam, dari pada menyakiti dirinya sendiri. Entahlah itu juga kesalahan atau tidak, tapi hanya itu satu-satunya cara agar Haruka tetap bertahan. Sebab setelah menangis, Haruka merasa sedikit baikan.

"Ren! Nanti kita kerjain tugas kelompok di rumahmu ya?" Ucap Enomoto yang langsung menentukannya.

Bahkan teman sekelompok nya pun menyetujuinya, Ren hanya bisa mengangguk untuk mengiyakannya. Lagian, kedua orangtuanya tidak di rumah. Mereka berdinas di luar kota, kebetulan yang ada di rumah hanya dirinya dan sang adik.

Barangkali semuanya juga akan baik-baik saja, sekalipun Haruka tidak suka. Jika kakaknya membawa teman-temannya ke rumah. Karena bagi Haruka, dia akan di permalukan oleh teman-teman kakaknya itu.

Padahal selama ini mereka tidak melakukan hal sedemikian. Haruka sekedar ketakutan, dan menganggap semua orang itu sama saja.

"Anu, Ren-kun. Apa tidak apa-apa? Mungkin adikmu tidak bisa menerima kami nantinya. Bukankah dia pernah menolak sebelumnya, maaf karena Takeshi menentukannya tanpa berunding terlebih dulu," ucap Kusumi yang sangat paham tentang kehidupan kedua kakak beradik itu.

Karena bagaimanapun, Ren selalu menceritakan banyak hal padanya. Ren orang yang sangat terbuka, sekalipun dia terlihat tidak peduli sama sekali dengan hidupnya.

"Aku yakin Haruka pasti menerima kalian. Karena kalian juga memperlakukannya dengan baik."

Yang dikatakan Ren benar adanya. Selama ini mereka selalu melindungi Haruka juga, sama halnya yang dilakukan oleh Ren. Tapi, Haruka masih belum mengakuinya. Dia masih takut pada orang-orang disekitarnya.

Padahal Haruka sudah sangat berani saat dia memberikan perlawanan. Hanya saja, dia masih berada dalam trauma terbesar dalam hidupnya. Yaitu—diperlakukan dengan buruk.

"Aku juga akan berusaha sepertimu, Ren. Bagaimanapun Haruka layak mendapatkan kehidupan yang baik. Kau jangan khawatirkan apapun, aku peduli pada hidupmu dan hidup adikmu juga."

Ren memang paling bisa mengandalkan teman-temannya, mereka tidak pernah berpaling darinya. Bahkan mereka pun bersedia memberikan pertolongan pada Ren, padahal Ren tidak pernah memintanya.

Tapi, mereka akan datang lebih dulu. Dan mengulurkan tangannya pada Ren tanpa ragu sama sekali.

Berkat kebaikan dari teman-temannya, Ren memiliki semangat yang membara. Jika dia akan membuat adiknya berada dalam lindungannya, serta mempercayai ketulusannya itu. Tidak semua orang itu sama, mereka juga tidak semuanya jahat.

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑘𝑎𝑘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang