chapter sepuluh || bunda berikan alasan yang pasti

221 28 1
                                    

Haruka itu memang sulit untuk merasakan kebahagiaan. Dia tahu bahagia memang sederhana. Tapikan tidak mudah untuk didapatkan. Bahkan di ciptakan nya sendiri, butuh perjuangan yang menguras tenaga.

Dalam hidup tidak semua hal bisa di dapatkan dengan mudah, selalu ada perjuangan yang diperlukan agar bisa mendapatkannya. Haruka juga ikut melakukan banyak hal dalam hidupnya, agar dia bisa berada di titik kebahagiaannya sendiri.

Namun, berjuang itu melelahkan. Adakalanya Haruka memilih untuk berhenti terlebih dulu, dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melanjutkannya lagi. Bukan untuk menyerah.

Hanya saja terkadang Haruka berpikir, bahwa dia memang sudah seharusnya untuk menyerah. Tidak ada yang perlu di peristirahatkan, akan lebih baik jika di akhiri saja semuanya. Sebab di hidupnya memiliki banyak perihal yang menyakitkan. Bertahan hidup saja sudah termasuk kesalahan.

Kedua orangtuanya tidak pernah tersenyum padanya. Mereka juga tidak peduli pada Haruka. Ada saat di mana Haruka sakit, hanya Ren yang berada di dekatnya. Dan merawatnya sampai sembuh. Ren lah yang menjaganya sepanjang malam. Sedangkan kedua orangtuanya, tidak pernah mau melakukan hal semacam itu.

Haruka ingin tahu alasan kebencian dari kedua orangtuanya. Kenapa hanya karena dia berbeda, kebencian itu sangatlah luar biasa. Haruka tidak merasa dirinya sempurna, bahkan tidak pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi, Haruka tidak membuat kesalahan sama sekali pada kedua orangtuanya.

Tapi, mereka selalu saja menyalahkannya dalam banyak hal. Mendengar dirinya di salahkan saja sudah menyakitkan, apalagi jika terus-terusan terlibat dalam permasalahan. Yang bahkan tidak pernah Haruka lakukan.

Ketika sosok orangtua menjadi pelindung anaknya, maka orangtua Haruka berbeda. Mereka orang pertama yang melukai Haruka, dan orang pertama yang membuat Haruka berkeinginan untuk mati.

"Kenapa kau keluar dari kamarmu, sudah aku bilang bukan. Jika ada tetangga yang datang ke rumah, lebih baik kau di kamar saja. Jangan tunjukkan dirimu," kata bunda yang terlihat sangat marah.

Haruka juga tidak tahu jika bundanya kedatangan tamu. Dia hanya berniat untuk keluar sebentar mengambil minum. Tapi, nyatanya hal itu justru dipermasalahkan.

Dari kecil Haruka memang tidak diperbolehkan keluar dari rumahnya, kecuali jika bersekolah saja. Haruka tidak pernah dikenalkan pada tetangganya, karena bundanya merasa malu. Sebab rumor yang mengatakan Haruka pembawa sial itu sudah tersebar di mana-mana.

Meskipun tidak semua mempercayainya, sang bunda tetap ingin menyembunyikan Haruka. Sampai Haruka berpikir jika seperti tahanan saja.

"Aku membencimu, Haruka. Saat pertamakali kau di lahirkan, aku ingin sekali membunuhmu. Aku takut kau pembawa sial, karena ketika kau di lahirkan. Nenek kalian meninggal, usaha ayahmu bangkrut. Dan hal itu secara bersamaan terjadi saat kau dilahirkan. Lebih mengerikannya lagi, kau justru terlahir berbeda. Kau memiliki mata yang menjijikkan itu, rambutmu juga sama saja," ujar bundanya panjang lebar.

Dia mengatakan hal yang belum pernah Haruka dengar sebelumnya. Apakah hanya karena hal itu, dia sampai di benci oleh bundanya. Apakah karena dia berbeda segala perkataan-perkataan menyakitkan, seringkali di dengar oleh Haruka. Yang bahkan tidak melakukan kesalahan pada setiap orang.

"Bunda, maaf. Tapi berikan alasan yang lebih pasti dari itu. Kenapa bunda segitu bencinya sama haruka."

"Semua itu sudah mencakup segala alasannya, Haruka. Lebih baik kau mati, dan aku harap kau memang tidak pernah ada di dunia ini. Aku punya kuasa untuk membuatmu berakhir, tapi aku membiarkanmu hidup karena Ren. Hanya karena Ren kau masih bisa tinggal di sini," jawab bundanya lagi, yang kemudian meninggalkan Haruka setelahnya.

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑘𝑎𝑘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang