Sesuai dengan apa yang sudah Haruka putuskan, dia akan melakukan apapun untuk membela dirinya sendiri. Bahkan jika dia sampai melakukan kesalahan, tidak apa-apa. Semua yang dilakukannya hanya karena membela dirinya sendiri. Haruka tidak melakukan kejahatan, maka itu pun bukan kesalahan.
Haruka hanya di anggap berbeda, yang entah kenapa sangat pantas untuk di hinakan. Jika seperti ini yang terjadi, tidak ada salahnya jika Haruka memberikan pembelaan.
Meskipun pada dasarnya sulit untuk berubah, dan menjadi seseorang yang berbeda pula. Haruka tetap akan melakukannya, ketika teman-teman kakaknya mampu melindunginya. Haruka pastinya akan lebih mampu melindungi dirinya sendiri pula.
"Kau ini lemah ya," ucap Yamato yang justru mendapatkan gelak tawa dari yang lain.
Memang tidak ada habis-habisnya, teman-teman sekelasnya. Dan orang-orang disekitarnya akan melakukan hal yang sama. Haruka yang memiliki perbedaan itu, di anggap paling hina.
Jika Haruka tetap diam, bukankah dia membiarkan dirinya sendiri berada dalam derita? Maka tidak ada pilihan lain. Selain memberikan sebuah pembelaan.
Brak!
Haruka pun menggebrak mejanya, dia berdiri dengan penuh emosi dan membuat kursinya jatuh ke belakang. Haruka bukan dirinya yang dulu, dia tidak akan berdiam diri seperti tidak mampu melakukan apa-apa.
Mendekati Yamato, dan menarik kerah bajunya. Bahkan Haruka sampai tersenyum miring, dan menguatkan cengkeraman nya pada Yamato.
"Kau bilang aku lemah? Apa kau ingin merasakan pukulanku?"
Benar saja, Haruka pun memberikan sebuah pukulan pada Yamato berkali-kali. Dengan membabi-buta dia melakukannya seorang diri. Segala penghinaan yang pernah di dengarnya, kembali di dengarnya lagi sebagai sebuah kenangan yang menyakitkan.
Ketika Haruka menunjukkan sisinya yang mengerikan. Tidak ada satupun orang yang berani menghentikannya. Padahal Yamato sudah babak belur, wajahnya sampai di penuhi dengan darahnya sendiri.
Kedua tangan Haruka juga ikut berdarah, wajahnya pun terciprat darah dari Yamato. Tidak akan Haruka biarkan lagi, menjadi dirinya yang di anggap lemah bagi orang lain. Dia akan memperlihatkan dirinya, yang belajar untuk menjadi orang yang paling kuat agar tidak terluka.
"Sakura Haruka! Apa yang kau lakukan sialan!" Satu-satunya yang menghentikan perbuatan Haruka hanyalah seorang guru.
Teman-teman sekelasnya tidak bisa melakukan apapun, dan hanya bisa memanggil guru untuk menghentikan Haruka. Haruka pun tidak punya pilihan selain menghentikan dirinya sendiri.
Dengan napasnya yang terengah-engah, baru kali ini Haruka merasa puas. Hingga Haruka mendapati keberadaan kakaknya, yang justru mengacungkan jari jempol padanya.
"Ke ruang guru sekarang!"
Haruka tersenyum, ternyata memang sudah seharusnya dia melakukan hal seperti ini. Kenapa juga dia harus berdiam diri, dan membiarkan dirinya terluka. Semua manusia juga harus berhati-hati dalam perkataannya. Karena bagaimanapun perkataan mereka bisa saja membunuh.
Apa yang akan terjadi setelah ini, Haruka tidak peduli. Bahkan jika ayahnya akan marah besar padanya, Haruka hanya perlu membela dirinya lagi. Haruka tidak ingin melihat orang-orang yang peduli padanya, terluka hanya karena melindunginya.
Setibanya di ruang guru, Haruka mendengar beberapa kalimat-kalimat yang di tujukan padanya. Beberapa guru saja mampu menghinanya, mereka juga menyalahkan Haruka atas apa yang terjadi.
"Kau seharusnya tidak berkelahi, jika mereka menghinamu. Maka kau harusnya menerima hal itu."
"Oh jadi maksudnya ibu, aku harus diam saja ketika di hina? Memangnya ibu mampu diam saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑘𝑎𝑘 [✓]
RandomKala malam telah datang. Tangisan mulai terdengar. Hal itu memiliki sebuah alasan. Sebab ada seseorang yang meminta keadilan. ✻ʜɪɢʜᴇsᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢ✻ ✐1kasumi ✐1miyoshi ✐2tidakadil ✐2tega ✐3kiryu ✐4togame ✐4umemiya ✐6ren ✐9nirei Start-22-Juni-2024 Sabtu ...