epilog

147 23 6
                                    

Tahun baru tanpa kehadiran dari kakaknya. Seseorang yang kini bukan bagian dari semesta, dia telah menemukan tempat beristirahat paling tenang. Yang kemungkinan besar telah tersenyum dengan penuh kebahagiaan.

Haruka menjalani kehidupannya yang dia usahakan agar terlihat baik-baik saja, dia tahu bahwasanya akan merasakan luka. Namun, Haruka tidak akan bergantung pada siapapun lagi. Karena sebelumnya sang kakak juga seperti itu. Haruka sengaja melakukannya, karena dia ingin menjadi sekuat kakaknya.

Ketika telah kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya, saat kedua orangtuanya menangis sesenggukan penuh dengan kepedihan. Hanya Haruka satu-satunya orang yang berusaha untuk tidak lagi menangis. Memang menyakitkan, apalagi dia dipaksa untuk melepaskan.

"Haruka, kau sedang apa?" tanya sang ayah yang masuk ke dalam kamar Haruka.

Haruka menoleh ke arahnya, mengukir senyumannya dengan manis di balik bibirnya yang pucat. Tahun baru ini, Haruka tidak lagi bersama kakaknya. Hanya sebuah kenangan yang dapat Haruka kenang dengan baik.

Karena bagaimanapun, dia memang tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia yang telah kehilangan, pastinya akan merasakan duka yang mendalam.

"Ayah, aku merindukan kakak," ucap Haruka yang langsung menangis.

Sang ayah pun mendekat ke arahnya, memeluk tubuh Haruka yang bergetar hebat. Tangisannya kian menjadi-jadi, rasanya menyesakkan sekali. Karena sosoknya seorang ayah saja tidak mampu menguatkannya.

Namun, dia yang tidak ingin lagi menyesal. Akan mengusahakan yang terbaik, agar dia bisa melindungi satu-satunya yang masih bertahan.

"Kakakmu tidak akan tergantikan, dia akan menjadi satu-satunya kakakmu yang paling hebat itu. Dan maafkan ayah, karena tidak menyayangimu dari awal. Maafkan ayah selama ini," tutur sang ayah yang mengelap air mata Haruka.

"Aku tidak pernah membenci ayah, dan aku selalu memaafkan kesalahan ayah."

Setelah mendengar kalimat itu, sang ayah tersenyum dengan manis. Dia juga mengusap lembut pundak Haruka, dan kembali mengucapkan sebuah janji. Bahwa dia tidak akan membiarkan Haruka terluka olehnya.

Jika di ingat-ingat lagi, Ren pernah meminta padanya. Bahwa seorang ayah itu harus ikut andil dalam mengasihi anak-anaknya. Mereka juga menghadirkan mereka ke dunia ini, maka mereka pun harus memberikan segala-galanya yang dibutuhkan.

"Haruka seberapa sakitnya menjadi dirimu? Apa semudah itu juga kau akan memaafkan ayahmu ini."

"Karena semuanya sudah baik-baik saja, dan kakak yang mengusahakan dengan yang terbaik. Maka aku akan menjalani kehidupanku dengan baik-baik saja juga. Aku akan melupakan rasa sakit sebelumnya, dan aku akan hidup sebaik mungkin," katanya yang justru mengukir senyumannya tanpa terlihat sedang bersedih.

Sang ayah yang tidak pernah memberikan kasih sayang sebelumnya, kini benar-benar menyesal. Sebanyak apapun dia meminta maaf, dan telah dimaafkan rasanya pun belum cukup.

Karena Haruka satu-satunya yang dia miliki sebagai putranya. Dia tidak ingin lagi menyesal, apalagi kehilangan. Barangkali ini pun kesempatan terakhirnya, dia tidak akan kehilangan kesempatan terbaik dalam hidupnya itu.

Kini semuanya telah baik-baik saja, Ren yang telah memberikan kehidupan yang baik untuk adiknya. Telah beristirahat dengan damai, dia juga tidak meninggalkan sebuah penyesalan. Karena saat ini, Haruka pun telah diberikan kasih sayang serta kepedulian.

Walaupun masih ada rasa sakit, dan duka karena kehilangan. Haruka tidak berpikiran untuk mengakhiri segalanya. Hidupnya yang telah baik-baik saja juga karena perjuangan dari kakaknya selama ini. Dia tidak akan menyia-nyiakannya, dan akan menunjukkan pada kakaknya jika dia ikut sudah hidup dengan keadaan baik-baik saja.

 Dia tidak akan menyia-nyiakannya, dan akan menunjukkan pada kakaknya jika dia ikut sudah hidup dengan keadaan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TAMAT.
Cerita ini telah berakhir, dengan ending yang di usahakan akan menjadi yang memuaskan untuk sang penulis. Terimakasih karena sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca cerita yang tidak sempurna ini. Terimakasih karena sudah menemani perjalanan cerita ini sampai akhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑘𝑎𝑘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang