DEAR DIARY 4

21 2 0
                                    

Kaikala menyusun makanan ke dalam kotak makannya dengan jumlah banyak, Vany menghampiri anak gadisnya karena ia telah menunggu anak itu keluar dari dapur namun tak kunjung datang.

Vany melihat isi kotak makan yang begitu penuh, tidak biasanya Kaikala membawa bekal dengan porsi besar, "Tumben kamu bawa bekal banyak? yakin bakal habis sayang?."

"Ga aku makan sendiri kok, Ma. Sengaja aku bawa banyak biar bisa sharing sama Ares."

"Oohh, sama Ares."

Kaikala mengerutkan kening saat melihat raut wajah Vany, "Kenapa si? kok muka Mama gitu?."

"Gapapa sayang, cepet keluar. Kasian Ares nunggu. Terus nanti jangan lupa abis makan langsung di minum obatnya, jangan sampe ga di minum"

"Iya, Ma. Aku ga pernah lupa."

Kaikala memasukkan kotak bekalnya kedalam tas, ia dan Vany melangkah menghampiri Antares yang telah menunggu di halaman rumah.

"Aku sama Ares berangkat ya, Ma."

"Berangkat ya, Tante."

"Iya, kalian hati-hati ya." motor Antares melenggang pergi dari halaman rumah Kaikala.

20 menit berlalu, Antares dan Kaikala telah sampai di sekolah. Keduanya melangkah masuk kedalam melewati lorong kelas yang sudah lumayan ramai.

Di pertengahan jalan, langkah keduanya tertahan saat ada seorang siswa berdiri menahan langkah mereka, "Res, pulang sekolah nanti jangan lupa latihan ya."

"Lah, bukannya jadwal latihan besok?."

"Jadwalnya di ubah soalnya besok Coach ada acara sama keluarganya."

"Ohh yaudah, thanks info Gar."

"Yoi, gue duluan ya Res, Kal." anak laki-laki itu pergi melewati Antares dan Kaikala.

"Pulang sekolah nanti gue ga bisa anter lo gapapa?, tapi bisa si nanti gue izin buat anter lo dulu." tanya Antares sambil terus berjalan menelusuri lorong.

"Engga, gapapa. Nanti gue bisa pulang bareng Carla. Dia kan bawa mobil."

"Yaudah, masuk gih. Belajar yang bener anak kecil." Antares berdiri didepan pintu kelas Kaikala, membukakan pintu agar gadis itu bisa masuk ke dalam kelas.

"Iya, lo juga belajar yang bener. Gue masuk ya." Kaikala masuk ke dalam kelas, Antares pergi menuju kelasnya.

Kaikala menarik kursinya dan meletakkan tasnya diatas meja, "Bareng pangeran lagi." ledek Carla.

"Pangeran kodok, oh iya Car. Nanti pulang sekolah gue nebeng lo ya?."

"Boleh, pangeran lo ga bisa anter ya?." Carla terkekeh kecil.

"Pangeran, pangeran, gue colok mata lo. Ares ada perubahan jadwal latihan, jadi dia ga bisa anter."

"Iya siap tuan putri, dayang lo ini siap mengantar lo dengan selamat sampe rumah." Kaikala mencubit kecil pinggang Carla, sang empu hanya terkekeh.

─  ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─

"Lo ke kantin sendiri ya, Vin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ke kantin sendiri ya, Vin. Gue di bikinin bekal sama Kala."

"Cie elah, iya dah yang punya."

"Punya mata lo."

"Kasian friend zone." Melvin tertawa dan langsung lari ke kantin sebelum wajahnya tampannya berubah menjadi biru karena di tonjok oleh Antares.

Antares keluar kelas dan langsung menghampiri Kaikala yang sudah menunggunya, saat ia berjalan di lorong beberapa siswi menyapanya karena bisa dibilang bahwa Antares cukup populer di sekolah.

Siswa pintar dan selalu membawa piala untuk sekolah melalui lomba basket yang ia ikuti, bagaimana bisa tidak populer?. Setiap harinya ia selalu menerima barang ataupun makanan dari siswi yang menyukainya.

Antares masuk ke dalam kelas Kaikala yang cukup sepi, ia duduk di kursi Carla yang kosong. Kemana perginya teman Kaikala?.

"Carla kemana? gue kira bakal makan bekal bareng sama dia."

"Dia ga bawa bekal, jadinya pergi ke kantin."

"Pasti ngedate tuh sama si Melvin."

"Hahaha, biarin deh mereka pdkt."

"Wiihhh enak nih, lo sendiri yang masak?." Antares menerima kotak bekal yang disodorkan oleh Kaikala.

"Engga lah, yang masak Mama tapi gue yang nyusun. Emang lo mau gue masakin?."

"Ga usah, Kal. Gue ga mau ngerepotin lo."

"Kebalik kali, gue yang ngerepotin lo mulu. Nanti gue anterin bekal deh buat lo makan pas break latihan."

"Serius lo?."

"Iya serius."

"Uumm terimakasih anak kecil." Antares menggusar rambut Kaikala sampai tak beraturan, tangannya di pukul kuat oleh gadis itu tetapi ia tak merasakan sakit sedikitpun karena tangannya jauh lebih besar dari Kaikala.

"LO KEBIASAAN BANGET SI SUKA NGACAK-NGACAK RAMBUT GUE!." Kaikala merapihkan anak rambutnya yang berantakan akibat Antares.

"Abisnya gue gemes sama lo, maaf ya?." tangan Antares membantu merapihkan rambut Kaikala. "Jangan cemberut dong, cantiknya jadi ilang. Maafin gue yaa, yaa yaaa..."

Kaikala berdecak, "Jangan kebiasaan ngacak-ngacak rambut gue."

"Iya engga lagi, tapi sebagai gantinya gue remes pipi lo." kedua pipi Kaikala di ampit menggunakan satu tangan oleh Antares, besar wajah Kaikala kecil dibandingkan telapak tangan Antares.

"SAKIT GOBLOK!." kepala Antares berhasil dipukul oleh Kaikala dengan sendok.

"Anjing.. sakit banget kepala gue..."

"Sukurin!."

Keadaan kelas ramai hanya karena mereka berdua, siswa dan siswi yang juga berada di dalam kelas hanya diam karena sudah biasa dengan kejadian tersebut.

Jika ada yang baru mengenal Antares dan Kaikala, mungkin mereka akan mengira bahwa mereka adik kakak atau bahkan pacaran, padahal mereka hanya sahabat dari kecil.

DEAR DIARY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang