Hari ini adalah hari minggu dimana Kaikala dan juga Antares memiliki rencana untuk piknik di sebuah taman yang ada di pinggir kota.
Kaikala sudah siap untuk berangkat, ia menunggu kedatangan pangeran tak berkudanya di ruang tamu. Vany datang membawa segelas teh di tangannya lalu duduk di sofa sebelah Kaikala.
Matanya melihat kagum ke arah Kaikala, betapa cantik anak gadis semata wayangnya itu. "Anak Mama makin cantik aja, kamu mau kemana emangnya?."
"Aku sama Ares mau piknik di taman, Ma."
"Ohh, sama Ares. Sesekali sama pacar kamu dong, masa sama Ares terus."
"Kalo ada Ares kenapa harus yang lain."
Vany ber-oh kecil sambil tersenyum tipis, "Kalau begitu kamu pacaran sama Ares aja."
"Ih, apaan si Mama." Vany tertawa melihat wajah Kaikala, ucapan salam terdengar dari luar rumah. Keduanya mengenali pemilik suara tersebut.
"Pangeran tak berkuda kamu udah dateng tuh, buru di samperin gih."
"Mama ngeledek terus!."
"Bercanda sayang, ayo Mama anter ke depan." Vany merangkul tubuh kecil Kaikala menghampiri Antares yang sudah menunggu di depan rumah.
"Assalamualaikum, Tante." Antares menghampiri Vany dan mencium punggung tangan wanita peruh baya tersebut.
"Waalaikumsalam, akhirnya kamu dateng juga, Res. Kala udah ga sabar nunggu kamu dari tadi."
"Bener gitu, Kal?."
"Ih Mama dari tadi kenapa si, bohong. Jangan percaya kata-kata Mama, semuanya dusta."
Vany dan Antares terkekeh, "Aku izin bawa Kala keluar ya Tante, aku pastiin Kala aman sama aku."
"Kamu ini, kaya baru pertama kali aja bawa Kala keluar, Tante percaya sama kamu kalo kamu bakal jaga Kala dengan baik."
"Terimakasih atas kepercayaannya, Tan."
"Yaudah Kala sama Ares berangkat ya, Ma. Keburu rame, nanti ga dapet tempat."
"Iya sayang, hati-hati ya."
"Kita pamit ya, Tante." kedua mencium punggung tangan Vany sebelum akhirnya melenggang pergi.
─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─
Motor Antares berhenti di parkiran taman, tangannya membantu Kaikala melepas helm dari kepala gadis tersebut karena tangan kecilnya penuh dengan keranjang dan juga tikar yang ia bawa.
Antares mengambil beberapa barang dari tangan Kaikala karena gadis itu terlihat kesulitan membawanya, ditangan satunya Antares menggandeng Kaikala mencari tempat kosong yang bisa ia mereka tempati.
Melihat tempat kosong, Antares langsung menggelar tikar agar bisa nyaman duduk diatas rerumputan yang hijau. Kaikala mengeluarkan makanan dari keranjang dan menyusunnya diatas tikar yang telah terbentang.
Suasana di taman cukup ramai dikunjungi oleh para remaja dan juga orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk piknik, suara bising dari anak-anak yang bermain ikut meramaikan suasana taman.
Berlari kesana-kemari dan bermain bola dengan orang tuanya membuat Kaikala tersenyum melihat kebahagiaan dari mereka, Antares memperhatikan Kaikala yang sedang melihat anak-anak bermain.
Iya ikut tersenyum melihat lengkungan dari bibir Kaikala yang membuat hatinya menghangat, senyuman itu sudah menjadi candu baginya.
