Jutaan motivasi merangkai isi kepalaku. Namun tetap saja, pikiranku masih terlintas akan masa lalu bersamamu. Aku tahu ya, kita sebatas berbincang hanya satu alasan, bukan karena kita akrab tapi karena terpaksa. Mungkin kamu juga sungkan membuka mulut jika aku tak menyapamu lebih dulu. Mungkin kita akan lebih lama merasa asing jika aku tak pernah mengajakmu berbicara. Nestapa kenangan yang kini kujelajahi sekadar manipulasi kesibukan supaya tidak mengenang orang baru nantinya.
Beriring kasih bersama bahagia yang telah kujalani sudah mulai merekah. Aku bahagia sekarang. Tak pernah lagi yang namanya kangen-kangenan, pura-pura patah hati, nekad galau meski tidak ada yang nyakitin. Semuanya hanya bisa menyesakkan jiwa saja, malah bisa jadi frustasi memikirkan yang seharusnya bisa ku lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bantal Kusam
AléatoireKita kerap bercerita, akar-akar masalah ini belantara dari mana? Keputusasaan mengalir maunya apa? Kita sudah semakin tergenang di dalamnya. Hebatnya ujian pertemanan dan percintaan hanya kaulah yang tahu ke mana dan bagaimana. Buku ini sebagai pela...