Dari hari ke hari, rindu terus menggelayuti. Sampai kau tak mengakui. Bahwa kita pernah satu tanpa naluri. Aku 'kan terus mengikutimu, merantai jejak dalam hitungan waktu. Sampai kau tahu, selamanya hidupku tak pernah lepas dari senyum palsumu. Kesabaran yang kita butuh memang habis terkuras oleh gengsi. Beberapa yang mendekatimu kau anggap berlebihan, dan beberapa yang menjauh darimu kau pura-pura sanggup menerima. Namun, tanpa diminta ternyata akan hadir, sabar yang kita tanam sampai berakar suatu saat menjadi timbal balik akan perhatian terhadap kita. Ini bekal untuk sekarang—bahwa tergesa-gesa dalam bertindak menimbulkan sensasi yang berat, sampai kita muak untuk terus melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bantal Kusam
De TodoKita kerap bercerita, akar-akar masalah ini belantara dari mana? Keputusasaan mengalir maunya apa? Kita sudah semakin tergenang di dalamnya. Hebatnya ujian pertemanan dan percintaan hanya kaulah yang tahu ke mana dan bagaimana. Buku ini sebagai pela...