•••
Hye Yoon menjadi tak tenang dalam mengerjakan pekerjaannya. Sungguh diluar dugaan nya, kini bos nya adalah seorang Byeon Woo Seok. Hye Yoon benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, pasalnya mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu, bahkan mereka tak lagi saling menghubungi.
"Yoon-ah, kenapa wajahmu pucat sekali kau sakit?" Tanya Eun Soo yang melihat temannya itu seperti tidak baik-baik saja.
"Tidak Eun Soo-ah, aku hanya kelelahan saja sepertinya." Jawab Hye Yoon dengan suara benar-benar lemas, memikirkannya saja sudah membuatnya seperti terjatuh sakit.
"Hei Kim Hye Yoon! Kau dipanggil pak direktur untuk mengirimkan laporan." Ucap salah satu rekan kerjanya yang sedikit berteriak.
Mati mati mati, Hye Yoon langsung bergegas membereskan berkas yang akan ia laporkan. Ditambah ia panik karena akan menghadapi Woo Seok secara langsung berdua, sungguh Hye Yoon tidak tau harus bagaimana lagi. Apa yang harus ia katakan? Menanyakan kabarnya? Atau berkata, "sudah lama tak bertemu." Oh apa yang harus Hye Yoon katakan?. Sungguh ia dibuat bingung hanya karena itu, bukan karena laporannya.
Perlahan Hye Yoon mendekati pintu ruangan Woo Seok, dia mengetuknya pelan dan perlahan membukanya.
Dilihatnya Woo Seok yang tengah sibuk dengan berkasnya, pria itu membuka jas nya menyisakan kemeja hitam yang ia kenakan, sebuah kacamata bertengger pada hidung mancungnya, sungguh ia bukan lagi Woo Seok yang dulu, ia terlihat lebih dewasa dan berwibawa sekarang.
"Saya membawa laporannya pak." Ucap Hye Yoon pelan dan perlahan tangannya menyodorkan berkas pada meja Woo Seok.
Tak ada respon apapun dari Woo Seok, setelah laporannya Hye Yoon simpan di meja direkturnya itu. Hye Yoon hanya bisa terdiam dan terus meremas kedua tangannya, sungguh ia ingin mengatakan sesuatu pada Woo Seok tetapi ia tidak berani mengatakan apa-apa.
"Jika sudah selesai kau boleh pergi sekarang juga."
Deg
Dada Hye Yoon terasa terlempar oleh batu, mendengar apa yang dikatakan Woo Seok, bahkan Woo Seok sama sekali tidak melirik ke arahnya dan malah langsung mengusirnya.
Hye Yoon kembali tak mengerti dengan keadaan ini. Mungkinkah Woo Seok marah padanya? Atau memang Woo Seok sudah melupakannya?
Ah mungkin saja ia sangat profesional karena ini lingkungan kerja - batin Hye Yoon yang mencoba positif thinking saja. Tidak mungkin kan sahabatnya itu lupa padanya? Dan Hye Yoon sedikit kecewa.
Hye Yoon berbungkuk memberi hormat dan segera melangkah mundur meninggalkan ruangan direktur barunya itu.
Hye Yoon melangkahkan kembali kaki lesunya menuju meja kerja, mungkin ini akibat yang harus ia terima setelah selama ini mati-matian menghindari Woo Seok dan mungkin saja Woo Seok memang marah padanya.
Mengapa Hye Yoon sedih? padahal ini kan yang ia inginkan? Menjalani hidup masing-masing tanpa saling memperdulikan.
Dan yang jadi masalah mengapa tuhan kembali mempertemukan mereka lagi.
•••
"Yoon-ah, kau sepertinya memang tak baik-baik saja hari ini." Eun Soo memperhatikan temannya yang sedari tadi hanya mengaduk-ngaduk makanannya tanpa memakannya sedikitpun.
"Apa karena direktur baru itu? Apa dia memarahimu?" Sungguh tebakan Eun Soo tidak meleset. Hye Yoon seperti itu karena Woo Seok, tetapi bukan karena dimarahi tetapi karena didiamkan.
Hye Yoon hanya menggeleng pelan, Eun Soo hanya bisa melihat malas pada temannya ini.
"Kau sangat tidak asik, seharusnya kau cerita padaku pengalaman pertama bertemu direktur tampan itu." Keluh Eun Soo.
"Aku bahkan ingin sekali dia panggil, tetapi dia hanya memanggilmu tadi." Eun Soo mengerucutkan bibirnya.
"Memangnya pekerjaanmu sudah selesai sampai sudah siap menghadap direktur." Hye Yoon memandang Eun Soo yang mulutnya maju ke depan macam kuda laut.
"Tentu saja sudah- hmmm aku sudah menyiapkan seribu alasan untuk menjawab hal itu, masalah beres tidak beres itu belakangan yang penting bagus dan tidak bagusnya alasan yang kita pakai." Sungguh si pandai bicara ini pintar sekali, ngeles nya.
Hye Yoon hanya bisa menggeleng tidak percayalah mendengar perkataan Eun Soo, sungguh Eun Soo adalah tipe orang yang terlalu langka, saking langkanya Hye Yoon sempat berfikir untuk memuseumkan temannya itu.
•••
Hye Yoon dan Eun Soo sedang menunggu pintu lift terbuka, ini sudah jam pulang dan semua mengantri di depan lift untuk segera turun.
Pintu lift sudah terbuka Hye Yoon dan Eun Soo bergegas masuk dan mengambil posisi. Namun tiba-tiba saja pak Direktur tampan itu masuk, karyawan lain mengalah dan tidak jadi masuk memilih menunggu lift selanjutnya, Hye Yoon dan Eun Soo merasa serba salah, jika mereka keluar kembali mereka harus menerobos pak direktur yang berdiri di depannya itu. Tetapi belum juga sempat mereka berfikir, direktur muda itu memencet tombol lift tersebut sehingga pintunya tertutup, alhasil hanya mereka bertiga di dalam lift itu.
Keadaan di dalam lift begitu hening, Hye Yoon hanya terdiam memandang punggung sahabatnya itu, ah bisa dibilang mantan sahabat? Dipandangnya pria tinggi itu dari atas sampai kebawah, Hye Yoon menyadari berapa banyak pertumbuhan yang terjadi pada Woo Seok sehingga dia semakin merasa pendek jika berada di dekat direkturnya itu.
Lain hal nya dengan Eun Soo yang grasak grusuk tak tentu, dia akan menutup mulutnya dan memandang Woo Seok lekat-lekat. Sungguh Eun Soo adalah pencinta semua orang ganteng, kalau liat yang bening dikit saja ia akan mengklaim bahwa orang itu jodohnya dan sudah tak terhitung jodohnya berapa.
~tring!! ~tring!!
Suara ponsel sang Direktur tiba-tiba memecahkan keheningan. "Halo Mi-ah." Ucapnya segera.
Mi-ah? Apa itu Yoo Mi? -Batin Hye Yoon menyahut-
"Apa demam Hani tidak reda?" Lanjut Woo Seok lagi.
Hani? Siapa Hani -Batin Hye Yoon lagi yang terus mendengar dengan seksama apa yang si pria tinggi itu katakan.
Woo Seok terdiam beberapa saat, mungkin ia sedang mendengarkan penjelasan dari seseorang yang berbicara di seberang telepon itu.
"Kau tunggu aku, aku akan segera kesana, kita harus segera membawanya ke rumah sakit." Ucap Woo Seok yang terlihat sedikit panik.
Setelah pintu lift terbuka, langsung saja Woo Seok mengambil langkah terburu keluar dari lift tersebut dan dengan tergesa ia melangkah keluar kantornya.
"Woah, apakah dia sudah beristri?" Celetuk Eun Soo.
"Tidak mungkin! Dia terlalu muda untuk mempunyai seorang anak! Iya kan Yoon?" Eun Soo menoleh pada temannya itu.
"Bagaimana nasibku jika begitu, hancur sudah harapanku hu hu hu hu." Eun Soo pura-pura menangis dan mengundang-guncangkan tubuh Hye Yoon.
Hye Yoon tak memperdulikan teman berisiknya yang sedang akting berlebihan itu, tetapi Hye Yoon terus termenung memikirkan apa yang didengarkannya tadi.
Apakah Woo Seok sudah menikah?
dengan Yoo Mi?
Dan apakah Hani itu anak Woo Seok?
TBC
Terkejeot aku terheran-heran 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy(Friend) - (Kim Hye Yoon x Byeon Woo Seok) [END]
FanfictionAku bersama perasaanku untuk sahabatku - Kim Hye Yoon