•••
"Apa kau yakin?" Tanya Woo Seok sekali lagi pada Hye Yoon yang kini sudah duduk disampingnya. Yap, mereka kini sudah berada di dalam mobil Woo Seok, akan tetapi Woo Seok belum berani menginjak pedal gas nya sebelum memastikan Hye Yoon benar-benar yakin ingin pergi bersamanya.
Hye Yoon mengangguk pelan sebagai balasan 'iya'.
"Meskipun kau tidak membawaku pergi, aku tetap akan pergi sendiri, karena aku tidak yakin pertahananku akan kuat ketika melihat sosok DIA lagi, jadi menghindar dengan cepat itu mungkin jalan yang tepat." Jelas Hye Yoon yang juga tengah meyakinkan dirinya sendiri.
"Baiklah jangan di pikirkan. Kau tidur saja, perjalanan lumayan jauh." Woo Seok menurunkan sandaran kursi Hye Yoon.
Hye Yoon menyandarkan tubuhnya pada kursi tersebut, Woo Seok memang paling tahu keadaanya dan paling mengerti perasaannya selama ini, ya selama ini. Kemudian Hye Yoon memutuskan memejamkan matanya agar ia sedikit beristirahat dan melupakan semuanya meski hanya sesaat.
Woo Seok melajukan mobilnya, ia memutar setir dengan tangan kanannya yang diperban. Woo Seok tersenyum tipis ketika mengingat Hye Yoon mencoba mengobatinya sembari menangis tersedu-sedu, sungguh Woo Seok senang ketika Hye Yoon tidak suka melihatnya terluka.
•••
"Bangun Hye Yoon-ah, kita sudah sampai." Ucap Woo Seok lembut ketika mereka sampai ditujuan.
Hye Yoon terlihat masih tertidur pulas, mungkin karena Hye Yoon benar-benar merasa kelelahan. Woo Seok bisa melihat mata sahabatnya itu membengkak dan lingkaran hitam yang sudah mulai terlihat, ya keadaan Hye Yoon sangat tidak baik akhir-akhir ini. Mungkin keputusan Woo Seok memang tepat membawa sahabatnya itu pergi dari Seoul, agar Hye Yoon bisa terbebas dari hidupnya yang mengenaskan. Woo Seok berharap Hye Yoon bisa memulai hidup baru disini dan melupakan Jae Wook sepenuhnya.
Melihat Hye Yoon yang tidak kunjung terbangun, akhirnya Woo Seok memutuskan untuk menggendong tubuh kecil Hye Yoon dan membawanya masuk kedalam apartemennya.
Eungghhh
Lenguh Hye Yoon ketika merasakan tubuhnya menyentuh sesuatu yang empuk, ia meraba-raba dan mencoba membuka matanya yang masih tertutup rapat.
"Dimana ini?" Gumam Hye Yoon ketika kesadarannya perlahan muncul.
"Ini apartemen kita." Ucap Woo Seok yang tengah membereskan baju Hye Yoon.
"Apartemen?" Tanya Hye Yoon masih bingung.
"Ya, kau tertidur sangat pulas, bahkan kau tidak bergerak sedikitpun saat aku gendong kemari." Jelas Woo Seok.
"Benarkah? Maafkan aku, aku merepotkan mu." Timpal Hye Yoon menyesal.
"Tidak Yoon-ah, kau tidak merepotkan ku." Jawab Woo Seok tanpa melihat ke arah Hye Yoon, ia tetap sibuk dengan baju-baju Hye Yoon yang lumayan banyak.
"Cih biasanya kau akan mengomel jika menggendongku karena tubuhku berat." Cibir Hye Yoon ketika ia mendengar jawaban sahabatnya yang terdengar tidak biasa.
"Kau benar-benar tidak sadar? Kini tubuhmu seringan kapas, karena kau hanya memakan mie dan soda. Masih beruntung hanya sebagian daging yang menghilang, tidak semuanya." Protes Woo Seok.
Wajah Hye Yoon seketika menunjukan raut sedihnya lagi, mengapa kini ia mengingat lagi sosok Jae Wook, ya Jae Wook yang sudah membuatnya menjadi seperti ini.
Woo Seok menghentikan kegiatannya, kemudian menengok kearah Hye Yoon, karena ia tidak mendengar sahutan apapun dari sahabatnya itu dan benar saja Woo Seok bisa melihat Hye Yoon yang tengah melamunkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy(Friend) - (Kim Hye Yoon x Byeon Woo Seok) [END]
FanficAku bersama perasaanku untuk sahabatku - Kim Hye Yoon