•••
Sudah dua minggu berlalu, tetapi Jae Wook tidak kunjung menghubungi Hye Yoon. Sudah beratus-ratus pesan dan panggilan yang Hye Yoon lakukan. Namun tetap saja tidak ada balasan sama sekali. Hye Yoon juga sudah mencoba pergi ke kantor Jae Wook, tetapi pegawainya bilang jika Jae Wook tidak bisa ditemui jika tidak ada janji. Hye Yoon pun sudah mencoba datang beberapa kali. Namun hasilnya tetap saja sama. Mengapa Jae Wook seperti menghindarinya? Apa Hye Yoon melakukan kesalahan sehingga Jae Wook marah?
Semua ini membuat Hye Yoon sangat frustasi, mengapa Jae Wook menghilang tanpa sebuah alasan, benar-benar tidak ada sebuah pertengkaran ataupun sebuah kesalahpahaman. Hye Yoon pun tahu Jae Wook orang yang sangat sabar, ia tidak akan seperti itu hanya karena masalah sepele.
Hye Yoon akan menangis saat malam hari dan bangun dengan mata sembab dan bengkak pada pagi hari, bahkan kesehatan tubuhnya pun menurun. Bagaimanapun Jae Wook adalah orang yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun dan dengan sabar menunggu dan merawatnya meski tahu Hye Yoon tidak begitu perhatian padanya. Hye Yoon benar-benar merasa kehilangan, bahkan ia tidak terbiasa pulang kerja sendirian karena selalu ada Jae Wook yang menjemputnya.
•••
Hye Yoon yang biasanya selalu terlihat rapi jika ke kantor. Sekarang penampilannya apa adanya, bahkan ia seperti sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri. Woo Seok yang melihat itu merasa kasihan pada sahabatnya itu, kadang Woo Seok sering mencoba mengajak Hye Yoon untuk pergi berniat agar Hye Yoon bisa melupakan kesedihannya. Namun Hye Yoon selalu bersikeras menolaknya dan lebih memilih menyendiri di rumahnya.
Tubuh Hye Yoon terlihat semakin kurus, karena ia tidak pernah memperhatikan jadwal makannya. Eun Soo merasa khawatir dengan kesehatan Hye Yoon, karena ia tak pernah melihat Hye Yoon pergi untuk makan siang, sehingga Eun soo memutuskan untuk selalu memberikan sekotak makanan pada rekan kerjanya itu. Akan tetapi makanan itu tak pernah Hye Yoon makan, makanan itu hanya akan tergeletak di meja kerjanya dan bahkan Hye Yoon tak menyentuhnya sama sekali.
Jae Wook adalah orang yang gampang khawatir jika sesuatu terjadi pada Hye Yoon tetapi mengapa Jae Wook tidak khawatir dengan keadaan Hye Yoon saat ini.
Hye Yoon kini tak berani lagi melihat ponselnya, karena ia akan berharap Jae Wook menghubunginya jika terus memegang benda pipih itu, sehingga ia memilih untuk membanting ponselnya ke sembarang arah. Hye Yoon akan menghabiskan malamnya dengan menangis sambil memeluk jaket Jae Wook yang sering Jae Wook berikan jika Hye Yoon kedinginan. Hye Yoon berharap Jae Wook tidak benar-benar akan meninggalkannya, Hye Yoon berharap ini akan ada akhirnya. Hye Yoon berharap kekasihnya itu memeluk erat tubuhnya saat ini juga agar membuatnya tenang.
•••
Hye Yoon terbangun di pagi hari dengan mata yang bengkak lagi, rambut yang tak terurus dan wajah yang pucat. Ia bangkit dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju keluar kamar. Hye Yoon berjalan mengarah ke dapur, kemudian membuka kulkasnya. Ia memindai kulkas tersebut dengan mata yang hampir tak terlihat, ia hanya bisa melihat satu wadah acar lobak yang sudah basi. Kembali menutup kulkasnya dan berjalan pada gantungan jaket dan meraih jaket hangatnya kemudian pergi menuju pintu depan.
Biasanya Hye Yoon akan melihat cermin sebelum keluar rumah untuk memastikan penampilannya tidak berantakan. Namun kali ini Hye Yoon hanya melewatinya dan membiarkan cermin itu buram karena berdebu.
Hye Yoon mengambil sandal rumah kemudian bergegas keluar pintu depan. Hye Yoon keluar hanya mengenakan celana training abu, kaos putih serta jaket hitamnya, kemudian ia memasangkan tudung jaket pada kepalanya. Hye Yoon terlihat seperti pengangguran yang baru keluar rumah selama satu bulan, tapi Hye Yoon tak peduli seperti apa penampilannya, ia tetap berjalan menyusuri jalanan dengan sedikit berlari, ia memasukan tangan pada saku jaketnya karena cuaca sedikit dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy(Friend) - (Kim Hye Yoon x Byeon Woo Seok) [END]
FanficAku bersama perasaanku untuk sahabatku - Kim Hye Yoon