Seperti biasa, di pagi hari Woo Seok sudah bersiap-siap untuk bekerja dan Hye Yoon sibuk membereskan bekas sarapannya. Hye Yoon memang belum bekerja karena Woo Seok terus melarangnya, alasannya Woo Seok ingin Hye Yoon mengistirahatkan pikirannya, Woo Seok tidak ingin sahabatnya yang kini sudah menjadi kekasihnya itu merasa lelah dan beban pikirannya bertambah jika harus bekerja.
"Yoonie~ besok orang yang akan dijodohkan denganku akan datang. Apa kau tidak keberatan?" Tanya Woo Seok yang sudah berpakaian rapih, menghampiri Hye Yoon yang tengah membersihkan meja makan.
"Aku tidak keberatan selama kau tidak keberatan." Ucap Hye Yoon sedikit ketus.
"Hei mengapa bicara seperti itu, tentu saja kalau aku keberatan." Jawab Woo Seok kesal.
"Takutnya aku akan mengganggu kalian." Hye Yoon berbalik memunggungi Woo Seok dan Woo Seok dengan cepat memeluk tubuh kekasihnya itu.
"Kau cemburu hmm?" Woo Seok berbicara lembut tepat di depan telinga Hye Yoon.
Hye Yoon mengangguk pelan, karena bagaimanapun Hye Yoon saat ini benar-benar takut kehilangan Woo Seok.
Woo Seok perlahan membalikan tubuh Hye Yoon agar menghadap padanya, ia bisa melihat manik mata Hye Yoon yang tengah memandangnya dengan tatapan khawatir.
Woo Seok mengelus rambut Hye Yoon dengan lembut, ia merasa senang sekaligus sedih. Woo Seok merasa senang karena Hye Yoon cemburu padanya dan juga merasa sedih karena harus membuat Hye Yoon khawatir.
"Jangan berpikir aneh-aneh, jangan mengkhawatirkan yang tidak-tidak, selama aku berada di dekatmu, bersamamu. Aku akan pastikan semua baik-baik saja dan satu hal yang harus kau ingat, aku hanya mencintaimu." Tangan Woo Seok turun pada pipi mulus Hye Yoon dan mengusapnya dengan lembut.
Hye Yoon tersenyum, kemudian ia berjinjit untuk mengecup singkat bibir Woo Seok.
"Rasa khawatirku ada karena aku benar-benar takut kehilanganmu dan rasa takutku ada karena aku benar-benar mencintaimu." Hye Yoon meraih tangan Woo Seok dan menggenggamnya dengan erat.
"Terima kasih karena tetap mau menemaniku menghadapi masalah ini, kau cukup berdiri disampingku, maka aku akan menembus semua rintangan dalam hidupku." Bangga, Woo Seok sungguh merasa bangga dengan sosok yang berada dihadapannya kini.
Woo Seok mendekatkan wajahnya dan mengecup puncak kepala Hye Yoon, ia menutup matanya, merasakan bagaimana rasa cinta dan sayang yang selalu ingin ia curahkan terhadap kekasihnya ini.
"Aku pergi dulu ya, kau baik-baik di rumah."
Hye Yoon hanya mengangguk pelan, kemudian mengantar Woo Seok sampai di depan pintu dan satu kecupan kembali tercipta sebelum sang kekasih pergi bekerja.
•••
Keesokan harinya
"Apa dia akan datang sekarang?" Gumam Hye Yoon pelan, ia tengah duduk dipangkuan Woo Seok yang bersandar pada sofa, kemudian tubuh Hye Yoon bersandar pada dada bidang Woo Seok. Kini kekasih dari seorang Woo Seok itu tengah ingin bermanja-manja, entah kenapa Hye Yoon merasa tidak mau berpisah satu jengkal pun dari Woo Seok.
Woo Seok tak menjawab pertanyaan Hye Yoon, ia hanya melingkarkan tangannya pada tubuh kekasihnya itu, Woo Seok tahu Hye Yoon bertanya hal itu karena merasa khawatir.
Hye Yoon melirik kearah Woo Seok, sehingga kini wajah mereka saling berhadapan. Woo Seok menyunggingkan senyumnya, kemudian ia menggesekkan ujung hidungnya pada ujung hidung Hye Yoon.
"Geli tahu!" Hye Yoon terkekeh dan sedikit menjauhkan wajahnya dari wajah Woo Seok.
"Masa gitu aja geli, kalau ini?" Woo Seok menggelitik pinggang Hye Yoon dengan jari-jari panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy(Friend) - (Kim Hye Yoon x Byeon Woo Seok) [END]
FanfictionAku bersama perasaanku untuk sahabatku - Kim Hye Yoon