Sepulang bekerja, Hye Yoon memutuskan untuk pergi ke supermarket dekat kantor untuk membeli beberapa kebutuhan, sambil menunggu Jae Wook yang seperti biasa akan telat menjemputnya karena banyak pekerjaan.
Hye Yoon terlihat cekatan memindai, memilih dan mengambil beberapa makanan stok nya di rumah. Seperti sayuran, makanan ringan dan tentu saja yang harus ia beli yaitu ramyeon.
Sedang asik memilih-milih makanan tersebut, tiba-tiba saja telinga Hye Yoon menangkap suara seseorang yang tidak asing baginya dari kejauhan. Hye Yoon yang sadar langsung dengan segera menengok ke arah sumber itu dan benar saja itu adalah Woo Seok.
Hye Yoon melihat dengan kedua matanya, sosok jangkung yang tengah menggendong seorang anak kecil berusia 1 setengah tahunan. Woo Seok tampak sesekali tertawa melihat tingkah lucu anak yang berada di pangkuan nya.
"Aku tidak menemukannya Seok-ah." Ucap seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka.
Yoo Mi. Hye Yoon tidak merasa terkejut akan hal itu, Hye Yoon tahu impian Woo Seok selama ini dan ternyata Woo Seok sudah berhasil mewujudkannya.
Tanpa sadar Hye Yoon terus memperhatikan keluarga kecil itu. Woo Seok terlihat sangat bahagia. Akan tetapi di waktu yang sama dada Hye Yoon kembali merasa sesak. Apakah ia masih tidak suka dengan kebahagiaan sahabatnya? Setelah waktu yang cukup lama ia lalui, masih adakah perasaan itu?
Hye Yoon dengan cepat menepis perasaan anehnya, ia bergegas pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya. Hye Yoon tak ingin berlama-lama apalagi sampai ketahuan oleh keluarga bahagia itu.
Hye Yoon menunggu Jae Wook di depan supermarket dan cuaca malam ini sangat dingin, sehingga membuat Hye Yoon menenggelamkan kedua tangannya di dalam saku Coat tebalnya itu.
Dan tak butuh waktu lama Hye Yoon menunggu, akhirnya sang kekasih pun datang.
Jae Wook turun dari mobilnya dan mendekati Hye Yoon untuk membantu membawa belanjaan beratnya.
Bruk
Tiba-tiba saja Hye Yoon menerjang Jae Wook dan memeluknya, Jae Wook terlihat bingung dengan sikap kekasihnya yang tiba-tiba saja melingkarkan kedua tangan mungil itu pada tubuh tegapnya.
"Hey kau kenapa?" Tanya Jae Wook ia mengusap-ngusap punggung kecil sang kekasih.
"Aku kedinginan bodoh dan kau bertanggung jawab untuk menaikan kembali suhu tubuhku." Ucap Hye Yoon yang menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jae Wook.
Jae Wook tersenyum dan mulai melingkarkan tangannya pada tubuh Hye Yoon dan mendekapnya erat. Agar Hye Yoon merasa hangat kembali.
Tanpa sadar air mata Hye Yoon menetes, entah apa yang terjadi, hati Hye Yoon merasa sakit dan sesak saat ini. Hye Yoon semakin mengeratkan pelukannya dan semakin membenamkan Wajahnya pada Jae Wook.
Setelah beberapa lama, Hye Yoon menggeleng-gelengkan kepalanya agar air matanya terhapus oleh baju Jae Wook, kemudian ia mendongak untuk melihat wajah tampan kekasihnya.
Menyadari Hye Yoon memperhatikannya, Jae Wook langsung menunduk untuk melihat wajah kekasih manisnya itu.
"Cium aku!" Ucap Hye Yoon dengan tegas.
Jae Wook hanya menatap heran, sejak kapan kekasihnya itu mau dicium? Biasanya jika Jae Wook minta akan ogah-ogahan, tapi sekarang Hye Yoon malah memintanya terlebih dahulu.
Jae Wook menaruh punggung tangannya di dahi Hye Yoon.
"Kau sedang tidak demam kan? Atau ada yang sakit?" Tanya Jae Wook yang masih heran dengan permintaan Hye Yoon.
"Yasudah jika tak mau aku tidak memaksa." Hye Yoon merajuk dan dengan cepat melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh.
Namun ketika tubuh Hye Yoon akan berbalik menjauh, Jae Wook langsung menarik tangan Hye Yoon dan-
Cup
Jae Wook mengecup singkat bibir Hye Yoon, kemudian ia tersenyum dan melihat wajah kekasihnya itu dengan gemas. Lalu perlahan Jae Wook kembali mendekatkan Wajahnya, hidung mereka saling bersentuhan dan deru nafas mereka saling bertabrakan. Jae Wook kembali menempelkan bibirnya pada bibir Hye Yoon, kemudian Jae Wook melumatnya dengan lembut dan perlahan. Hye Yoon sempat terkejut tetapi setelah mulai terbiasa Hye Yoon pun membalas ciuman Jae Wook. Hingga kini bibir mereka saling bertautan, tangan Hye Yoon mengalung pada leher Jae Wook agar ia leluasa menikmati ciuman itu dan Jae Wook sedikit menekan tengkuk Hye Yoon agar memperdalam ciuman tersebut.
Tanpa mereka sadari seseorang tengah memperhatikan tak jauh dari pintu keluar, melihat itu seketika ia memalingkan wajahnya dan berjalan dengan tergesa agar segera menjauh dari tempat itu.
•••
"Ternyata kau sudah disini, aku mencarimu di depan tadi." Ucap Yoo Mi yang menemukan Woo Seok sudah di tempat parkir.
"Aku harus memasukan belanjaan ini ke dalam mobilmu, mana kuncinya?" Woo Seok sepertinya tidak ingin membahas apapun.
"Ada di tas ku, aku harus mencarinya, kau gendong Hani dulu." Yoo Mi menyerahkan Hani yang tadi digendongnya kepada Woo Seok.
"Ini Seok-ah sudah ketemu." Yoo Mi menyerahkan kuncinya kepada Woo Seok dan kembali merangkul Hani agar kembali ke gendongannya.
Woo Seok membuka bagasi mobil Yoo Mi dan langsung memasukan belanjaannya dengan hati-hati.
"Kau tidak akan main ke apartemenku?" Tanya Yoo Mi.
"Tidak, ada yang harus aku urus, jika terjadi sesuatu pada Hani kau hubungi aku saja." Woo Seok membukakan pintu kemudian mobil itu agar Yoo Mi yang sedang menggendong Hani mudah untuk masuk dan Yoo Mi pun segera masuk ke dalam mobilnya agar cuaca dingin tidak membuat Hani sakit lagi.
"Apa tak apa-apa menyetir membawa Hani?" Tanya Seok-ah khawatir melihat Yoo Mi sedikit kesusahan menggendong Hani. Jika ditaruh di car seat Hani pasti akan menangis dan merajuk. Jadi mau bagaimana lagi, tetapi Yoo Mi harus lebih berhati-hati, terlebih jarak rumahnya tidak terlalu jauh.
"Tidak Seok-ah, dia akan tidur saat mobil sudah melaju, terimakasih sudah menemani." Ucap Yoo Mi.
Woo Seok sedikit membungkukan badannya dan tangan panjangnya terulur menyentuh pipi gadis kecil itu.
"Hani jangan nakal, jangan membuat ibumu repot dan jangan sakit lagi." Ucap Woo Seok lembut, kemudian Hani tersenyum ke arahnya.
"Hani dadah dulu sama paman Woo Seok." Yoo Mi melambai-lambaikan tangan Hani.
Woo Seok pun membalas melambaikan tangannya dan tersenyum.
"Kau hati-hati, hubungi aku jika ada sesuatu." Woo Seok kemudian menegakan kembali tubuhnya dan mobil Yoo Mi perlahan melaju meninggalkan Woo Seok.
Woo Seok berjalan dengan lesu menuju mobilnya, ia melirik kembali tempat sepasang kekasih yang sedang berciuman tadi dan disana sudah tidak ada siapa-siapa. Woo Seok menghela nafas kasar, entah mengapa kini ia merasa sesak seakan sulit bernafas.
•••
Woo Seok dan Hye Yoon kini sama-sama tengah terbaring di kamarnya, memandang langit-langit dan terus bergelut pada pikirannya. Hye Yoon memikirkan Woo Seok dan Woo Seok memikirkan Hye Yoon. Mereka sama-sama saling memikirkan satu sama lain, entah mengapa semakin ingin menjauh malah semakin didekatkan. Mereka justru malah kembali terjebak di lingkungan yang sama, dengan perasaan yang sama. Namun dengan keadaan yang berbeda.
Kau pasti sudah bahagia dengan keluarga kecilmu Seok-ah -Hye Yoon-
Kau terlihat sangat mencintainya Yoon-ah -Woo Seok-
TBC
Sudah terjawab kan penasaran nya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy(Friend) - (Kim Hye Yoon x Byeon Woo Seok) [END]
FanficAku bersama perasaanku untuk sahabatku - Kim Hye Yoon