"Astaga, kesiangan!"
Sarah melonjak dari tempat tidurnya. Buru-buru menyiapkan pakaian dan barang-barang yang akan dibawa ke tempat kerja. Dia janji datang ke toko Ayu jam 9, tapi sekarang sudah pukul 8.45 dan dia belum siap-siap.
Sesungguhnya Sarah tidak suka bangun terlalu siang karena selalu membuatnya linglung saat bangun. Belum lagi, seringkali dia juga mimpi aneh di jam-jam segitu.
Sisi tempat tidur Sarah kosong. Alex tidak ada. Dalam hati dia mengutuki kenapa Alex tidak membangunkannya. Tapi segera menyadari bahwa Alex mungkin tidak tahu dia punya janji dengan Ayu.
Rupanya laki-laki itu di kamar mandi, sedang menggosok gigi. Pintu kamar mandi mereka memang tidak bisa dikunci, sehingga Sarah langsung masuk saja.
"Hei? Apa tidak bisa ketuk pintunya dulu?" keluh Alex dengan mulut penuh busa pasta gigi. Sarah tak peduli dan langsung buang air kecil. Tak sampai semenit dia langsung membilas tubuhnya.
"Kenapa kau tidak membangunkan aku?" gerutu Sarah.
"Aku juga belum lama bangun. Memang kau mau ke mana?"
"Tokonya Ayu. Lalu mau ke bioskop mini buat kembalikan proyektor itu," sahutnya ogah-ogahan. Secepat kilat dia sudah menyelesaikan sesi mandi. "Aku janji ke toko jam 9 dan sekarang mungkin sudah jam 9 tapi aku masih di sini."
"Bukannya kita mau lanjut pinjam proyektor itu?"
"Jaga-jaga kubawa, takut nggak boleh perpanjang. Kita jadi patungan, kan?"
Alex tertawa. "Kuantar ke toko, ya."
"Bosku tak akan luluh hanya karena kau ikut. Pasti akan tetap mengomeliku."
"Bukan supaya dia tidak marah. Aku mau saja mengantarmu. Buat permohonan maaf karena kau telat. Meski, bukan salahku?"
Sarah menyabet handuk dan mengelapi tubuhnya yang basah. "Ah, Alex yang manis. Pasti ada maunya."
"Tidak juga, yah, tapi anggaplah itu ucapan terima kasih untuk pagi hari yang luar biasa tadi?"
"Ssssh," wajah Sarah memerah. Ia lalu menghambur keluar kamar mandi dan Alex membuntutinya sambil tertawa.
***
Seseuai janjinya, Alex mengantar Sarah ke tempat kerja paruh waktunya, toko milik Ayu. Lokasinya tidak sampai 2 kilometer dari vila dan masih di lingkungan Ubud.
Viktor dan Isak nyaris bertanya banyak hal karena heran mereka bangun sesiang itu. Tapi tak banyak waktu menjawab mereka karena Sarah terlambat ke toko, jadi mereka segera menghambur.
Alex mengantarnya naik motor matik di tempat penyewaan dekat vila. Ini mungkin keempat kalinya dia mengendarai motor dan Sarah diboncengnya.
"Kau makin mahir bawa motor," puji Sarah sambil setengah berteriak melawan gelebuk angin dan bising lalu lintas.
"Apaa?" Alex memiringkan sedikit kepalanya.
"Kau sudah mahir bawa motor!" sahut Sarah setengah berteriak.
Ia masih ingat awal-awal Alex mencoba naik motor matik setibanya di Bali. Meski awalnya penuh percaya diri, sekalipun tidak pernah membawa skuter matik, Alex membawa motornya dengan ugal-ugalan sampai nyaris menabrak kawanan kambing.
"Thanks," ucap Alex singkat.
"Lain kali bawa aku jalan-jalan lebih jauh."
"Apa? Ke mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Roommates for 30 Days [COMPLETED]
Romance[21+] (PREKUEL "My Client is My Ex-FWB] Di sela jeda kuliahnya, Sarah menghabiskan waktu selama 30 hari tinggal bersama Alex, laki-laki yang dikenalnya di dunia maya, serta lima orang teman Alex yang lain di sebuah vila di Bali. Tanpa ikatan apapun...