Chapter 1

790 57 12
                                    

Happy reading!!! Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote dan comment nya. Terima kasih...

***

Kemana manusia pergi setelah mati? Kebanyakan jawabannya adalah dua tempat. Antara Surga, atau Neraka. Apakah kedua tempat itu ada? Apakah kedua tempat itu nyata? Kalau kamu berbuat baik, maka Surga akan jadi tempat terakhirmu. Lalu kalau ternyata kamu tidak cukup baik? Maka kamu akan disiksa di Neraka, dibakar hingga habis dan tidak bersisa.

Lalu bagaimana dengan mereka yang mengakhiri hidupnya sendiri? Kemana mereka pergi? Ke Surga? Tidak mungkin. Seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri sama saja dengan berlagak seperti Tuhan. Bukan di sana tempat mereka. Lalu di mana? Neraka? Mungkin saja.

Widuri sudah bersiap kalau dia harus dicampakkan ke api Neraka. Hidup terlalu kejam untuknya, sama kejamnya seperti di Neraka. Dia sudah berdoa agar semua itu berlalu daripadanya, namun ternyata doanya tak didengar. Mungkin dosanya yang terlalu besar hingga Tuhan pun malas mendengarnya.

"Apa yang mau kamu lakukan?" sebuah suara membuat mata Widuri yang tadinya terpejam jadi terbuka. Dia tidak tahu dirinya sedang ada di mana. Tempat ini kosong. Hanya seperti ruang putih kosong yang tidak memiliki apa-apa. Tidak ada siapa-siapa. Suara tadi membuat Widuri merinding.

"Tidak ada tempat untuk seseorang yang belum waktunya untuk pulang." lagi suara itu membuat Widuri termenung. Kemanapun dia mencari di tempat ini tidak ada siapa-siapa.

Widuri bodoh, dia hanya orang rendahan yang seumur hidupnya ditindas. Tapi untuk saat ini Widuri merasa dirinya sedikit pintar. Dia mengerti sekarang. Tidak ada tempat untuk seseorang yang belum dipanggil pulang. Dia mengantarkan dirinya dengan sukarela untuk pulang ke rumah yang belum siap untuknya.

Lalu kemana Widuri harus pergi setelah ini? Dia tidak mungkin kembali ke dunia, tidak mungkin juga berada di Surga, bahkan Neraka saja tidak menerimanya. Manusia terdiri dari tiga hal, tubuh, jiwa, dan roh.

Saat mati, tubuh akan kembali hancur dan melebur dengan tanah, roh akan kembali kepada yang Maha Kuasa? Lalu bagaimana dengan jiwa? Jiwa akan menguap ketika roh kembali kepada Sang Pencipta. Itu artinya jiwa Widuri tidak diterima dimana-mana. Dia akan tetap terlantar di tempat antah berantah sampai waktunya menerima penghakiman tiba.

"Apa yang mau kamu lakukan?" lagi pertanyaan itu diulang dan tetap saja sekali lagi Widuri meremang mendengarnya. Membuat Widuri tersadar dari lamunannya sendiri. Senyum Widuri terbit, dia menggeleng lemah.

"Tidak ada, aku sudah lancang karena berani mengakhiri hidupku sendiri. Tapi seandainya aku diberikan kesempatan untuk mengulang lagi, aku tetap akan melakukan hal yang sama, mengambil keputusan yang sama. Kalau Tuhan itu baik, kenapa dia membuatku begitu menderita disaat banyak orang di luar sana berbahagia? Setidaknya meskipun sedikit, hanya sedikit, paling tidak dia bisa memberikan kebahagiaan padaku. Sedikit saja..." lirih Widuri.

Rasa sesak di dada itu masih ada. Bahkan setelah tiada, Widuri masih bisa merasakan sakit di hatinya. Bukankah seharusnya dia sudah mati rasa? Yang Widuri ingin hanya tidak merasakan rasa sakit ini lagi. Namun rupanya setelah mati pun dia masih harus merasakannya.

"Aku berikan kau satu kesempatan lagi memperbaiki semuanya. Kembali ke dunia sebagai orang yang berbeda dan mengakhiri semuanya hingga selesai." Widuri kembali tertegun.

Dia teringat saat pertama kali jiwanya keluar dari tubuhnya. Widuri bisa melihat dirinya sendiri, terbaring dengan bersimbah darah. Tubuhnya kecil, wajahnya dan sekujur tubuhnya pucat. Dia terlihat damai seperti tertidur kalau saja tidak ada darah yang menggema.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang