Chapter 28

64 21 9
                                    

Sagara membuka matanya perlahan, menyesuaikan dengan keadaan yang begitu silau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagara membuka matanya perlahan, menyesuaikan dengan keadaan yang begitu silau. Awalnya pandangan Sagara buram, sayup-sayup dia bisa mendengar suara seorang wanita memanggil namanya. Semua indra Sagara berusaha menyesuaikan diri. Hingga kemudian dia melihat seorang wanita yang berpakaian perawat sedang berbicara dengannya, namun dia tidak mengerti. Lama kelamaan akhirnya penglihatan dan pendengaran Sagara berangsur pulih.

Dia bisa mendengar dengan jelas semua yang ada di sekitarnya. Kemudian dia sempat mendengar perawat tersebut bicara sesuatu, yang jelas bukan bicara padanya. Pandangan Sagara beredar ke seluruh ruangan putih ini. Bau menyengat khas rumah sakit yang tidak dia sukai. Sepertinya semua orang juga tidak suka bau seperti ini, seperti antiseptik. Orang pertama yang Sagara lihat adalah kedua orang tuanya. Rupanya mereka datang ke Jakarta.

Setelah perawat tersebut memeriksa kondisi Sagara, kemudian dia keluar dan meninggalkan mereka. Ibunya langsung menghambur kepada Sagara. Wanita yang telah melahirkannya itu tidak kuasa untuk menahan tangis. Tangisannya langsung pecah, tangis bahagia tentu saja karena putranya sudah sadar. Sagara hanya terdiam. Dia bukannya tidak senang dengan kehadiran orang tuanya, hanya saja di kepala Sagara sekarang sedang banyak yang berputar kembali.

Dia hanya kecelakaan tapi rasanya seperti terlahir kembali. Orang pertama yang muncul di kepalanya adalah Anyelir. Dia tahu sekarang siapa dirinya, juga siapa Anyelir di masa lalu dan seperti apa hubungan mereka. Rumit dan sulit untuk dijelaskan. Sagara memandang ibunya. Dengan susah payah dia berusaha mengeluarkan suaranya yang nyaris tidak ada.

"Anye..." hanya gumaman kecil itu yang bisa dia keluarkan. Sebenarnya berapa hari dirinya tidak sadarkan diri? Kenapa rasanya sudah lama sekali? Seluruh anggota tubuhnya kaku dan sulit untuk digerakkan. Bibirnya juga susah terbuka dan semua badannya sakit, tapi Sagara tidak bisa protes atau melakukan apa-apa karena semuanya jadi serba susah. Tapi sepertinya ibunya mengerti siapa yang dimaksud Sagara.

"Teman kerja kamu ya? Dia sedang dirawat juga oleh kerabatnya. Kamu nggak usah khawatir dulu ya, yang penting kamu sembuh dulu dan sehat dulu ya Mas." Lirih ibunya. Mungkin kedengarannya hal yang biasa, namun tidak bagi Sagara. Anyelir hanya sebatang kara, tidak memiliki keluarga. Kerabat mana yang dimaksud? Sayang mulutnya belum bisa terbuka sepenuhnya. Terpaksa Sagara menahan semua pertanyaannya. Dia hanya bisa berharap kalau Anyelir akan baik-baik saja. Kalau tidak tentu dia akan menyalahkan dirinya sendiri.

Sagara tidak bertanggung jawab sebagai pengemudi. Dia terlalu terbawa suasana sampai dia tidak sadar kalau dia sudah menambah kecepatan mobil tanpa sengaja dan kehilangan kendali. Sagara masih ingat saat kejadian dia merasakan mobil sempat berputar dan terguling beberapa kali sebelum akhirnya dia tidak sadarkan diri. Dia bahkan tidak sempat melihat seperti apa keadaan Anyelir saat itu. Namun cukup mendengar kalau Anyelir masih dirawat saja sudah sedikit membuatnya lega. Setidaknya Anyelir masih hidup kan.

Sagara kembali memejamkan matanya karena tubuhnya masih lemas. Dia masih dibantu dengan selang oksigen. Untuk beberapa saat dia kembali tertidur sebentar, tidak lama karena hari masih lumayan terang. Baru setelah bangun dia merasa sedikit lebih baik. Ditambah suaranya sedikit demi sedikit sudah mulai pulih. Beberapa kali Dokter sempat memeriksa keadaannya. Sagara tidak terlalu banyak mendengar, tapi dia sempat mendengar kalau kondisinya sudah stabil. Dia mengalami beberapa luka yang membutuhkan penyembuhan beberapa minggu kedepan. Di keningnya bahkan ada luka jahitan sebanyak tujuh jahitan.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang