Chapter 34

72 20 7
                                    

Anyelir meregangkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anyelir meregangkan tubuhnya. Jangan tanya seberapa nyenyak tidurnya belakangan ini. Sangat nyenyak tentu saja. Tempat tidur yang ada di apartemen Desmond membuat semua mimpinya jadi lebih indah. Belum lagi pemandangan tiap pagi yang dia lihat. Desmond akan dengan senang hati berada di dapur untuk membuatkannya sarapan.

Seperti pagi ini ketika dia baru keluar dari kamarnya, Anyelir sudah bisa mencium bau harum masakan dari arah dapur dengan bunyi khas peralatan masaknya. Ini baru setengah tujuh pagi kurang sedikit dan Desmond sudah berkutat di dapur. Ketika Anyelir sampai di sana, dia tidak bisa menahan senyumnya. Desmond sedang sibuk dengan wajan, celemek, dan masih menggunakan pakaian tidurnya. Celana pendek dan kaos oblong.

Perlahan Anyelir menghampiri Desmond tanpa bersuara sama sekali. Dia menyelipkan kedua tangannya dan melingkari pinggang Desmond. Memeluk lelaki itu dengan tidak terlalu kencang, lalu menyandarkan kepalanya pada punggung Desmond. Sementara Desmond masih melanjutkan kegiatan memasaknya tanpa risih sedikitpun.

"Sudah bangun? Atau sudah lapar?" Tanya lelaki itu.

"Sudah waktunya bangun dan karena sudah lapar juga..." Desmond hanya terkekeh mendengar jawaban Anyelir. Anyelir memejamkan matanya. Dia memang masih mengantuk, ditambah wangi tubuh Desmond semakin membuatnya ingin tidur kembali.

"Kamu bikin sarapan apa pagi ini?" Anyelir menghirup dalam-dalam aroma memabukkan Desmond masih sambil memejamkan matanya. Entah kenapa semenjak tinggal bersama Desmond dia jadi wanita yang manja dan mirip dengan monyet. Menempel kemana-mana pada Desmond.

"French toast, tapi karena kamu gak suka manis jadi aku buatin omelet pakai bayam dan keju, sama sosis juga. Ada susu juga di kulkas. Aku sudah beli banyak kemarin, semua rasa kayaknya ada deh supaya kamu gak bosan. Coklat, cappuccino, stroberi, matcha, apa lagi ya..., sampai lupa aku sangking banyaknya..."

"Kamu jualan atau buka coffee shop? Banyak banget. Aku juga minumnya cuma segelas doang sehari."

"Aku takut kamu bosan sama makanan yang ada. Aku sempat kepikiran apa hire private chef aja apa ya supaya kamu gak usah delivery atau masak sendiri lagi. Aku suka kasihan kalau lihat kamu masak. Kamu gak perlu repot-repot masak buat aku Nye. Kita bisa makan di luar kalau kamu mau. Atau pesan saja juga aku gak masalah. Aku sudah terbiasa makan di luar juga."

Beberapa hari ini Anyelir memang suka memasak untuk makan malam mereka. Alasannya karena dia bosan berada di apartemen Desmond. Dia tidak tahu harus melakukan apa selain menonton televisi, main ponsel, makan, tidur, dan mandi. Hanya itu saja aktivitas yang dilakukannya selama beberapa hari belakangan. Jadi dia punya inisiatif sendiri untuk memasak makanan yang tidak terlalu repot sebenarnya. Karena Anyelir mulai merasa bosan memesan makanan dari luar.

"Aku nggak repot, aku nggak ada kerjaan tahu. Lagian aku bosan juga beli makanan terus..."

"Kita makan di luar yuk nanti? Kamu lagi pengen makan apa?" Desmond sedikit menolehkan kepalanya ke belakang, tidak lama karena dia kembali mengaduk omelet yang sedang dimasaknya. Desmond bisa merasakan gelengan kepala Anyelir di punggungnya.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang