Chapter 21

120 20 13
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote dan comment nya. Jadi di cerita ini kalian team siapa nih? Desmond-Hendrik, apa Sagara-Manggala?

***

Anyelir membuka matanya, seketika hidungnya mencium bau yang menyengat dari minyak kayu putih. Tubuh Anyelir menggigil. Dia menatap ke sekitar, hanya ada Sagara di sampingnya yang terlihat begitu khawatir. Seketika pandangan Anyelir melembut ketika dia mendapati Sagara. Anyelir mencoba bangun, buru-buru Sagara membantunya untuk duduk.

"Kalau masih belum kuat tidur saja..." kata Sagara lembut. Lelaki itu juga sama paniknya. Ketika tadi dia mendengar teriakan orang-orang, Anyelir sudah terkapar di lantai. Membuat Sagara langsung menghampiri Anyelir dan membawa wanita itu ke dalam dekapannya. Dia bisa merasakan panas tubuh Anyelir yang tidak normal. Langsung dia menggendong Anyelir dan membawanya ke ruang istirahat yang memang disediakan oleh perusahaan.

Dan disinilah mereka, setelah hampir satu jam menunggu Anyelir sadar. Tubuh Anyelir bahkan masih menggigil. Sagara menuangkan segelas air mineral dan memberikannya pada Anyelir yang langsung diterima. Anyelir meneguk air tersebut, hanya sedikit untuk membasahi bibirnya yang kering kerontang. Setelahnya Sagara kembali mengambil gelas itu dari Anyelir dan meletakkannya di atas meja yang tidak jauh dari mereka.

"Aku sudah bilang dengan Pak Rendra kalau kamu sakit dan butuh istirahat. Jadi kamu boleh pulang lebih cepat." Kata Sagara. Anyelir menatap Sagara dengan dalam. Dia tidak akan menolak untuk pulang lebih cepat karena memang dia membutuhkannya. Tubuhnya sudah memberikan sinyal supaya dia bisa istirahat lebih banyak, dan yang pasti istirahat yang berkualitas.

"Aku masuk angin sepertinya..." cicit Anyelir. Dia ingat kalau sejak ada di pinggir laut bersama Desmond, badannya sudah mulai terasa tidak enak. Ditambah lagi angin malam yang kencang. Pantas saja kalau sekarang dia jadi tumbang.

"Ck, lagian kamu ngapain aja sih sama Desmond?!" Tanya Sagara dengan jengkel. Mata Anyelir langsung membulat mendengarnya.

"Desmond?" Ulang Anyelir dengan kaget.

"Jangan pikir aku gak tahu kalau kamu sering jalan dengan Desmond. Beberapa kali aku memergoki kamu dijemput sama dia. Gak mungkin usan kerjaan kan?" Selidik Sagara yang sebenarnya dia juga memang ingin tahu ada kedekatan apa Anyelir dengan Desmond. Namun Anyelir hanya diam. Dia mengunci bibirnya rapat-rapat. Jangan tanya apakah Sagara kesal dengan respon Anyelir, tentu saja. Dia mengharapkan jawaban dari wanita itu.

"Aku sudah peringatkan kamu Nye, jauhi Desmond. Dia bukan lelaki sembarangan. Kamu gak naif kan. Jangan bilang kamu percaya kalau dia bilang dia mencintai kamu." Kata Sagara dengan nada yang sedikit mengejek.

"Kenapa harus nggak percaya? Dia baik. Dia tidak pernah macam-macam denganku." Jawab Anyelir cuek. Tentu saja jawabannya memancing kemarahan Sagara yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat.

"Bukan tidak pernah macam-macam, tapi belum macam-macam..." jawaban singkat Sagara membuat tubuh Anyelir membeku. Dia menatap Sagara dengan tidak percaya. Kata-kata Sagara seolah mengingatkan Anyelir pada kejadian di masa lalu dan membuat mata Anyelir berkaca-kaca.

Sungguh, selama ini Anyelir tidak pernah selemah ini. Tapi ketika Desmond dan Sagara muncul kembali di kehidupannya kali ini, Anyelir seolah tidak memiliki tenaga untuk bertahan hidup lagi. Dia tidak sanggup dengan kehadiran dua lelaki itu lagi. Anyelir hanya ingin hidup dengan tenang, sementara Desmond dan Sagara tidak akan pernah membuatnya hidup tenang.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang