Chapter 5

176 40 7
                                    

Cerita baru aku guys. Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Aku tuh suka bingung sama wattpad, setiap kali nulis cerita on going aja yang baca anyep banget. Giliran sudah tamat baru deh membludak. Suka penasaran kok orang-orang bisa ya cerita on goingnya sudah banyak yang baca. Apakah rahasianya? Kasih tahu author dong kalau ada yang tahu. Btw makasih udah mau baca...

***

"Sudah mau bertemu dengan Mama?" Baru saja Desmond membuka pintu ruangannya, suara wanita yang begitu dikenalnya itu sudah menyapa telinganya. Desmond memejamkan mata sambil mengumpat dalam hati. Namun bukan ibunya kalau tidak tahu apa yang dipikirkan oleh putranya itu.

Tamara, wanita blasteran berusia enam puluh lima tahun yang masih cantik itu duduk manis di kursi kerja Desmond sambil menyilangkan kakinya dan melipat tangannya di dada. Punggungnya dia sandarkan pada sandaran kursi. Mata Tamara menatap putra semata wayangnya dengan datar, namun kekesalan jelas terlihat di sana. Desmond tidak bisa menghindar lagi kalau tidak mau dikutuk sebagai anak durhaka. Mau tidak mau dia masuk ke dalam juga.

"Mama pagi-pagi sudah di sini saja..." kata Desmond acuh. Tentu saja mata Tamara langsung melotot.

"Ini sudah mau hampir jam dua belas siang dan kamu bilang ini masih pagi? Hebat sekali..." Tamara bertepuk tangan untuk menyoraki putranya yang kini salah tingkah. "Mama penasaran kalau jam segini kamu bilang masih pagi, malamnya versi kamu jam berapa?"

"Jam dua? Atau jam tiga?" Desmond menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sementara Tamara tidak berkomentar apa-apa. Meladeni Desmond sama saja membiarkan diri dilatih menjadi gila secara perlahan.

"Duduk!" Perintah Tamara tegas sambil menunjuk kursi yang ada di hadapannya dengan lirikan matanya. Buru-buru Desmond duduk di hadapan ibunya. Dia. Masih bisa santai karena sejujurnya Desmond sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh ibunya. Lagi-lagi dan tidak jauh-jauh seputar kehidupannya yang menurut ibunya itu terlalu berantakan sebagai manusia. Padahal kalau pandangan ibunya seperti itu, Desmond juga tidak keberatan kalau tidak dianggap sebagai spesies manusia oleh ibunya.

"Kamu nggak bosan-bosan apa diomelin Mama terus? Mama aja capek loh harus ngomelin kamu."

"Yang suruh Mama ngomel siapa? Kan Mama sendiri yang mau ngomel."

"Jawab terus! Jawab sekali lagi Mama pukul kamu! Kamu kira mentang-mentang badan kamu sudah besar Mama nggak bisa pukul kamu?!" Mata Tamara benar-benar hampir mau keluar sangking kesalnya.

"Jawab salah, gak jawab salah. Nasib laki-laki serba salah." Keluh Desmond pelan, tentu saja ibunya bisa mendengar karena Tamara langsung menghela nafas, sekaligus mengatur nafasnya yang sedikit memburu.

"Desmond, Mama sudah nggak muda lagi loh. Kamu kalau begini terus bisa bikin Mama cepat mati. Kamu mau Mama cepat mati? Lihat hari ini kamu telat meeting kan? Mama mati-matian belain kamu supaya nggak diamuk Papa. Tapi kalau kamu begini terus lama-lama Mama sama Papa yang ribut terus gara-gara kamu. Kamu kok jadi anak nggak ada pengertiannya sama sekali sih? Kalau kamu bisa hidup benar juga Mama nggak mau repot-repot ngurusin kamu." Benar kan apa kata Desmond, selalu ini yang dipermasalahkan ibunya. Selalu.

"Desmond kenapa sih Ma? Desmond kerja di perusahaan, pegang beberapa proyek dan semuanya selalu mencapai target. Terus apa lagi? Masa urusan pribadi Desmond juga gak bisa bebas. Aku kan juga butuh senang-senang, masa kerja terus gak pernah cari hiburan." Protes Desmond tidak terima.

"Hiburan kamu keluar masuk kelab malam, party pulang jam tiga subuh, besoknya ke kantor terlambat, terus jadi bahan gunjingan karyawan. Tahu nggak kamu jadi bahan gosip di kantor? Katanya Pak Desmond setiap hari mabuk terus, setiap hari terlambat terus ke kantor, kadang di ruang rapat malah tidur. Yang paling parah lagi kamu digosipkan penyuka sesama jenis sama beberapa orang! Mikir dong kamu!" Tamara gemas sendiri dengan Desmond. Kalau saja anaknya itu masih bisa dia tempeleng, sudah sejak tadi dia lakukan.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang