Chapter 7

149 31 5
                                    

Happy reading!!! Ini cerita baru aku setelah fabula tamat. Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote dan juga comment ya teman-teman. Terima kasih.

***

"Jadi tidak terpaku pada satu konsep saja. Karena EverGood Group ini kan punya banyak lini produk dan jasa yang biasa digunakan oleh masyarakat. Jadi kita akan menyesuaikan dengan si produk tersebut. Selain fungsi dan kegunaannya yang mau kita tonjolkan, kita juga mau menonjolkan poin utama yang perusahaan mau apa. Ada beberapa produk yang sudah sangat familiar di masyarakat, kami rasa kalau mengusung tujuan untuk brand positioning sepertinya kurang tepat karena produk-produk ini sudah punya posisinya sendiri di pasaran. Untuk brand-brand seperti itu kami lebih condong untuk menemukan inovasi dan ide-ide baru tentang apa saja sih yang bisa kita buat dengan brand tersebut. Mengemasnya dalam sebuah konten yang kekinian dan juga enak untuk disimak. Salah satunya dengan menampilkan Bapak sebagai icon EverGood sendiri."

Anyelir mengakhiri presentasinya dengan percaya diri. Sebelumnya mereka sudah melihat contoh yang Anyelir dan Sagara siapkan kemarin. Namun sepertinya presentasinya kali ini sedikit mengecewakan kalau melihat wajah kebingungan Bayu dan Willy, kecuali Desmond tentu saja. Mereka saling tatap satu sama lain. Hal ini tidak luput dari perhatian Anyelir dan Sagara.

"Pak Bayu dan Pak Willy apakah ada yang kurang dari penjelasan kami Pak?" Tanya Sagara pada dua orang tersebut. Mereka terlihat enggan menjawab, tapi keduanya langsung menatap Desmond dengan pandangan bingung. Sementara Desmond masih mengetuk-ngetukkan ballpoint nya ke meja. Beberapa saat setelahnya dia baru menyadari kalau Bayu dan Willy memperhatikannya. Seolah mengerti maksud kedua anggota timnya, Desmond langsung menegakkan duduknya.

"Oh..., masalah saya sebagai citra produk, sepertinya harus dipertimbangkan lagi karena orang-orang tahunya saya suka berpesta. Rasanya saya bukan role model yang cocok." Ujar Desmond kemudian memberikan cengiran nya karena tidak enak hati. Secara tidak langsung dia harus mengumbar citranya yang suka berkumpul dan berpesta bersama teman-temannya.

"Ada yang salah dengan itu Pak?" Tanya Anyelir bingung. Kini gantian Anyelir yang menatap bingung pada Desmond.

"Ehm, pesta setiap malam." Jawab Desmond dengan suara kecil dan membuatnya jadi salah tingkah.

"Oh begini Mbak, maksudnya Pak Desmond, kalau beliau diikutsertakan dalam setiap konten rasanya kurang etis mengingat kalau masyarakat mungkin sudah banyak tahu jika salah satu kegemaran Pak Desmond adalah ber..., pesta." Jelas Bayu dengan susah payah. Desmond langsung memijat kepalanya sambil menunduk. Begitu juga dengan Bayu yang menunduk karena tidak enak hati dengan penjelasannya barusan. Tapi mau bagaimana lagi, tetap harus dijelaskan kan kondisinya supaya mengerti.

"Lalu? Ada masalah dengan hal tersebut?" Anyelir mengerutkan keningnya bertambah bingung. Desmond dan Bayu sontak mengangkat kepala memandang Anyelir.

"Bukannya nanti malah merusak citra Mbak?" Celetuk Bayu. Anyelir mengerti sekarang kekhawatiran mereka. Dia tersenyum mendengarnya.

"Apa yang salah? Semua orang bisa melakukannya kan? Berpesta? Cuma bedanya nggak setiap malam. Lagipula Pak Desmond bukan orang yang aktif di media sosial membagikan kehidupan pribadinya, tidak pernah terlibat skandal apapun. Kalau masalah gaya hidup, orang di kota bukannya sudah biasa dengan gaya hidup yang seperti itu?"

Yang Anyelir katakan memang benar. Sebelum dia muncul dengan ide ini, dia sudah lebih dahulu melakukan riset tentang Desmond Yasawirya. Lelaki itu termasuk bersih dari skandal apapun. Tidak ada skandal dengan wanita, obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya. Kegiatan berpesta setiap malam yang banyak diperbincangkan orang juga tidak pernah meninggalkan rekam jejak negatif. Desmond tidak pernah terlihat mabuk sama sekali. Jadi seharusnya tidak ada masalah. Semua hal yang dilakukannya adalah hal yang masih dalam kategori wajar.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang