Chapter 12

137 31 8
                                    

Happy reading guys! Untuk part berbayar Another Life nanti ada yang mau voucher gak? Kalau mau jangan lupa follow IG aku ya, nanti kode voucher nya aku taruh di story. Gak banyak dan terbatas. Hahahaha. Kalau yang baca ceritanya banyak baru nanti kode voucher nya aku kasih banyak. Btw jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

"Mbak, mobil kantor gak ada ya?" Dewa bertanya pada Anyelir.

"Dibawa Gara kali, coba tanya ke bagian General Affairs..." Anyelir bingung pada Sagara. Lelaki itu padahal punya mobil sendiri. Tapi setiap kali keluar selalu saja kadang pakai mobilnya, kadang pakai mobil kantor.

Dewa mengangguk, dia langsung keluar dari ruangan untuk memastikan. Ya memang sih mobil kantor disediakan untuk keperluan karyawan. Masalahnya mobilnya cuma ada tidak dan itu pun gantian dengan beberapa tim yang ada. Untuk yang punya kendaraan sendiri biasanya mereka menggunakan kendaraan sendiri, toh bensin dan parkir akan diganti juga. Maksud Anyelir lebih kepada tolong pengertiannya.

Anyelir menghela nafas. Dia meraih ponselnya yang belum sempat diperiksa sejak pagi tadi karena sudah tarik urat uluan dengan Sagara. Dan sekarang lelaki itu pergi entah kemana. Awas saja kalau nanti sore tiba-tiba ada revisi dadakan, belum lagi kalau harus segera diselesaikan. Mungkin Anyelir benar-benar akan menelan Sagara hidup-hidup. Banyak pesan yang masuk, beberapa dari klien, tapi ada satu pesan menarik yang langsung Anyelir buka.

From : Desmond

Aku punya yang kamu butuhkan tentang sejarah itu. Aku jemput nanti sore di kantor kamu. Jam berapa kamu pulang?

Anyelir terdiam menatap pesan dari Desmond. Anyelir menebak-nebak apa yang akan Desmond lakukan. Apakah lelaki itu benar-benar akan membawanya ke perpustakaan di rumah kedua orang tuanya? Sebenarnya Anyelir tidak terlalu memikirkan perkataan Desmond kemarin. Lelaki itu hanya bergurau saja. Setelah menimbang-nimbang, Anyelir tahu harus menjawab apa.

To : Desmond

Kurang lebih jam tujuh. Aku tunggu kabar baiknya. Terima kasih karena sudah mau membantu. Jangan bohongi aku ya!

Anyelir tersenyum sendiri membaca jawabannya pada Desmond. Namun tidak lama senyumnya memudar. Selalu seperti ini. Anyelir nyatanya masih sama seperti Widuri kalau berhadapan dengan Hendrik dulu. Lelaki itu selalu bisa jadi pribadi yang menyenangkan, hangat, dan tentu saja membuatnya nyaman.

Kalau prasangka Anyelir benar, artinya dia juga harus mencari tahu tentang Sagara. Meskipun belum tahu caranya bagaimana. Tapi entah mengapa Anyelir yakin sekali Desmond punya kaitan dengan Hendrik. Dia hanya perlu mencari tahu bagaimana nasib Hendrik setelah kepergian Widuri. Intinya Anyelir harus memecahkan teka-teki tentang benang yang masih terikat itu. Perkara benang saja bikin dia pusing sampai ke kehidupan keduanya. Kalau sampai sekarang tidak terpecahkan juga dan suatu saat nanti dia harus kembali ke kehidupan berikutnya lagi Anyelir tidak mau. Terserah nasibnya mau bagaimana nanti dia tidak peduli.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang