BAB 18 : Indira Payah!

40 12 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA, YA!
TERIMAKASIH PARA READERS!

HAPPY READING

Sinar mentari menerangi sel 132, di dukung oleh cuaca yang terik dan cerah.
Sel 132 hening, tidak ada percakapan.
Bahkan, Aluna yang selalu bangun lebih awal masih berada di ranjangnya.

"Ck, tumben banget tuh anak lama bangun," decak Indira.

"Biarin lah, palingan mati tuh anak." Gishara terkekeh pelan. "Kan lo seneng dia mati."

"Tapi, kisah dia juga cukup menyedihkan ya." Indira menghembuskan napasnya kasar. "Jangan percaya Indira, gadis itu hanya membohongi lo agar dia ga di siksa lagi!" Indira kembali tersulut emosi mendengar perkataan Gishara, dia mengiyakan.

"Iya juga, bodoh banget gue!" tiba-tiba Anasera menoyor kepala Indira membuat Indira kesal. "Maksud lo apa?! Berani banget lo."

"Santai bro! Gue 'kan cuma bercanda, gitu ae marah, lo!" Anasera tersenyum sinis.

Indira menautkan kedua alisnya, dan tatapan matanya ia siniskan. "Males gue sama lo. Gue bosen nih, ayo siksa gadis lemah itu," usul Indira membuat Gishara dan Anasera tersenyum puas.

Mereka mendekatkan diri ke Indira untuk membisikkan suatu rencana.

"Vir, lihat tuh temen kamu," goda Amira.

"Temen kamu aja kali, Ra. Aku sih ogah banget gabung sama mereka." Zevira terkekeh pelan. "Mereka mau ngerencanain apa lagi, ya?"

"Nah, itu yang aku takutin. Pasti mereka punya rencana buruk," sela Amira.

"Alun juga tumben banget bangunnya lama, biasanya dia yang paling awal bangun," ujar Zevira dibalas Amira dengan mengedikkan bahunya.

"Bangunin, gih." Amira mengangguk dan berjalan ke arah ranjang Aluna.

"Aluna, bangun." Tidak ada jawaban sama sekali, Aluna tidak merespon. "Bangun, Aluna!" jerit Amira membuat Aluna terbangun dari tidurnya.

"Berisik lo! Ganggu orang tidur aja!" pekik Aluna.

"Aluna, kok kasar sih?" Amira memegangi bahu Aluna, tetapi ia tepis. "Gausah pegang-pegang gue, pergi lo! Berisik banget."

Amira memundurkan langkahnya, dia kembali ke ranjang Zevira dan memasang raut wajah heran.

"Apa ini? Aluna kok kasar?" Amira membatin khawatir akan kondisi Aluna.

Aluna menghela napas berat, lalu dia dihampiri oleh Indira and the geng.

"Mau apa lo?" sentak Aluna.

"Sekarang." Indira memberi kode untuk kedua temannya itu beraksi dan benar saja. Gishara dan Anasera memegangi tangan Aluna dan membawanya ke pojokan.

"Lepasin! Kampungan banget cara mainnya." Aluna membrontak, dia menendang perut Anasera dan meninju pipi Gishara membuat mereka terjatuh.

"Kurang ajar, lo!" bentak Indira.

"Kan udah gue bilang, jangan usik gue kalau gue ga usik duluan." Dia terkekeh pelan lalu memasang senyuman sinis. "Bandel sih, jadi ga seru deh mainnya."

1000/1 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang