Bab 10 : Aluna tidak siap kehilangan lagi

75 17 0
                                    

"Tuhan, kenapa hidup Aluna harus seperti ini?"

-Aluna Esha Gabriella-

————————————
Happy Reading
————————————‐

Pagi ini udara sangat sejuk dan menyegarkan, suasana Rumah Sakit juga tidak terlalu ramai.

Aluna terbangun lebih awal hari ini dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Aluna melihat Alula sudah tidak ada di dalam kamar rawatnya, Aluna memasang wajah lesuh dan mengingat kejadian kemarin malam.

"Alula sudah pergi? Dia masih marah pada Aluna?" Tanya Aluna pada dirinya sendiri.

"Oh iya, hari ini Alula sudah mulai masuk sekolah ... wajar jika dia sudah pergi sekarang," ujar Aluna sembari menghela napas cukup panjang.

"Pasti Mama lelah, Maaf ya Ma ... karena Aluna Mama harus jatuh sakit."

******

"Alula!" Pekik salah seorang teman Alula.

"Yasmin!!" Alula langsung memeluk Yasmin hingga mereka hampir terjungkal.

Yasmin Zavera Askara, teman sebangku dan teman dekat Alula. Anak dari Zavero Djanusa Askara seorang CEO sekaligus teman bisnis dari Elga.

"Tumben lo ga masuk kemarin? Lo sakit La?" Tanya Yasmin sambil merangkul Alula masuk ke dalam Kelas.

"Gapapa, ada kendala kemarin," jawab Alula singkat.

"Lo yakin La? Ga biasanya Lo ga datang 3 hari," ujar Yasmin meyakinkan Alula.

"Eh itu Bu Nara udah dateng, ayo lebih cepat duduk Yasmin," ucap Alula mengalihkan pembicaraan.

'Pasti ada yang Alula sembunyikan dari aku,' Yasmin membatin.

*****

"Mama kok ga bangun-bangun ya? Mama gapernah selama ini tidur sekalipun sedang sakit," pinta Aluna ragu.

"Aluna lumpuh, Aluna ga bisa jalan lagi ... bagaimana Aluna menghampiri Mama?" Aluna berusaha menggerakkan kedua kakinya yang kaku.

Dia mencoba berdiri dan berusaha menggapai kursi rodanya...

Tiba-tiba...

BRAKK!

Aluna tersungkur dan jatuh ke lantai, dia merasa menyerah.

"Aluna gabakal pernah bisa jalan lagi ya ...?"

Tiba-tiba Dokter yang merawat Aluna datang bersama perawatnya, Dokter itu terkejut melihat Aluna sudah jatuh tersungkur ke lantai. Dia meminta perawatnya untuk membawa Aluna naik ke atas ranjangnya lagi.

"Bagaimana kamu bisa jatuh Aluna?" Tanya Dokter itu perlahan.

"Aluna hanya ingin melihat kondisi Mama, Aluna khawatir dengan Mama Aluna," jawab Aluna sembari melirik ke arah Helena beberapa kali.

Sang Dokter pun memeriksa kondisi Helena, dan Dokter itu merubah ekspresinya menjadi murung dan lesu.

"Maaf sebelumnya Aluna, sebelumnya Dokter ingin menyampaikan bahwa Nyonya Helena sudah meninggal dunia ... saya turut berduka cita," pinta Dokter itu yang mampu membuat Aluna hancur sehancur-hancurnya.

1000/1 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang