Happy Reading
^
^
^
^Kabar duka yang mengakibatkan seisi kediaman Januarta begitu terpuruk. Mereka begitu kehilangan, seluruh rumah dibiarkan porak-poranda. Tak terbayang bagaimana hancurnya perasaan mereka setelah tau bahwa Aluna tidak akan pernah kembali ke rumah itu lagi.
Bukan karena tak ingin, kenyataan pahit yang menimpa mereka benar-benar membuat hati mereka seperti tersayat berkali-kali.
Seharian Alula berdiam diri di kamarnya, entah berapa juta bulir air mata ia jatuhkan. Alula benar-benar kehilangan dan menyesal.
Dia mengambil sebuah bingkai foto yang menampilkan Alula dan Aluna saling berpelukan. Melihat itu membuat Alula semakin larut dalam kesedihan.
"Kak, Alula minta maaf, maaf karena baru menyesal sekarang. Ternyata, Alula sejahat itu, Alula benar-benar jahat." Tangisannya semakin histeris.
"Kenapa kakak pergi secepat ini, kak? Alula belum siap, Alula belum menunjukkan piala kejuaraan Alula ke kakak. Balik yuk, kak? Kenapa kakak melangkah terlalu jauh?"
Kamar Alula benar-benar kacau bentuknya, barang-barang yang letaknya tak sesuai pada tempatnya semula, lantai yang dipenuhi dengan buku-buku kesukaan Aluna.
"Hancur kak, hati Alula benar-benar runtuh. Kenapa kakak sangat kuat? Kakak tetap kuat meskipun sudah kami caci maki berkali-kali, sudah kami hancurkan, dan kami bunuh perlahan."
***
Elga terduduk lemas di ruang rahasia miliknya. Di ruangan itu sangat banyak foto-foto dirinya dengan Melisa dan juga foto-foto Aluna yang terpajang di sana.
"Melisa, maaf ... aku benar-benar gagal menjadi seorang Ayah dan juga seorang suami. Aku benar-benar laki-laki berengsek, laki-laki yang pantas dihina, dicaci. Aku adalah Ayah terkejam, aku suami terburuk. Egoku sudah mengalahkan rasa sayangku. Maaf ... sekali lagi, tolong maafkan aku, Melisa."
Elga benar-benar tak berdaya, sangat banyak botol-botol alkohol di ruangan itu. Tangannya yang banyak terlihat lebam dan darah yang belum kering.
"Aku sayang dengan puteriku sendiri, aku menyayangi Aluna seperti aku menyayangi kedua anak-anakku yang lain. Tapi, rasa benciku lebih besar, Mel, aku sulit untuk menerima kehadirannya."
"Aku menyesal dan bersalah karena telah salah sangka pada dirinya, aku memasukkan dia ke penjara dengan tuduhan yang dirinya sendiri tidak pernah melakukannya. Nyatanya, yang seharusnya dihukum adalah puteraku, dan juga diriku. Aku begitu lemah, aku begitu tak berdaya untuk semua hal ini."
"Maukah kalian memaafkan diriku? Papa minta maaf sayang, Papa benar-benar bodoh, Papa benar-benar berengsek."
"Papa sudah tidak bisa bertemu kamu lagi, Papa juga tidak mengetahui di mana letak peristirahatan terakhir kamu." Elga menangis dan memukuli dinding berkali-kali hingga tangannya sendiri yang menjadi korbannya.
Situasi saat ini benar-benar tak terkendali, hubungan keluarga yang awalnya sangat erat itu bisa menjadi serenggang sekarang.
Retak dan hancur berkeping-keping, bahasa yang cocok untuk mendeskripsikan keadaan keluarga Januarta. Penyesalan dan sejuta kata maaf terus mereka rasakan serta lontarkan, begitu sakit dan tersayat hati mereka. Cahaya rumah itu meredup, bahkan, sudah tak bercahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000/1 | END
Teen Fiction[ DILARANG KERAS PLAGIAT⚠️ ] SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! JANGAN LUPA BERI VOTE DAN KOMEN! ------------- ------------- ------------- --------- Aluna Esha Gabriella, anak perempuan pertama keluarga Januarta. Gadis baik hati dan berha...