Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Sudah beberapa hari ini, Asahi tak pernah bisa tidur pulas. Perasaan resah dan gelisah di dalam dadanya terus menyelimuti hingga membuatnya selalu terbangun pada pukul dini hari.
Keringat bercucuran serta nafas tersengal, Asahi terbangun seolah baru mengalami mimpi buruk.
Bagi Asahi, mungkin mimpi buruk tak seberapa. Yang lebih buruk saat ini adalah kenyataan yang baru saja menampar hidupnya.
Setiap kali terbangun, hal pertama yang terbesit di ingatan Asahi adalah Ali.
Perasaan bersalah, menyesal, dan amarah pada dirinya di masa lalu membuatnya hampir kehilangan kewarasan.
Bagaimana bisa dia memperlakukan Ali seperti itu? Sedangkan selama ini, Ali adalah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya.
Asahi merasa sesak, benci pada dirinya sendiri. Menyesal sekarang tak berarti apa-apa, karena dirinya telah kehilangan sosok yang sangat berharga.
Asahi meraih handphonenya di atas nakas, melihat layar yang menunjukkan pukul 3 dini hari.
Lantas matanya melirik ke segala arah di kamar, tak ada sosok yang sedang dicarinya--Flora.
"Dia belom pulang lagi? Wahhh..." lirih Asahi frustasi.
Asahi menyingkap selimutnya, lalu berjalan ke arah dapur. Tepat di depan kulkas, Asahi tersandung dan hampir membuat dirinya jatuh.
Untungnya reflek Asahi cepat. Entah kenapa kepalanya terasa sangat berat saat ini.
Asahi mengambil gelas dalam lemari, lalu menuangkan air untuknya minum obat.
Sebelum itu, Asahi sempat terpaku menatap gelas putih polos dan terlukis satu bunga matahari yang sedang merekah.
Cantik--benar, karena gelas itu adalah favorit Ali dahulu.
Ali sangat menyukai bunga matahari--sama seperti ia menyukai Asahi. Jika ada hal yang bisa mewakili Asahi untuknya--itu adalah matahari.
Asahi menaruh kembali pil di tangannya ke dalam wadah--pil tidur.
Jika Ali tahu hal ini, ia pasti akan sangat kecewa. Asahi tersadar bahwa belakangan ini dirinya terlalu banyak mengonsumsi pil tersebut dan tak baik untuk kesehatan--ucapan Ali setiap waktu.
Asahi mengambil kunci mobil, lalu meraih hoodienya yang masih tergelatak di atas sofa.
Mengemudi tanpa tujuan sudah menjadi salah satu kebiasaan baru Asahi. Hal ini dilakukannya setiap ia merasa pening dengan semuanya.