Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Setelah pertemuan sore itu, siapa sangka bahwa Ali akan langsung datang menghampiri Jaehyuk yang sedang lembur di kantornya.
Tak peduli masih ada beberapa orang yang memperhatikan kehadirannya, tapi Ali tetap mantap melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan Jaehyuk.
"Ali?"
"Jae..." dengan wajah sembab dan mata yang berkaca, Ali berdiri di sana seperti orang tak berdaya.
"K-kamu kenapa--" Jaehyuk terkejut karena Ali menggenggam erat tangannya sembari menatapnya nanar.
"Bantu aku--bantuin aku buat ngelupain Asahi. Kamu bilang kamu suka aku, kan?"
Ali meneteskan air matanya tanpa ragu dengan sorot mata melas.
"Tolong... cintai aku, sayangi aku... buat aku jadi perempuan yang berharga dan jadi manusia paling beruntung, Jae."
Jaehyuk terkejut dengan semua penuturan Ali, tapi lebih terkejut lagi karena semua mata karyawan yang berada di luar sedang memperhatikan mereka berdua.
Jaehyuk meraih remot kecil di sudut mejanya, lalu menekan tombol off dan membuat kaca ruangan seketika blur.
"Aku juga mau bahagia, Jae. Aku gak bisa terus hidup ada di bawah bayang-bayang Asahi. Sakit--rasanya sakit banget sampai ngebuat aku pengen mati."
Tangisan Ali semakin keras, ia juga tak berhenti meremas erat dadanya yang terasa semakin sesak.
Jaehyuk menarik Ali ke dalam dekapannya, lalu beralih mengecup kening Ali tanpa ragu.
Hingga dirasanya Ali mulai tenang, Jaehyuk mulai memberi jarak di antara mereka. Jaehyuk memberikan tatapan hangat sembari tersenyum dan menghapus air mata Ali dengan jempolnya.
Beberapa detik saling memandang, Jaehyuk pun menarik Ali ke dalam dekapannya, lagi.
Terasa sangat hangat dan mendebarkan. Ini pertama kali Jaehyuk merasakan hal seperti ini saat berpelukan dengan perempuan.
"Kamu datang ke orang yang tepat, Al. Aku janji bakal buat kamu bahagia dan jadi perempuan yang paling beruntung di dunia."
🦋🦋🦋
Malam itu mereka habiskan berdua di sana. Di ruangan minimalis dengan cahaya redup dari luar.
Layaknya film yang menceritakan romansa tipis di kantoran, kini Ali mulai merasakan kantuk karena terus bersandar di pundak Jaehyuk.
"Jae?"
"Hm?"
"Jae... kayaknya emang bener, cuma dia yang berhasil ngerubah hidupku. Sedangkan aku? Aku gak ngaruh apa-apa selama hidup bareng dia..."
"Aku selalu berusaha biar dia terus jatuh cinta sama aku, tapi sepertinya... cintanya udah habis di orang lama, Jae."
Wajah Ali memelas, suaranya pun mulai terdengar parau.